Prolog

16.3K 873 22
                                    

Dentuman musik memekakan pendengaran dan cahaya remang-remang mengisi tempat favorit bagi siapa saja yang ingin bermain-main, mencari mangsa serta untuk menenangkan diri.

Lantai dansa dipenuhi lautan manusia. Sang DJ semakin asik memainkan musik dan disambut antusias para pengunjung malam ini.

Hari semakin larut dan semakin banyak pengunjung yang datang, hingga lantai atas pun terisi penuh. Maklum saja, malam ini adalah malam minggu.

Para bartender dan pelayan semakin sibuk melayani pengunjung yang memesan bergabai macam minuman, mulai dari non alkohol hingga kadar alkohol yang tertinggi.

Beralih pada tempat yang tersedia sofa serta meja bundar di dekatnya, ada seorang pria yang setengah mabuk mengedarkan pandangannya mencari mangsa yang mampu menarik dirinya. Namun, sedari tadi ia tidak menemukannya meski banyak yang main mata padanya bahkan secara terang-terangan menggodanya.

"Lo mau gue cariin gak?" Tawar temannya membuatnya menoleh pada temannya yang berada di sofa tunggal sedang dirayu dua wanita yang pakaiannya menggugah hasrat para lelaki.

"Gak usah." Jawaban yang dilontarkan Saren membuat Paki tertawa merasa aneh pada temannya yang dijuluki penjahat kelamin tersebut.

"Belum ada cewek yang bikin gue horny." Lagi-lagi Paki tertawa mendengar nada melantur Saren yang ia yakini pria itu telah mabuk.

"Salah satu dari mereka gak ada bikin lo horny?" tanya Paki menunjuk kedua wanita yang sedang mengapitnya.

Saren menatap kedua wanita itu secara bergantian lalu menggeleng pelan dan kembali mengalihkan pandangannya ke arah lantai dansa hingga pandangannya menangkap seorang wanita yang berpakaian beda dari semua wanita yang berada di tempat ini.

Mata tajamnya enggan berkedip memperhatikan wanita yang mengenakan celana training, baju kaos serta jaket berwarna abu-abu dan rambutnya dikuncir tinggi-tinggi.

Wanita itu sepertinya sedang tersesat, pikir Saren yang mulai menghampiri wanita tersebut yang menarik perhatiannya.

"Hei lady!!!" teriak Saren agar wanita itu mendengarnya karena suara musik begitu keras. Dan berhasil, wanita itu menoleh menatap Saren datar.

Saren bisa melihat detail wajah wanita tersebut. Alisnya tebal alami dan kelihatan tidak pernah dicukur rapi. Hidungnya mancung serta matanya belo dan jangan lupakan bibir tebal bagian bawah yang membuat Saren ingin semakin menebalkan bibir wanita tersebut.

Saat Saren ingin melakukannya, ternyata wanita itu yang lebih dulu memajukan wajahnya.

Saren menyeringai, ia mengangkat tangannya ingin memegang tengkuk wanita itu.

Bugh!

Bukan untuk mencium, tapi untuk membenturkan kening mereka berdua membuat Saren menjerit tertahan.

"Akhirnya gue bisa balas lo sialan!!" Teriak wanita itu. Saren menegakkan kepalanya masih memegang keningnya yang berdenyut sakit bahkan lubang hidungnya mengeluarkan darah karena hidungnya juga menjadi korban.

"Lo!!! Vio?!" Saren yang awalnya ingin marah, diurungkan saat melihat lebih jelas wajah wanita di hadapannya.

"Ternyata lo masih inget sama gue, kampret!!!" Saren mendapat dua kali hantaman di kepala. Benar-benar kepala Viora keras seperti batu hingga membuat Saren pingsan, serta kedua lubang hidungnya mengeluarkan darah.

***

HAHAHA

Yang udah ikutin series bittersweet, masih ingat ga? Pas di cerita Odit. Awal-awal chapter, pas malam perpisahan, kening Vio benjol karna ulahnya Saren. Tapi Vio ga sempat balas karna Saren kabur. Dan akhirnya bisa bales😂

Sebelumnya Nanas kasih tau kalau Saren ini sepupunya Iyo. Sebelas dua belas lah sama kayak Iyo sebelum nikah sama Kirana🤭

See you the next chapter
Salam manis dari NanasManis😉
03/10/21

Bittersweet Enemies Be LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang