04. Crazy and Worry

2.9K 135 27
                                    

Nikky (POV)

"I'm home"

Sepi. Sama sekali tidak ada tanda-tanda Hana berada di rumah. Padahal tadi dia bilang akan pulang duluan. Kemana dia?

Kuletakan sepatuku dengan rapi di lemari sepatu, mengganti alas kaki dengan sandal rumah. Membuka jas lalu menyampirkannya asal di pundak sambil menuju kulkas, aku haus sekali hingga satu botol langsung habis kutenggak. Kai sama sekali tidak menawariku mampir ke rumahnya padahal jelas ia melihatku kehausan.

Ah tentang Kai, aku baru pulang dari mengantar Kai, sekretaris Hana yang minim ekspresi tapi sangat seksi dengan kulit tan nya. Memang sih mengajaknya untuk pulang bersama baru berhasil kulakukan hari ini. Ia selalu menolak dengan sejuta alasan sejak pertama kali Hana mengenalkan aku padanya. Ia bahkan terkesan menghindariku.

Seperti dua hari lalu saat kami berpapasan di depan lift. Aku tau betul saat itu ia akan naik menuju ruangan Hana yang notabene tempat ia bekerja. Tapi ia dengan muka tanpa ekspresinya itu malah memutar arah menuju tangga darurat setelah ia melihatku yang tersenyum penuh karisma padanya. Kurang ajar sekali.

Tapi tidak dengan hari ini. Aku berhasil berduaan dengannya, tidak bisa disebut berduaan dalam konteks bermesraan juga sih tapi cukuplah untuk langkah awal mendekatinya. Kai bersedia kuantar karena mobilnya tiba-tiba mogok dan alasan lainnya karena berterimakasih berkat aku, Hana tak memarahinya setelah rapat yang horor tadi siang.

'Orang bengkel bilang mobilku bisa diambil besok. Thank's tumpangan anda Mr.Lee'

Aku tersenyum membaca pesan Kai. Ini pesan pertama yang aku terima darinya. Aw dia cute sekali. Aku memilih tidak membalas pesannya tapi akan kutemui dia besok lalu melancarkan aksiku yang berikutnya.

Baiklah kurasa sekarang aku butuh mandi. Rasanya tubuhku butuh air hangat mengingat hari ini tidak seperti hari biasanya karena dua orang gila yang hampir membuatku stress karena ulah mereka.

"Fuck!" pekikku terkejut melihat kamar yang berantakan. Benar-benar seperti baru saja ada badai di ruangan ini. Baju, sepatu, bahkan makanan ringan ada dimana-mana. Tentu saja pelakunya tak lain dan tidak bukan adalah Hana. Tapi entah dia ada dimana.

Pintu kamar mandi terbuka, dengan mata berbinar Hana melihatku lalu berlari dan selanjutnya melompat memelukku, "Nikky!" serunya terlampau riang. Ia mengaitkan kakinya di pinggangku dan memeluk leherku.

Aku menjauhkan wajahnya dariku, "Kau bau alkohol," sungguh ia bau alkohol. Aku mengedarkan pandanganku dan menemukan beberapa botol beer diantara sepatu yang berserakan.

"Aku senang sekali," katanya melawan tanganku yang berusaha menjauhkan wajahnya sejauh-jauhnya dari jangkauan indera penciumanku.

"Yayayaya baiklah. Tapi tolong turun. Aku tak tahan bau alkohol keluar dari mulutmu," kataku. Hana mengerucutkan bibirnya tapi langsung melepaskan pelukannya melompat turun.

Dan aku baru memperhatikan kalau ia hanya mengenakan bikini berwarna hijau. "Mana bajumu?" tanyaku.

"Aku kepanasan," jawabnya asal sambil menarik tanganku membawaku duduk di kasur. Ia menyodorkan gelas wine lalu menuangkan hingga setengah untukku.

"Untuk apa ini?" tanyaku sambil membuka kemejaku dan bertelanjang dada menyisakan celana panjang saja.

"Untuk tadi siang," jawabnya. Ah aku jadi ingat kejadian tadi siang dan itu benar-benar lucu.

Perutku sakit karena terlalu banyak tertawa. Wajah Elias tadi benar-benar lucu. Ia pasti panik digoda oleh seorang gay. Kutebak ia bahkan belum pernah sama sekali disentuh laki-laki. Berarti aku yang pertama? Hahaha menggelikan sekali.

Expectation of Fate (YAOI) - slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang