16. Berharga

90 2 0
                                    

Luna ¬

            Banyak hal aneh terjadi akhir-akhir ini, mulai dari yang menyenangkan, mengharukan, mengejutkan sampai yang menyedihkan. Misalnya saja Rayon, entah bagaimana aku bisa menyelesaikan misiku dengan lancar, walaupun aku harus melakukan hal gila sesekali untuk membuatnya sadar. Tapi jujur saja aku menikmatinya, waktuku bersamanya rasanya berlalu begitu cepat tapi semuanya berharga. Sangking berharganya aku yang tak biasa menulis kini tanpaku sadari aku menulis sebuah buku diary, yang isinya yah tentu saja Rayon. Tentang bagaimana cowok culun yang pemalu tiba-tiba berubah jadi cowok keren yang tanpa ekspresi ini membuatku penasaran. Bahkan akhir-akhir ini dia terlihat lebih tampan dengan senyum manis yang baru-baru ini terlihat dan membuat semua orang terpikat. Kudengar fansnya mulai bertambah banyak disekolah. Dasar dia itu.

Tapi tidak semuanya tentang Rayon melulu, kemarin aku menulis sesuatu dibuku diaryku. Tentang Moon. Dia menciumku ! Gila dia, untung saja dia sahabatku yang paling aku sayangi, kalau bukan sudah aku bunuh dia karna melakukan hal itu padaku. Terlebih lagi itu adalah ciuman pertamaku. Bodoh bukan ? ciuman pertama dengan sahabat. Walaupun agak canggung tapi aku tidak memusuhi Moon, bagaimana bisa aku memusuhi orang yang selalu bersamaku sejak aku kecil ? tidak melihat wajahnya sehari saja membuatku merasa aneh, apalagi harus tidak berteguran dengannya. Ahh rasa sayangku padanya mengalahkan rasa kesalku karna perbuatannya.

Pagi ini aku merasa ada yang aneh dikelas, bukan karna aku yang sedang canggung dengan Moon, tapi ada yang salah dengan dua sahabatku. Cila dan Lisa. Sejak pagi Cila hanya duduk dan mendengarkan lagu dengan headset dikedua telinganya, sementara Lisa pura-pura sibuk dengan ponselnya. Ada yang salah dengan mereka, semalam mereka juga tidak jadi datang kerumah Moon.

"Cila, Lisa, mau kekantin ?" tanyaku pada mereka berdua sesaat setelah bel istirahat

"Aku tidak, hari ini aku buat bekal, untukku dan Andre juga. Hehehe" jawab Lisa sambil mengeluarkan tembat bekalnya sambil tersenyum usil, tapi aku tau itu bukan senyumannya yang seperti biasanya.

Kulirik Cila, "Aku, nanti menyusul. Duluan saja" jawabnya datar

"Emm, oh iya semalam kalian jadi datang kerumah Moon?" tanyaku

"Aaahh....emm..." Lisa bergumam tak jelas, dia tampak bingung dan panic

"Nenekku tiba-tiba masuk rumah sakit, jadi kami berbalik pulang, maaf yah tidak mengabarimu semalam" jawab Cila sambil memasang wajah menyesal yang usil padaku.

"Oh gitu, iya tak apa" jawabku sambil tersenyum lega melihatnya, kurasa dia baik-baik saja, mungkin hanya aku yang berlebihan.

"Luna" panggil Moon yang sudah berdiri didepan pintu.

"Kalau begitu aku kekantin duluan yah, kau akan menyusul kan ?" kataku pada Cila sambil berlalu. Ia hanya menangguk sekali sambil terseyum padaku.

 Pada akhirnya aku hanya makan berdua dengan Moon dan Cila tidak menyusulku sama sekali. Ternyata memang ada yang aneh dengannya. Setelah dari kantin aku langsung menuju kelas berharap bisa segera bertemu dengan Cila, tapi ia tidak ada disana, Lisa juga. Kalau Lisa pasti sedang bersama Andre sekarang, tapi Cila ? kemana dia ?

Aku pergi keatap karna disanalah tempatku biasa nongkrong dengan Ray selain diperpustakaan. Aku juga sering kesini sendiri saat sedang merasa penat, seperti saat ini. Huh aku butuh angin segar yang bisa menyejukkan fikiranku.

Aku bersandar cukup lama ditepi pagar yang membatasi sekeliling tempat ini. Ray tidak datang kesini, padahal biasanya dia suka bolos dan tidur siang disini. Entah mengapa aku berharap bisa bertemu dengannya saat berjalan kesini tadi.

"Moon ?" gumamku pada diri sendiri begitu melihat Moon yang tiba-tiba muncul dari balik gedung olahraga, apa yang dilakukannya disana ?

"Eh ? Cila ?" ucapku terkejut begitu melihat Cila yang sedang berjalan dibelakang Moon. Apa yang mereka berdua lakukan dibelakang gedung olahraga ? Aku ingin mengejar mereka berdua tapi bel sekolah tiba-tiba saja berbunyi, aku segera berlari turun kekelas. Moon dan Cila sampai lebih dulu dariku. Aku ingin langsung menanyakannya pada Moon tapi guru bahasa inggrisku sudah masuk lebih dulu. Yasudahlah, kuurungkan niatku bertanya pada mereka, kurasa aku sudah terlalu banyak mencampuri urusan orang lain akhir-akhir ini.

Rayon de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang