SEMBILAN

596 61 11
                                    

Langit masih menatap Wanita Dewasa di depannya. Wanita tersebut terlihat anggun, tentu saja karena beliau Sarah Ivander, wanita yang merupakan Ibu dari mantan kekasihnya.

Sarah meminum tehnya kembali lalu menatap Langit dengan tajam. "Langsung saja, saya mau kamu jauhi Adhiyaksa. Dia sekarang sudah berkeluarga."

Langit mendengus, lagi pula siapa yang mendekati Yaksa?

"Maaf nyonya, nyatanya saya tidak mendekati anak anda sama sekali. Seperti yang anda mau dari satu tahun yang lalu, saya menjauhi Yaksa dan merelakan dia menikah dengan wanitanya. Saya sama sekali tidak mendekati Yaksa karena mulai dari satu tahun yang lalu saya tidak lagi membutuhkan anak anda."

Sarah berseringai. "Adhiyaksa kembali memegang tugas konseling di sekolah, bukankah itu karena kamu, Jalang Kecil?"

Langit merasa dadanya seperti diremat keras. Sial sekali, kenapa rasanya sakit sekali dikatakan 'jalang' oleh orang yang sialnya adalah nenek dari anak yang dikandungnya?

Langit terkekeh, dia berusaha agar tidak terlihat gentar di depan orang yang telah merendahkannya. "Dia memang kembali, tapi itu sama sekali bukan saya yang minta. Apa itu masih salah saya, nyonya? Bukannya anak anda sendiri ya yang minta karena dia memang belum melupakan mantan kekasihnya?"

"Saya pikir cukup untuk hari ini." Langit berdiri lalu merapihkan kemeja sekolahnya. "Pikirkan kembali, Nyonya. Saya permisi kalau begitu."

Langit berjalan dengan terburu-buru menuju sepeda motornya. Berhadapan langsung dengan Ibu dari Yaksa membuat Langit tidak kuat lagi membendung air matanya. Rasanya sakit sekali bertemu dengan salah satu sosok alasan dia berpisah dengan Yaksa. Jujur saja Langit masih belum rela, namun apa boleh buat lagi?

Langit memakai helm-nya dengan tergesa. Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, seharusnya sekarang dia sudah di apartemen. Langit mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Baginya, tidak ada yang lebih penting dari keinginannya untuk cepat-cepat sampai ke apartemen dan bertemu sengan Arash dan Eden.

Setelah sampai di area apartemen, Langit langsung meletakan motornya di tempat parkir. Rasanya hari ini sangat melelahkan, apalagi setelah bertemu dengan Sarah, ibu Yaksa.

"Hallo, squishy!" sapa Langit begitu memasuki ruang tengah, tempat dimana Arash dan Eden sedang bermain.

"Bersih-bersih dulu baru boleh nyentuh Kembar." ucap Jeff yang baru datang dari dapur. "Gue masak, lo nanti makan, ya? Udah gue siapin di dapur."

"Lang, lo akan datang ke party nanti malam?" tanya Jeff kemudian.

Langit mengangguk. "Tentu, Rochelle ulang tahun masa gue nggak datang."

"Jangan pulang terlalu larut ya." kata Jeff.

"Aman!!" teriak Langit dari kamar mandi.

Ulang tahun Rochelle akan dirayakan malam ini. Meskipun Rochelle tergolong anak yang pendiam, namun remaja tersebut memiliki banyak sekali teman sehingga ulang tahunnya kali ini pasti akan ramai, apalagi dia merayakannya di gedung hotel. Langit dan Jeff tentu saja termasuk dalam kategori tamu undangan, bahkan Langit mendapatkan card khusus dari Rochelle agar dia tidak menyia-nyiakan kesempatannya.

・゜✭・.・✫・゜・。.

Keduanya terus menarik napas dengan keadaan sama-sama tanpa busana. Wajah Langit merona, terlihat sekali bahwa keadaan dia tengah mabuk. Sementara sang partner— Yaksa masih dalam keadaan sadar.

"I'm sorry, Lang. Gue cinta banget sama lo, maaf gue selalu jadi lelaki berengsek buat lo." ucap Yaksa sembari memaju-mundurkan miliknya dalam lubang Langit.

FALL  |  WinBrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang