Entah apa yang Saren sampaikan pada Mama membuat Mama sumringah sepanjang waktu dan tiba-tiba mengatakan jika Saren mengajak keluarganya untuk makan di luar sana. Awalnya Mama yang menawarkan, mengundang Saren untuk makan di rumah orang tuanya, tapi Saren menolak dengan halus dengan alasan tidak ingin merepotkan Mama. Sebagai gantinya makan di sebuah restoran.
Viora merasa dongkol.
Semuanya hanya pura-pura, bukan?
Kenapa ia merasa semua ini sungguhan? Hubungannya Saren sungguhan.
Tidak ingin mendebat Mama atau nantinya ia ketahuan, jadi ia iya-iya saja.
Di sinilah keluarga Viora berada di salah satu restoran bintang lima Zalary Rish. Harga per menu yang membuat mata Viora melotot. Saren benar-benar totalitas menjadi kekasih palsu.
Ia tidak akan mengganti uang yang dikeluarkan Saren. Salahnya pria itu yang mengajak keluarganya makan di restoran mahal ini. Padahal makan di warung pecel lele keluarganya tetap bahagia.
Viora memutar bola mata jengah melihat kelakuan Nina yang norak melakukan selfie, bahkan memotret Mama dan Abah, lalu dirinya dan Saren.
Awalnya Viora menolak, tapi Saren membujuknya membuatnya akhirnya mengulas senyum tipis menatap kamera ponsel Nina.
Untung saja mereka berada di ruang privat jadi pelanggan yang lain tidak melihat kenorakan adiknya yang heboh sendiri, bahkan Mama ikut-ikutan. Katanya akan diunngah di media sosial miliknya. Sudah tau Mama mau pamer.
Saat keluarganya asyik sendiri seraya menunggu hidangan, ia menoleh menatap Saren yang langsung membalas tatapannya. "Apa?"
"Gue gak bakal gantiin duit lo buat ini semua!" desis Viora pelan agar hanya Saren yang mendengarnya.
"Gak usah ganti. Ya namanya juga pacaran, kita gak boleh saling perhitungan."
"Kita pacaran pura-pura! Lo gak usah baper!" Rasanya Viora ingin menjitak kepala Saren. Pria itu diam dan sedikit menjauh darinya membuatnya memicing kesal.
Pasti merajuk lagi.
Dan Viora tidak peduli.
***
Saren benar-benar merajuk. Biasanya jika pagi hari akan bertandang ke rumah dan mengirim spam chat atau meneleponnya terus menerus. Hingga hari ketiga pria itu tak muncul dan tak ada kabar.
Entah kenapa Viora merasa kesepian....
Tersadar dengan pikirannya sendiri, ia segera menggelengkan kepalanya. Lalu memukulnya.
Tidak mungkin kan Viora telah terbiasa dengan kehadiran pria itu?
Daripada ia merinding karena pikirannya terus menerus tertuju pada Saren, ia memutuskan untuk keluar. Mengendarai motor kesayangannya.
Odit telah pulang ke Amerika, begitupun Salena pulang ke Bali. Jika ke rumah Nasha, ia tidak ingin melihat kemesraan temannya itu dengan Bara. Tau jika Bara telah pulang dari kantor karena hari mulai petang.
Viora memutuskan ke sebuah coffee shop. Tidak peduli dengan pakaiannya yang tidak semewah para remaja yang nongkrong di sana. Hanya mampu menggeleng melihat beberapa anak remaja itu yang berpenampilan layaknya orang dewasa. Bahkan ada sekelompok yang masih mengenakan seragam sekolah, hanya menutupi kemeja seragamnya mengguanakan kardigan rajut atau sweater.
Memilih duduk di bangku untuk dua orang dekat dengan dinding kaca. Ia menyeruput minumannya seraya menatap ke arah luar. Sosok June yang baru turun dari mobil menarik perhatiannya.
Wah! Karena gabut, ia berkendara sangat jauh. Hingga tiba di sini, daerah sekitar kantor tempat June bekerja. Benar-benar tidak menyangka dengan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Enemies Be Lovers
Romance•Bittersweet Series 4• _____________ Tuntutan dari orang tua agar ia menikah membuatnya jengah. Ingin rasanya lenyap saja jika setiap harinya di suguhi pertanyaan 'Kapan Nikah?'. Tidak akan teradi perang dunia ketiga jika ia tak menikah, bukan? Usi...