LIMA BELAS

543 72 24
                                    

- Jangan lengah, saya bisa saja memberitahu satu dunia jika seorang pelajar SMA memiliki anak bersama Adhiyaksa Ivander. Berita hebohnya seorang laki-laki yang mengandung bayi itu. -


Jeff mengernyit, anak bersama Adhiyaksa Ivander? Maksudnya?

Jeff meremas kertas tersebut dan melemparnya pada tong sampah mini yang berada di kamarnya.

Tak ingin salah paham lebih banyak, akhirnya Jeff menghampiri Langit yang tengah mengemas beberapa baju milik Eden dan Arash pada koper. Ya, Langit akhirnya jadi untuk pindah ke kontrakannya sendiri yang letaknya tidak jauh dari kota.

"Bisa bicara sebentar?" ujar Jeff tanpa basa-basi lebih lanjut.

Langit mengangguk lalu mengikuti Jeff untuk duduk di balkon apartemen. Sejuk, syukurlah malam ini tidak terlalu dingin sehingga mereka nyaman untuk berbincang di sana.

"Are you okay? Sorry, Lang, gue mau nanya sesuatu. Gue pikir ini hal yang sensitif, lo nggak pa-pa?" tanya Jeff.

Terlihat Langit yang terdiam sejenak, mempertimbangkan apa tidak masalah dia mengiyakan hal tersebut mengingat Jeff mengatakan itu adalah hal yang sensitif.

Setelah beberapa menit hening, Langit mengangguk. Ia menatap netra Jeff dalam, berharap itu adalah hal yang tidak begitu menyakitkan.

"Sorry, tapi.. Adhiyaksa Ivander apa benar—" Jeff melihat tubuh Langit sedikit menegang ketika mendengar nama asli Yaksa disebut. "Sorry Lang to the point, apa benar Pak Yaksa itu ayah kandung Eden Arash?" lanjutnya lagi.

Hening. Jeff yang menunggu Langit menjawab, sedangkan Langit sendiri bersusah payah mengontrol dirinya sendiri agar tidak menunjukan reaksi yang terlalu berlebihan.

"Kenapa, Jeff? Kok tiba-tiba penasaran ayah kandung anak gue?" ujar Langit, tak menjawab poin pertanyaan dari Jeff.

"Itu nggak benar kan, Lang? Sorry,"

"Kalau iya, kenapa?" ucap Langit spontan sebelum Jeff sempat menyelesaikan ucapannya. "Kalau iya, kenapa?" tanya Langit lagi mengulang pertanyaan yang sama.

"Lo tau Pak Yaksa—"

"Iya Jeff, gue tau, Pak Yaksa punya istri, bahkan sekarang istrinya sedang hamil anak mereka. Nyatanya," Langit kalah, nyatanya ia tetap menangis ketika membahas perihal dirinya dan Yaksa. "Gue hamil anak dia, Jeff. Kita dulu pacaran bahkan dari gue masih SMP."

"Lo nggak nyangka, kan?" tanya Langit dengan sedikit sindiran untuk dirinya sendiri.

Jeff berdeham, mencoba mengerti apa yang terjadi pada sahabatnya tersebut.

"Gue sama dia putus karena dia akan menikah dengan Alina, sementara nggak lama setelah itu terjadi gue hamil anaknya. Tak terduga, gue juga nggak mau semua ini terjadi." ujar Langit lagi mencoba mengingat kejadian saat itu.

"Kalau gue bisa minta, gue akan minta buat nggak bertemu Adhiyaksa sama sekali. Why? Gue tau dia adalah sumber dari kebahagiaan gue, tapi di sisi lain dia juga penyebab luka yang paling sakit dan yang nggak pernah ada penawarnya. Di sisi lain lagi gue bersyukur karena Yaksa kasih gue dua malaikat kecil,"

Jeff memeluk Langit, erat sekali. Langit pun menumpahkan air matanya pada dada bidang sahabatnya tersebut. Jeff benar, yang Langit butuhkan kini hanyalah pelukan.

Langit tidak tau dari mana Jeff ingin mengetahui perihal ayah kandung Eden dan Arash karena memang selama ini Jeff tidak pernah menanyakan hal tersebut secara terang-terangan, Langit pun tidak berniat memberi tau sahabatnya itu. Bukan apa-apa, hanya saja rasanya sakit sekali ketika mengingat hal lampau perihal dirinya dan mantan kekasihnya tersebut.

FALL  |  WinBrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang