"Riana Antoinette, kamu pasti tahu dia, 'kan? Ibumu, ahh.. Ibu angkat kamu? Salah satu penari striptis yang terkenal di Ibu Kota yang kebetulan juga kekasih saya.."
Langit mencebik, "Lalu?"
"Dia jadi jalang saya karena uang, Langit. Kamu tahu? Tentu saja saya tidak akan menyia-nyiakan itu, tapi perlu kamu ketahui kalau aku.." Pak Daus menghampiri Langit dan berdiri di depannya, membuat Langit sontak menengadah. "Sengaja menerima Ibumu demi kamu, kau perlu tahu jika Riana tidak pernah bahagia bersamaku."
"Aku bisa melepaskan Ibu jalangmu, asalkan kamu mau menggantikan posisi dia. Tentu saja privasi akan saya jaga, dan nasib kamu sampai lulus dari sini akan baik-baik saja." lanjut Pak Daus tepat di samping telinga Langit.
Langit meremang. Sialan, dasar tua bangka mesum!
"Go away! Saya tidak butuh Anda." Langit mencoba berdiri namun nahas, Pak Daus malah menghempaskan tubuh Langit membuat Langit terjatuh terlentang tepat di bawah Pria Parubaya itu.
"Nasib Riana dan nasib kamu kedepannya ada di tangan kamu, Manis. Jadi jangan main-main."
"Hanya jadi 'anjing peliharaanku', semuanya akan baik-baik saja."
Jeff mendobrak pintu kamar Langit, hal tersebut membuat Langit sedikit terperanjat. Langit meletakan Arash yang sudah tertidur di box bayi bersama dengan Eden yang sudah tidur terlebih dahulu. Langit tahu betul apa yang akan dikatakan oleh Jeff, terlihat dari mimik wajah Jeff yang sangat kentara murka.
Pada akhirnya mereka duduk di ruang tengah, tepat di ruang tv mereka duduk berhadapan. Jeff dengan rasa geramnya, sedangkan sosok yang jadi alasan tersebut hanya merasa santai seolah dia tidak melakukan hal apapun.
"Jadi.." kata Jeff meminta penjelasan.
"Lo tau gue jago berantem, Jeff." jawab Langit enteng setelah menyesap jus alpukatnya.
Jeff meminjat kepalanya dengan pelan. "Lo benar-benar troublemaker ya, Lang. Nggak bisa ya sekali aja nggak bikin masalah."
Langit bersandar pada sofa dan mencoba menyalakan televisi, namun tentu saja ditahan oleh Jeff. Langit gila! Dia bisa sesantai itu setelah membuat Pak Daus masuk rumah sakit karena pukulannya.
"Ini bukan masalah sepele, Lang." kata Jeff.
Harga diri gue juga bukan masalah sepele, Jeff.
"Gue nggak takut." ucap Langit singkat.
Jeff menghembuskan napasnya dengan gusar. Langit keras kepala banget, ya!
Langit mengingat kembali kejadian siang itu. Ya, memang benar jika Langit memukul Kepala Sekolahnya. Namun itu juga bukan tanpa alasan. Langit sakit hati karena harga dirinya diinjak-injak oleh Si Tua Bangka itu. Bagaimana bisa Si Tua Bangka itu menyodorkan penis ke arah Langit? Rasanya ingin sekali Langit iris saat itu juga.
"Lo nggak akan tau, Jeff." ujar Langit sembari bersandar pada kepala sofa dan memejamkan matanya.
"Gue nggak akan tahu kalau lo nggak cerita!" balas Jeff.
"Gue hampir dilecehkan, puas sekarang?!" seru Langit dengan menggebu-gebu. Bisa Jeff lihat mata Langit yang berkaca-kaca.
Kentara sekali bahwa Langit tidak baik-baik saja.
"Terus lo mau gue diam aja ketika gue dilecehkan, harga diri gue diinjak-injak?" sarkas Langit. "Lo tau gue, Jeff! Gue nggak akan murka kalau nggak ada yang cari masalah duluan."
![](https://img.wattpad.com/cover/286931022-288-k976608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL | WinBright
Fanfiction𝐌𝐄𝐍𝐆𝐀𝐍𝐓𝐈𝐒𝐈𝐏𝐀𝐒𝐈 𝐀𝐆𝐀𝐑 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐓𝐄𝐑𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐊𝐄𝐒𝐀𝐋𝐀𝐇𝐏𝐀𝐇𝐀𝐌𝐀𝐍, 𝐒𝐈𝐋𝐀𝐇𝐊𝐀𝐍 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐈𝐍𝐈 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐌𝐄𝐋𝐈𝐇𝐀𝐓 '𝐓𝐀𝐆' 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐓𝐄𝐑𝐋𝐄𝐁𝐈𝐇 𝐃𝐀𝐇𝐔𝐋𝐔. 𝐓𝐄𝐑𝐈�...