14. Ayah

76 4 0
                                    

“Ray” tegur Luna saat kami sedang belajar berdua dikelas.

“Em” sahutku

“sudah bicara dengan ayahmu ?” tanyanya

“belum” jawabku santai

“Hah ? belum katamu !!” serunya tak percaya

“bicara dengannya itu tidak mudah tau !”

“apanya yang tidak mudah ! tinggal bicara saja kan” gerutunya

“kau tidak mengerti rasanya jadi aku sih”

“Pffff. Hey Ray, mau kuberitahu sebuah rahasia” katanya tiba-tiba

“apa ini ? tiba-tiba”

“mau tidak !”

“tentang apa ?” tanyaku

 “tentangmu !” jawabnya

“tentangku ?”

“em, kau tau. Aku pernah bertemu dengan ayahmu”

“untuk apa  kau bertemu dengannya ?”

“soalnya, saat aku ingin tau tentangmu, kau tidak pernah menceritakannya padaku. Jadi ketika ayahmu mengajakku bertemu kufikir aku bisa tau sesuatu tentangmu”

“terus ? apa yang kau bicarakan dengannya”

“tentu saja membicarakanmu kan !”

“oh”

“Dia ayah yang hebat yah !”

“hebat katamu ?”

“ya, mana ada CEO sebuah group besar yang mau memohon pada anak SMA demi mengembalikan senyum anaknya ?”

“eh ? ayahku melakukan hal seperti itu ?”

“ya ! dia itu memang terlihat keras, tapi dia sangat menyangimu, dia peduli padamu. Memangnya kau fikir buat apa dia bekerja tiap hari membangun perusahaan sebesar itu ? untukmu kan ? Dia memintamu menggantikannya karna dia percaya padamu. Selama ini dia berusaha menjadikanmu anak yang kuat seperti dirinya, walaupun mungkin caranya terlalu keras. Tapi dia memberikan semuanya padamu, bukankah sudah sangat jelas kalau dia menyayangimu ?” Huh, dia selalu saja bisa menggetarkan hatiku. Membuat semangat dalam diriku bangkit dan bangkit lagi. Dia orang yang kuat dimataku. Kata-katanya terdengar begitu tegas dan kokoh ditelingaku, tatapannya begitu tajam sampai menusuk hatiku. Lunaaa.

“untuk hari ini sampai disini saja yah” kataku menutup buku yang sendang kubaca dan memasukkannya kedalam tas

“eh ? tumben, masih banyak waktu kok sampai sore”

“aku ingin pulang lebih cepat hari ini” kataku sambil tersenyum yang dibalas dengan anggukan olehnya.

***

Aku pulang kerumah lebih awal hari ini. Tampaknya semua pelayan dirumahku sedang sibuk hari ini. lihat saja mereka berkeliaran kesana-sini. Jika sudah seperti ini biasanya ada tamu penting ayah yang akan datang.

“sibuk sekali kalian” kataku seraya melewati beberapa pelayan yang tengah menata meja dan merangkai bunga

“ah tuan muda, anda sudah pulang ? tentu saja, soalnya tuan besar mengundang teman lamanya untuk makan malam bersama” jawab salah satu pelayan

“teman lama ?”

“ya, saya dengar teman SMA-nya”

“oh semacam reuni kah ? pasti akan ramai yah !”

Rayon de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang