08. Happy End

3K 135 21
                                    

*

bagian yang dibuat dengan italic (huruf miring) adalah flashback-

-

-

-

*

Chase (POV)

Aku meregangkan tubuhku yang pegal, ini hari yang cukup melelahkan. Duduk dibelakang meja dan memeriksa dokumen serta laporan lebih melelahkan daripada bekerja diatas meja operasi.

Kulakukan peregangan ringan, setidaknya aku harus melemaskan ototku sebelum kembali memeriksa satu persatu laporan yang diberikan sekretarisku tadi. Sebenarnya hanya laporan perbulan mengenai hal-hal yang menyangkut managemen rumah sakit, tapi selain itu aku juga meminta laporan mengenai operasi-operasi penting dan besar yang terjadi beberapa bulan belakangan. Tentu saja laporan yang ditambah membuat pekerjaanku bertambah.

Sudah cukup rasanya aku meregangkan tubuh, aku kembali membuka setumpuk dokumen baru. Namun suara ponsel mengalihkan fokus ku, nama Ayah tertera disana.

"Ye Aboeji?"

"Kenapa kau juga tidak pulang?"

Aku mengernyitkan keningku tak mengerti dengan ucapan aboeji, tapi nada suaranya terdengar senang, "Juga pulang?"

"Kau tidak tau? Nikky sedang di kamarnya saat ini. kalian sengaja memberi kejutan pada kami? Wah aku benar-benar terkejut kalau begitu hahahahaha"

Nikky?

Kuraih foto yang selalu ada diatas meja kerjaku, satu-satunya foto keluarga yang kami punya.

"Chase?"

"Oh ya aboeji aku masih mendengarmu"

"Kau juga pulang kan?"

Apakah ini adalah skenario lain agar aku bisa memperbaiki semuanya?

"Ya Aboeji, aku akan pulang"

"Baguslah! Kita akan membuat foto keluarga lagi. Baru! Cepatlah datang dan bawa juga Aiden bersamamu!"

Klik

Telepon itu mati sebelum aku sempat menjawabnya. Kembali aku melihat foto keluarga kami. Empat orang yang ada di dalam gambar itu tak memasang ekspresi apapun. Seakan memendam emosi masing-masing di dalam diri.

"Kita akan membuat foto keluarga lagi. Baru!"

Sebuah foto keluarga baru. Ah aku tak sabar menantikannya.

*

"A-apa maksudmu hyung?" mata cokelat jernih Nikky membulat menatapku, mata indahnya itu memerah menahan tangis.

Aku menatapnya dalam, menahan pula rasa sedihku, "Ayah mengkhianati ibuku, ia berselingkuh dengan sekretarisnya, yaitu ibu mu. Namun dengan kebaikan hatinya, ibu menerima keberadaan ibu mu. Ibu bahkan menyediakan tempat tinggal yang layak untuk ibu mu karena ada bayi tidak berdosa berada dalam perut ibu mu. Penderitaan ibu ku yang menerima kenyataan suaminya mengkhianatinya bertambah saat ayah ingin menikahi ibumu. Ibu sudah tidak tahan dengan sakit hati yang ia terima karena ayah, ibu mulai sakit-sakitan hingga saat ibu mu melahirkan kau, ibu ku meninggal," ucapku

Aku tak lepas menatapnya, Nikky terdiam. Matanya nanar menatapku. Terlihat begitu terluka, , "Ayah begitu mencintai ibuku, namun karena kesalahannya bermain api dengan ibumu membuat ia merasa bersalah begitu dalam terhadap ibu dan aku. Terlebih ketika ibu sakit-sakitan ayah tidak mengetahuinya. Lalu untuk menebus rasa bersalahnya, ayah memberikan ibu mu untuk merawat aku yang baru berumur 4 tahun saat itu dan menjadikan kau anak tanpa ibu"

Expectation of Fate (YAOI) - slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang