ENAM BELAS

546 63 22
                                    

Yaksa menutup pintu kantornya dan duduk di sofa tepat samping Mike, asistennya. Mike tertawa sembari tepuk tangan dengan girang, hal tersebut tentu saja membuat Yaksa mengernyitkan dahinya karena bingung.

"Kenapa?" tanya Yaksa.

Mike masih tertawa, hal tersebut tentu saja membuat Yaksa jengkel. Hell, ada apa sih emangnya?

"Berhasil dapat info tentang bayi itu?" tanya Yaksa lagi.

"Demi Tuhan, Sa, lo pasti nggak akan nyangka!" sahut Mike semakin membuat Yaksa kebingungan.

Mike menyodorkan berkas-berkas membuat Yaksa langsung merampasnya dan membacanya dengan seksama.

"Bayi itu anak kalian berdua, gue juga bingung kenapa bisa gitu," Mike memperhatikan Yaksa yang sedang terperangah setelah membaca satu persatu kata dalam berkas tersebut. "Sangat di luar nalar, kan? Bagaimana bisa.. Wow!! Seorang Adhiyaksa Ivander selama ini adalah sosok ayah!"

"Mike, ini lo pasti salah, kan?" Yaksa menatap Mike dengan tajam, berharap bahwa Mike akan menjawab 'Tentu saja, gila kamu ya!' tapi nyatanya Mike mengangguk mantap dan menatap Yaksa dengan tajam, tampak sekali dari kedua bola matanya bahwa sahabat sekaligus asistennya tersebut sedang tidak bercanda.

"Ini serius, gue juga sudah cek berkali-kali dan hasilnya tetap sama. Gue sudah tes DNA dari rambut lo dan anak-anak dia, hasilnya tentu saja cocok." ujar Mike membuat Yaksa memukul kepalanya dengan frustasi.

"Mike, astaga, gue harus apa?" lirih Yaksa.

Mike mengangkat kedua bahunya tak acuh. Astaga, ini mimpi kan? Yaksa masih belum siap dengan kejutan ini.

Panggilan telepon masuk membuat Yaksa langsung melihat layar tersebut dan terdapat nama Alina di sana, tak ingin mengulur waktu lagi akhirnya Yaksa mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Kau tau Jayden? Sekala sedang sakit dan dia melindur menyebut nama dia."

"Saya tidak tau, Alina. Tapi saya bisa suruh Mike cari tau tentang dia."

Mike yang mendengar hal tersebut menatap Yaksa dengan heran dan menunjuk dirinya sendiri seraya mengatakan. "Gue lagi?" tanpa suara.

"Hm, katakan padanya Minggu depan saya akan berkunjung." ujar Yaksa sebelum akhirnya menutup telepon.

"Demi Tuhan, Adhiyaksa, gue baru selesai cari tau tentang dua bayi itu." ujar Mike dengan nada frustasi.

"Namanya Eden dan Arash, Mike, bukan dua bayi." kata Yaksa mengoreksi.

Mike menghentakan kakinya. "Setelah ini selesai pokoknya gue mau minta cuti dua minggu!" seru Mike, yang tentu saja dibalas gelengan oleh Yaksa.

"Dua hari." kata Yaksa.

Mike menggeleng tidak terima. "Harus dua minggu! Lo nggak tau gue hampir stress handle sebagian tugas lo, lalu kemarin gue cari tau tentang dua anak lo sampai gue begadang dua malam. Gue nggak mau tau pokoknya lo harus terima permintaan cuti gue buat dua minggu ini atau gue—"

"Dua hari atau nggak sama sekali." ucap Yaksa mutlak.

"Fine! Tahun baru nanti lo harus kasih gue tiket liburan ke Jepang sama pacar gue." nego Mike.

"Oke! Gampang itu, sekarang cari tau tentang Jayden. Gue kasih lo waktu satu hari." kata Yaksa.

"Yaksa, lo gila?!!" balas Mike tidak terima.

・゜✭・.・✫・゜・。.

・✫・゜・。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FALL  |  WinBrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang