10. Honesty

892 85 12
                                    

huruf miring adalah flashback~

*

*

Hana (POV)

Tepat pukul sembilan malam aku sampai di apartemen. Lebih dari enam jam menemani Chase dan Aiden untuk persiapan pernikahan ulang mereka. Sungguh kupikir tak akan selama itu. Meski menyenangkan tapi merepotkan juga. Aku tak bisa membayangkan kalau Nikky yang menemani mereka, pasti ia lebih banyak duduk bahkan ujung-ujungnya meninggalkan Aiden dan Chase. Nikky harus berterima kasih padaku kali ini!

Aku akan segera memarkirkan mobil lalu naik, mandi dan tidur. Hari ini melelahkan sekali. Lalu lintas yang padat tadi siang membuat kepalaku sakit, untung malam ini tidak memperparah denyut gila di kepalaku.

"Mobil Elias?" kupikir aku tidak salah lihat ada mobil Elias di depan lobby apartemen. Senyumku mengembang memikirkan gagasanku kemarin tentang Nikky. Mungkin Elias mengantar Nikky pulang.

Benar! Aku bisa melihat Nikky dan Elias ada di bangku belakang.

Nikky mencium Elias!

Ia berlari masuk meninggalkan Elias yang tetap diam hingga mobil itu pergi.

"Hahahaha that gay!" terbahak melihat betapa beraninya Nikky atau bisa dibilang Nikky lepas kontrol. Ia biasanya tak semudah itu mencium pria yang ia suka apalagi belum lama sejak kenal. Tapi kali ini sepertinya Elias pengecualian.

Cepat-cepat kuputar stir untuk memarkirkannya di basement. Aku sudah tak sabar ingin mendengar cerita Nikky.

"Nikky!" seruku membuka pintu.

"Uhuk," aku menyeringai melihat Nikky tersedak seperti maling tertangkap basah.

"Sex?" tanyaku dan itu membuat Nikky kembali tersedak. "Damn you!" gerutunya sambil mengelap dagunya yang basah. Aku tekikik senang. Melangkah lebar menghampiri Nikky sambil melepas blazerku.

"Jauh dari perkiraanmu tentang sex meskipun ya aku dibawa ke rumahnya," ucap Nikky.

Aku menopang daguku di meja mini bar yang kami miliki menunggu cerita lanjutan Nikky, tapi ia tak segera memberikan apa yang aku inginkan melainkan menyodorkan segelas anggur untukku, "Bagaimana dengan persiapan Chase dan Ai?" tanya.

Tanganku mengibas berkata bahwa semua dalam kendali, "Jangan mengalihkan pembicaraan. Ceritakan apa yang terjadi disana sampai kau menciumnya tadi?" godaku. Sukses, wajah Nikky berubah ekspresi dan sedikit merona. Aw, dia benar-benar cute dengan tampang malu-malu itu.

Nikky meneguk anggurnya, berjalan memutar lalu duduk di sampingku, "Sesuatu yang tak pernah ada dalam bayanganku sekalipun," ucapnya diiringi senyuman.

"Kau benar-benar jatuh cinta padanya! Oh my gay," aku menghambur memeluknya senang, Nikky tertawa, "Kurasa tidak secepat itu menyimpulkan aku jatuh cinta padanya. Tapi menyenangkan bisa membantunya," ujar Nikky.

Kulepas pelukanku, "Membantu apa? Blow job?"

Nikky menyentil keningku membuatku mengaduh sakit, "Singkirkan dulu segala pikiran kotor itu dari otakmu baru aku bisa cerita dengan benar," ucapnya mengabaikan kerucutan di bibirku. Aku menyerah memikirkan mereka sudah berhubungan badan, jadi aku mengangguk patuh. Ia tersenyum.

"Janji tidak akan marah setelah aku cerita?" tanyanya. Keningku mengernyit mendengar syaratnya.

"Memangnya kalian benar-benar melakukan sex? Tentu saja aku tak akan marah," kataku enteng. Lagi-lagi keningku kena sentilannya.

"Kubilang cuci dulu otak kotormu itu!" serunya.

"Ya ya ya baiklah. Jadi?"

Nikky meneguk habis anggurnya, ia berdehem pelan, "Kami-Aku, Elias dan Zoulan-melakukan sesuatu pada Jane," ucap Nikky lalu diam. Ia memperhatikan reaksiku tapi aku juga diam.

Expectation of Fate (YAOI) - slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang