16: Sandiwara

143 21 0
                                    

Pesta ulang tahun yang mewah untuk para siswa ini akhirnya berakhir. Kay tidak menyangka bahwa pada saat-saat terakhir pesta, semua fokus dan cahaya pada akhirnya jatuh lagi pada Win.

Dia memegang buku "Kumpulan Soal UN" yang sangat berat dan mengambil tagihan dari manajer restoran. Dia merasakan rasa kesepian dan kebencian yang besar di dalam hatinya.

Tapi sayang sekali kesepiannya tidak diperhatikan. Teman-teman sekelasnya masih membahas perkara yang terjadi pada Win dan Bright malam ini.

Siswa SMA Mahidol merasa seperti tidak ada tempat untuk melampiaskan keluhan mereka, jadi mereka dengan antusias menarik siswa dari sekolah lain untuk memberi tahu apa yang pernah terjadi di antara Win dan Bright.

Tapi cerita dan emosi mereka ditakdirkan untuk tidak bisa dipahami siswa sekolah lain. Setelah mendengar tentang kisah keduanya yang dulunya musuh sebelum liburan, mereka terdiam dan seterusnya berkata:

"Dalam hal bersandiwara, orang-orang di SMA Mahidol tidak bisa ditandingi!"

"Pertama-tama, kalian bilang Win gak tau cara berseluncur, dan sekarang kalian mau mencuci otak kami yang dulunya Win dan Bright itu musuhan. Ada apa dengan kalian anak Mahidol?"

"Apakah cara bermusuhan di SMA Mahidol seperti ini? Apa anak Mahidol punya kesalahpahaman tentang arti bermusuhan?"

"Ini mungkin adegan sandiwara terbesar yang pernah aku lihat. Bagaimana kalian anak-anak Mahidol bisa mencapai kesatuan seperti ini?"

"Sial, aku sepertinya sedikit iri. Aku juga pengen punya teman sekelas yang bisa berakting bersama."

"Oh, aku cuman mau satu aja, gak usah satu kelas."

"Aku gak sama. Apakah aku aja yang pengen tau seberapa menguntungkan menjual wortel sekarang?"

"Kamu percaya apa yang dikatakan anak Mahidol? Mungkin ini juga akting mereka!"

Siswa SMA Mahidol yang dengan jelas memberi tahu kebenaran tetapi tidak mendapatkan kepercayaan dari siswa sekolah lain: "..."

Untungnya, ada banyak siswa Mahidol di sini, mereka memahami satu sama lain.

"Jelas aku melihat mereka berkelahi di arena dengan mataku sendiri semester lalu. Tidak ada masalah dengan ingatanku kan?"

"Tidak, apa yang kamu ingat itu benar. Aku tidak hanya melihatnya, aku juga menyuruh mereka untuk berhenti berantem."

"Yah, bukankah orang-orang di kelas ketiga masih bertaruh yang mereka masih bertarung dengan satu sama lain sampai mereka lulus?"

"Iya iya, aku tau. Temanku di kelas tiga ada ngomong soal ini. Dan aku tahu yang hampir semua siswa kelas ketiga bertaruh yang mereka bakalan bertarung sampai lulus SMA. Aku menyesal sekali nggak bertaruh waktu itu!"

"Untung kamu gak bertaruh. Mereka ditangkap oleh guru pada hari pembukaan, dan semua uang mereka dirampas."

"Njir..... Jadi, ada siapa yang tahu apa yang terjadi selama liburan sekolah? Kenapa aku gak tau apa apa?"

"Iya! Perubahannya besar sekali. Seperti drama yang ditukar sutradara di tengah jalan."

"Jujur aja ya, sebagai siswa SMA Mahidol, aku sih senang sekali melihat mereka berdamai. Tapi, aku mau tau apa yang terjadi!!!! Prosesnya gimana!!"

"Aku cuman mau tau sekarang apakah Bright masih membutuhkan guru les!"

------------------------------------------------------------------------------------------

Suamiku, Musuhku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang