Hana (POV)
“Nikky belum juga kembali, tidak apa-apa kami pulang sekarang?” tanya Chase. Aku mengangguk kecil, “Hati-hati di jalan, tidak lucu jika besok kalian muncul di surat kabar dengan judul pasangan calon pengantin kecelakaan dimalam sebelum pesta pernikahan mereka,” ujarku. Chase dan Aiden tertawa.
“Baiklah, sampai jumpa besok. Jangan lupa besok kau datang lebih awal karena kau harus di make up secantik mungkin,” kata Aiden menepuk pipiku pelan, “Aku sudah cantik,” kataku, “Aku ingin kau lebih cantik,” balas Aiden. Aku mengangguk patuh.
Aiden mengecup pipiku, setelahnya Chase pun mencium pipiku lalu mereka berdua berpamitan pulang. Aku masih melambaikan tanganku sampai mereka hilang masuk ke dalam lift.
Pintu sebelah, flat Elias tampak sepi. Aku menghela napas berat teringat sikap kasarku padanya tadi. Elias pasti sangat marah padaku, aku menyesal telah membuatnya kecewa tapi kupikir itulah cara terbaik untuk membuat ia benar-benar menerima kenyataan tentang kami.
Aku melangkah gontai memasuki kamar, melepas pakaianku lalu tidur tanpa Nikky karena aku yakin ia tidak akan pulang malam ini.
Esok harinya, ponsel yang berdering membangunkanku. Aku menyipit kesal membaca siapa perusak pagiku, “Apa?!” semburku kesal.
“Wow sorry miss jika aku membangunkanmu, tapi kau bilang aku harus menjemputmu pagi ini,” sahut Ty si penelpon. Aku mengerang kesal melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah delapan pagi.
“Naiklah, buatkan aku sarapan,” kataku. Ty berseru patuh.
Aku mengerang malas diatas kasur yang hanya ada diriku sendiri. Nikky belum juga kembali. Kupikir mereka melewati waktu yang menyenangkan untuk kelangsungan hubungan mereka. Aku tersenyum senang membayangkan Nikky dan Elias menjalin hubungan serius.
Jika Elias menjadi pacar Nikky maka ini akan menjadi hubungan serius Nikky setelah putus dari Micha karena selama ini ia terus berganti-ganti pasangan hanya untuk kesenangan belaka. Lalu untuk Elias, mungkin ia akan menemukan kebahagiaan yang ia cari selama ini.
Untuk diriku? Aku cukup bahagia jika mereka berdua bahagia. Elias dan Nikky adalah dua pria yang berarti dalam hidupku dan aku ingin mereka menemukan kebahagiaan itu dari kebersamaan mereka karena aku tau aku tak bisa berbuat banyak untuk mereka.
Bel berbunyi, aku segera bangun dari kasur berjalan malas keluar kamar. Dari intercom kulihat Ty sudah berpakaian rapi. Ide iseng terlintas diotakku.
“Good mor—“ Ty tebelalak dan mulutnya terbuka lebar ketika aku membukakan pintu. Susah payah aku tidak terbahak didepannya.
“Silahkan masuk, kau bisa masak kan? Aku mandi dulu,” kataku berjalan membelakanginya yang aku yakin masih terbelalak melihat aku yang hnya memakai kaos besar tipis apalagi didalamnya aku tidak mengenakan bra dan lagi aku hanya memakai celana pendek.
Ty ternyata masih terdiam ditempatnya, “Hey!” panggilku. Ty mengerjap lalu masuk terburu-buru hingga membuat ia tersandung, “Kau baik-baik saja?” tanyaku tersenyum geli. Ty mengangguk.
“Bahan-bahan ada di lemari pendingin, aku akan bersiap-siap selagi kau masak,” kataku. Ty mengangguk. Aku tersenyum geli melihat mata Ty yang mengarah ke dadaku.
Aku berjalan meninggalkannya lalu tertawa terbahak-bahak di dalam kamar. Melihat orang lain menatapku dengan pandangan memuja dan kagum selalu membuatku terhibur. Bukan salahku jika aku punya tubuh yang bagus dan bukan suatu kejahatan jika aku memperlihatkan tubuh bagus ini pada orang lain.
Segera aku membersihkan diri lalu memilih pakaian yang cocok untuk kupakai hari ini. Kantor hari ini akan kujadwalkan pulang lebih cepat karena acara pernikahan Aiden dan Chase akan berlangsung besok sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expectation of Fate (YAOI) - slow update
Художественная прозаWARNING! 1. Manxman, homophobic ga usah masuk! 2. PG[13] ada beberapa adegan yang tidak pantas dibaca manusia dibawah umur 18 tahun 3. Membaca berarti menanggung resiko untuk 'Tidak suka' atau bahkan 'Sangat suka'. Dan resiko ditanggung oleh pemil...