DUA

980 82 6
                                    

Langit masih diam saja. Pada akhirnya mereka menginap di mansion orangtua Yaksa.

"Kamu ganti pake ini aja." Yaksa memberikan satu setel piyama miliknya. Ia sangat tahu betul jika Langit akan terlihat tenggelam karena bajunya yang kebesaran, namun ia merasa Langit sangat lucu jika begitu.

Bukannya menerima piyama itu, Langit malah berkata, "Kak Yaksa, you are mine."

"Yes, i'm yours." Yaksa naik ke tempat tidur dan mencium bibir Langit dengan rakus.

Mereka bercumbu cukup lama, hingga Yaksa melepas pakaian Langit satu persatu. Langit sangat pasrah ketika Yaksa mencium lehernya hingga menghasilkan hickey sampai pada akhirnya Langit sudah bertelanjang bulat.

"I want you, Langit."

Langit tidak menjawab. Yaksa melepas pakaiannya sendiri satu persatu lalu kembali mencium bibir Langit dengan ganas.

"Boleh sekarang?" tanyanya.

"Yang kemarin masih sakit, Kak." lirih Langit namun Yaksa mengabaikan itu. Yaksa mulai memposisikan penisnya lalu dengan perlahan memasukannya ke dalam lubang Langit. "Ahh.."

Tanpa memberi jeda, Yaksa langsung memaju mundurkan penisnya di dalam lubang anal Langit. Langit hanya pasrah dan melenguh dengan apa yang dilakukan oleh Yaksa. Bagi Langit itu sangat sakit, apalagi dua hari kemarin juga mereka melakukan hal tersebut. Namun Langit juga masih bisa menikmatinya selama orang itu adalah Yaksa.

"Ahhh, Kak Yaksa." lenguh Langit. Langit bahkan sudah keluar berkali-kali, namun herannya Yaksa belum keluar sekalipun.

"Ahhh, Langit. You're so beautiful." Yaksa menghentakan penisnya dengan kasar di lubang Langit, membuat Langit menitikan air matanya.

"Ahhh, Kak Yaksa.. Pelan." ujar Langit sembari terus melenguh.

"Langit, i'm coming." detik berikutnya Yaksa menyemburkan cairannya di dalam Langit, sementara Langit sendiri menyemburkan cairannya hingga mengenai dada telanjangnya.

Pada akhirnya mereka bercinta hingga pukul 4 pagi, dengan Yaksa yang ejakulasi hingga 3 kali dan Langit yang entah berapa kali banyak ejakulasi. Setelah ejakulasi terakhirnya, Yaksa membatingkan tubuhnya di samping Langit yang sudah terlelap karena kelelahan tanpa melepas tautan mereka.

"Langit, thank you, sayang. I love you."

▸  ┈┈┈┈  ┈┈┈┈  ◂

"Mah, jangan egois! Yaksa udah punya pacar, Mah. Langit bahkan ada di rumah kita sekarang." ujar Yaksa dengan menggebu-gebu.

"Yaksa, realistis dong. Kamu itu udah mapan, lulusan universitas terbaik di luar negeri, kamu juga sudah tiga puluh tahun dan harus cepat-cepat menikah. Yaksa, Mamah mau kamu keturunan, sedangkan kalau kamu sama anak itu terus, bagaimana kamu bisa punya anak? Mamah maunya anak kandung bukan anak angkat."

"Kita sudah sering ngomongin ini, Mah. Yaksa tetap kekeh mau mempertahankan hubungan Yaksa sama Langit." setelah mengatakan hal tersebut, Yaksa beranjak meninggalkan Sarah yang masih berada di ruang keluarga.

Melihat Yaksa yang hendak ke kamarnya, membuat Langit sontak berlari ke kamar yang sebelumnya mereka tempati. Tanpa Yaksa ketahui bahwa Langit mendengar semua apa yang Sarah dan dirinya bicarakan.

▸  ┈┈┈┈  ┈┈┈┈  ◂

Setelah beberapa hari mereka kembali dari rumah Sarah, hubungan Yaksa dan Langit sedikit canggung. Entah, Langit merasa bahwa Yaksa sedikit mengabaikan dirinya akhir-akhir ini. Jika biasanya Yaksa akan memasakkan sarapan untuk mereka berdua, tetapi akhir-akhir ini Yaksa hanya menyediakan roti dan selai lalu berangkat duluan ke sekolah meninggalkan Langit yang masih di apartemen.

FALL  |  WinBrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang