02. Fake of Truth

3K 142 22
                                    

-Nikky POV-

Tepat jam 8 malam Ty menjemputku seperti yang ia janjikan. Aku melihat heran saat Aiden dan Ty berdiri didepan pintu bersama-sama, apalagi wajah Ty yang bersemu merah. Tapi aku memilih untuk tak bertanya apapun.

Aiden langsung masuk tanpa pamit dan menuju satu-satunya kamar di apartemen ini, kamarku dan Hana. Bisa kudengar jeritan melengking Aiden dari dalam sana, ia pasti sudah melihat betapa berantakannya kamar kami akibat ulah Hana.

Selang tak berapa lama setelah kudengar jeritan Aiden, kali ini Hana yang keluar dari kamar dengan tubuh yang hanya dibalut handuk saja dan tentu saja rambutnya yang masih basah. Setelah mandi bersamaku tadi dia melanjutkan berendam, gadis itu memang maniak air.

Aku tertawa kecil melihat Ty yang tak berkedip melihat Hana. Well, aku tau Ty memang bisexual. Dan tentu saja ia terpana melihat gadis seksi yang pahanya hanya tertutup setengah saja dan dadanya yang sedikit menyembul keluar. Juga jangan lupakan tubuhnya yang basah itu pasti menggairahkan untuk Ty.

"Lady, ada hyena horny yang siap menerkammu kalau kau tak segera melarikan diri dan berpakaian," kataku santai. Ty mengerjapkan matanya, menarik senyum malu. Hana menoleh lalu berjalan kearah kami, ia tersenyum ramah pada Ty yang balas tersenyum kikuk padanya.

"Kalian berangkat sekarang? Jaga Nikky ku ya, jangan kau sakiti ia atau kau tak akan melihat langit biru dengan baik lagi," kata Hana dengan nada suara yang sangat ramah. Ty mengangguk patuh, kurasa ia menemukan kengerian dalam nada suara super ramah penuh ancaman itu.

"Hati-hati sayang," Hana mengecup pipiku sekali lalu mengulurkan tangannya pada Ty.

Aku hampir tertawa melihat Ty yang tak berkedip saat aku membantu Hana menahan handuknya yang hampir terlepas dan menampakan setengah dadanya bahkan putingnya hampir kelihatan jika saja aku tidak lebih cepat sepersekian detik karena ia mengulurkan tangannya untuk dijabat Ty.

Hana mengedipkan sebelah matanya pada Ty yang mengangguk salah tingkah.

"Jangan habiskan uangmu, pakai saja credit card Aiden," kataku lalu mengecup pipinya kemudian menggiring Ty keluar dari apartemen.

Aku dan Ty berjalan bersisian. Ia hanya diam, kurasa ia masih terbayang-bayang tubuh Hana yang hampir telanjang barusan. Dasar otak mesum.

"Dia seksi kan?" tanyaku.

"Sangat," jawab Ty tapi ia buru-buru menutup mulutnya. Aku tertawa kecil.

"Tidak apa-apa, aku paham," kataku menepuk bahunya. Ia tersenyum kecil. Aku tau dia kikuk. Ah, ini akan lebih mudah menolaknya.

Terkadang punya sahabat gila seperti Hana memang sangat membantu.

*

Keesokan paginya.

Wajah kusut khas bangun pagi milik Hana semakin kusut setelah ia melihat pesan masuk di ponselnya. Aku bisa menebak itu pastilah dari Elias. Sebulan ini tak ada yang lebih membuat mood seorang happy virus seperti Hana hancur lebur selain Elias Choi, sang mantan kekasih yang datang kembali.

"Apa lagi sekarang?" tanyaku. Hana mengunyah cepat roti yang kubuatkan setelah menyobeknya ganas.

Alih-alih repot-repot menjawab pertanyaanku, ia mendorong ponselnya dengan jari tengahnya kearahku.

"Membawa kekasihmu?" tanyaku setelah membaca pesan Elias. Hana mengangguk malas.

"Kekasihmu yang mana? Setauku kau tidak terikat hubungan bodoh itu dengan siapapun belakangan ini. Atau kau merahasiakannya dariku?" tanyaku menyipitkan mata curiga.

Expectation of Fate (YAOI) - slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang