huruf miring adalah flashback
.
Kai (POV)
"Salam mother"
"Anakku! Oh salam untukmu, senang sekali mendengar suaramu, son"
Bibirku bergetar menahan tangis mendengar suara lembut penuh perhatian ini, "Son?" kutarik nafas dalam lalu menarik senyum getir, "I miss you so much mother," bisikku.
Diseberang sana, wanita paruh baya ini pastilah sama sepertiku, menahan tangis yang akan pecah namun aku mendahuluinya merusak pertahanan air mata itu, aku menangis tersedu, "Oh son, apa yang terjadi?" pertanyaan sarat akan kekhawatiran itu makin memperderas air mataku.
"Aku ingin pulang, mother. Aku ingin pulang," isakan ini terdengar seperti bocah yang kehilangan mainan kesayangannya dan hanya pelukan hangat ibu tersayangannya yang akan menenangkannya. Aku adalah bocah itu, aku merindukan pelukan hangat ibu ku.
"Oh my son, mother pun merindukanmu. Pulanglah nak jika kau ingin pulang, pintu rumah ini selalu terbuka untukmu," ucapnya. Kuusap air mataku dengan kasar, "Aku ingin pulang mother.... Tuhan akan membenciku, aku ingin meminta ampunannya segera"
"Son, tidak, Tuhan tidak akan membenci hamba-Nya. Ada apa, Kai?"
Aku menghela napas berat sebelum dengan dalam dan panjang menarik napas untuk keberanianku, "Maafkan aku, mother," ucapku berbisik.
"Untuk apa anakku?"
Kembali kutarik nafas dalam, "Aku telah membuat dosa besar," ucapku kembali terisak, "Oh nak, semua manusia pernah berdosa besar"
"Mother....aku menyukai pria," ucapku. Hening. Ini yang aku takutkan, Mother kecewa padaku.
"Mother?"
"Oh son.... itu.... itu... tidak masalah"
Aku tertegun, "Benarkah?"
Aku bisa membayangkan mother tersenyum saat ini, "Karena itu kau menangis? Oh son, Tuhan akan mengampunimu jika kau segera kembali ke jalan-Nya," ucapnya dengan begitu lembut membuatku sesaat lupa akan dosa besar yang kuperbuat.
"Tidak mengapa son, semua manusia membuat kesalahannya. Yang terpenting, kau berbahagia atau tidak. Hidupmu hanya sekali, son"
Kelegaan menyelimutiku.
"Nah, bagaimana dengan kakakmu?" tanyanya mengingatkanku kembali tujuan utamaku berada disini.
"Aku dalam perjalanan menemuinya, aku akan menghubungimu lagi mother setelah aku menemuinya"
"Baiklah. Semoga berhasil, son. Kami mencintaimu," ucapnya dan telepon itu terputus setelahnya.
Kuusap wajahku yang basah karena air mata, air mata akan ketakutan karena rasa bersalah pada Tuhan. Aku tak pernah menyangka ini akan terjadi padaku, sekuat tenaga aku menghindari perasaan menyimpang ini namun hari ini aku melewati batas melanggarku.
Wajah terkejut Nikky dan kemarahan Elias menyadarkanku bahwa aku telah bertindak gila. Aku telah mendorong diriku sendiri ke dalam jurang gelap ini, aku sendiri yang menyodorkan diriku pada dosa setelah mati-matian aku menolaknya.
Nikky. Pria itu yang membuatku memulai dosa ini.
Aku tidak bisa berlama-lama dengan keadaan ini, bagaimanapun meski mother berkata ini bukanlah hal besar namun bagiku ini tetap saja adalah kesalahan. Aku tak mau hidupku berada dalam lumpur kotor.
Bagaimanapun caranya, aku akan mengakhiri ini secepatnya, untuk tujuan utamaku berada disini. Hidup dalam lingkungan sesat dan terlalu liberal ini akan segera kuselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expectation of Fate (YAOI) - slow update
Fiksi UmumWARNING! 1. Manxman, homophobic ga usah masuk! 2. PG[13] ada beberapa adegan yang tidak pantas dibaca manusia dibawah umur 18 tahun 3. Membaca berarti menanggung resiko untuk 'Tidak suka' atau bahkan 'Sangat suka'. Dan resiko ditanggung oleh pemil...