EMPAT

771 87 20
                                    

Setelah seminggu lamanya ia beristirahat, akhirnya Langit kembali ke sekolah. Bukan, bukan karena dia ingin rajin. Sebenarnya juga Langit sangat malas tetapi ia berpikir meskipun dia bukan orang baik, setidaknya ia harus lulus SMA dengan baik.

Langit sedikit lebih tenang setelah mengetahui dia sedang mengandung. Jika biasanya ia akan menghabiskan waktu di markas di belakang sekolahnya dengan menghabiskan beberapa banyak batang rokok, namun kali ini dia menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk menumpang tidur.

Semenjak hamil, Langit merasa dia gampang mengantuk dan lapar. Karena itu dia selalu membawa snack di saku celananya kemana-mana.

"Pak, buku ini ditaruh dimana?" tanya seorang perempuan dengan rambut sebahu.

"Di rak paling belakang. Tolong susun dengan rapih ya, Neng."

Perempuan rambut sebahu itu mengangguk dan membawa beberapa tumpukan buku menuju rak paling belakang, tempat dimana Langit sedang tidur sekarang.

"Loh, Langit?"

Mendengar namanya disebut, Langit membuka kedua matanya dengan perlahan.

"Sorry, siapa ya?" tanya Langit ketika melihat wanita berambut sebahu itu.

"Rochelle. Gue sekelas sama lo." jawab Rochelle.

Langit menganggukan kepalanya. Ia sudah tidak ingin tidur sekarang, rasanya dia sangat lapar padahal dia merasa baru beberapa waktu makan.

"Gue ke kantin ya." pamit dia sebelum pergi. Namun belum juga melangkah, Rochelle menahan tangannya.

"Bareng. Gue juga mau ke kantin."

Langit hanya membiarkan Rochelle mengikuti dia. Jika sebelum hamil dia sangat suka diikuti cewek-cewek, sekarang dia malah risih.

Langit memilih duduk di kursi paling belakang dan terletak di pojok kantin. Jika sebelumnya Langit sangat suka tebar pesona, sekarang Langit malah sangat risih jika jadi pusat perhatian. Langit merasa banyak sekali perubahan sebelum dan sesudah ia hamil.

"Lo mau makan apa, Lang?" tanya Rochelle.

Langit terdiam sebentar. Membayangkan makan bubur ayam dengan kuah seblak membuat perutnya semakin lapar.

"Bubur ayam, tapi pakenya kuah seblaknya Mang Ebid."

Rochelle terkejut begitu mendengar pesanan Langit. Ternyata troublemaker-nya SMA Cendikiawan memiliki selera yang unik.

"Oh ya, Rose, eumm.. Yang pedas ya." ucap Langit.

Rochelle berlalu membeli apa yang Langit inginkan. Meskipun pesanannya agak aneh, tetapi Rochelle tetap membelikan itu.

Langit diam-diam mengusap perutnya. Ia sudah merasa perutnya sedikit membucit, bahkan abs yang berbulan-bulan dia bentuk sudah hilang karena perutnya yang membesar.

Kata dokter, usia kandungannya sudah mulai mau memasuki bulan kedua.

Membayangkan di dalam perutnya ada makhluk hidup membuat Langit meringis. Sekarang dia tidak hanya sendirian, ada bayi di dalam perutnya yang harus dia jaga.

"Lang, sorry ya lama."

Rochelle datang bersamaan dengan bubur kuah seblak yang dia inginkan. Melihat penampilannya saja sudah membuat Langit lapar.

Rochelle sendiri hanya pesan bakso. Mereka mulai memakan makanan masing-masing hingga akhirnya geng Orion datang menghampiri mereka.

Orion menumpahkan air dari botol kemasan yang dia dapatkan dati meja hingga mengenai makanan Langit.

FALL  |  WinBrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang