DELAPAN BELAS

638 65 19
                                    

Yaksa tersenyum canggung, ia berbaring lalu menatap Langit dengan tatapan genitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yaksa tersenyum canggung, ia berbaring lalu menatap Langit dengan tatapan genitnya. "Kenapa memangnya? Kamu mau saya tinggalin Alina dan kembali sama kamu? Astaga, Langit, sudah saya duga kalau di sini kamu yang nggak mau pisah sama saya." ucap Yaksa dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Lo gila?!!" seru Langit.

Yaksa berhenti lalu menuju ke dapur. "Saya bikinin kamu Bulgogi ya. Masih suka Bulgogi, kan?" ujar Yaksa seraya tangannya bergelut dengan beberapa bahan makanan yang telah dia ambil dari kulkas.

"Great! Arash selalu makan dengan lahap." puji Langit dengan bangga melihat mangkuk Arash yang sudah kosong. "Eden, melonnya tidak boleh dibuang, sayang." lanjut Langit lagi seraya merapihkan kekacauan yang dibuat oleh Eden.

Yaksa yang memperhatikan kejadian itu tersenyum. Manis, pikirnya. Ternyata rasanya seperti ini kebahagiaan karena melihat orang yang kita sayangi bahagia, meski hanya dengan tindakan-tindakan kecil.

・゜✭・.・✫・゜・。.

"Jay, Mam! Ala mau ketemu Jay!"

Sekala meronta pada pelukan Sarah. Usia kandungan Sekala sudah memasuki bulan ke lima, semakin berjalannya waktu, Sekala memang sudah terbiasa dengan kandungannya, namun tidak dengan sosok yang disebut 'Jay' itu.

Sarah sudah tau jika Jay adalah kekasih anaknya, Sekala. Namun tetap saja, Sarah tidak menyetujui hubungan itu karena selisih umur yang begitu kentara. Sarah juga masih ingin Sekala mengejar cita-citanya untuk menjadi dokter, bukan langsung berhubungan dengan orang lain dan menjalin ikatan abadi.

"Jay, Mama! Jay! Ala mau sama Jay!" seru Sekala di tengah-tengah tangisannya. "Lepasin!" lanjutnya seraya meronta.

"Iya, sayang. Nanti ya, nanti kita ketemu sama Jay." ujar Sarah dengan lembut, tangannya tidak berhenti mengusak surai lembut anaknya.

"Jay, Mam. Jay, Sekala cuma mau sama Jay." ujar Sekala dengan tangisan putus asanya.

Selama ini Sekala sudah cukup sabar. Namun kali ini, entah dorongan dari mana rasanya ia sangat ingin bertemu dengan kekasihnya tersebut. Apalagi mereka sudah putus kontak semejak pindahannya ke California.

Jayden apa kabar ya? Apa pernah Jay mencari dirinya? Apa pernah Jay merindukan Sekala, seperti Sekala merindukan sosok dewasa itu?

・゜✭・.・✫・゜・。.

Yaksa masuk ke unit apartemen dengan satu kantong kudapan di tangannya, Buggeoppang, Langit sangat menyukai jajanan khas dari Negeri Ginseng tersebut.

"Hallo, Dad pulang!"

Sudah satu bulan mereka tinggal bersama, sapaan tersebut sudah menjadi kebiasaan untuk Yaksa setiap pulang dari kantor. Langit masih menolak Yaksa untuk tidak menyebut dirinya 'Daddy', namun ketika Langit keras kepala, Yaksa lebih keras kepala dari itu. Yaksa tetap menyebut dirinya 'Daddy' bahkan kini sudah menjadi kebiasaan.

FALL  |  WinBrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang