Hari ini kak kak Yogi meminta kami berkumpul diruang klub setelah beberapa hari pak pembina tidak masuk, dia pergi lebih lama dari pada yang dikatakan kak Yogi. Kemarin seharian aku tak bertemu Ray dan Marco, biasanya aku bertemu mereka saat dikantin atau diatap. Dan setiap pulang sekolah aku selalu kekelas mereka untuk belajar bersama, tapi kemarin pulang sekolah aku langsung diculik olah Cila dan Lisa. Huh kurasa hari ini aku akan bertemu Ray, entah mengapa aku ingin sekali melihatnya.
"Permisi" kataku seraya membuka pintu ruang klub. Semuanya sudah berkumpul mengililingi meja, terkecuali Ray.
"Luna !" sapa kak Yogi
"Siang kak" sapaku sambil tersenyum pada ketua klub yang ramah ini
"siang Luna, duduklah" katanya mempersilahkan sebuah kursi untukku
"Ray mana ?" tanyaku sambil menduduki kursi kosong itu
"entahlah, kakak sudah menelponnya tapi tak diangkat. Kau tidak kekelasnya ?" balas kak Yogi
"aku singgah kok, tapi dia tidak ada dikelas, kufikir dia sudah disini" sahutku
"Sudahlah kita biarkan saja dia, sekarang aku punya pengumuman penting" sambung pak pembina yang mendengar bisik-bisik kami dari tadi
"Sebenarnya kemarin aku pergi ke luar kota untuk mendaftarkan kalian semua ikut lomba" katanya singkat
"lomba ? lomba apa ?" tanyaku
"Lomba melukis untuk pelajar. Ini lomba yang besar. Juara satu akan diberikan beasiswa untuk bersekolah diluar negri, juara dua akan diberi beasiswa sekolah diuniversitas terbaik diibu kota. Aku mendaftarkan kalian untuk ikut, siapa tau kalian bisa mendapatkan salah satu beasiswa itu" jelasnya lagi
"Hua ! keren sekali !! aku juga mau ikut lomba itu !!" sahut Nanda si adik kelas paling heboh
"ya aku mendaftarkan kalian semua dan memberikan lukisan kalian untuk diikutkan seleksi, tapi yang lolos hanya lukisan Yogi, Luna dan Nanda. Karna itu kalian bertiga akan aku berikan jadwal lebih untuk latihan melukis setelah UTS nanti. Kalian akan mewakili sekolah ikut lomba 3 minggu lagi" katanya tegas
"Huaa kak Luna !! kau dengar itu ? aku lolossss !! bukankah itu hebat ?" pekik Nanda bersemangat ia benar-benar kegirangan
"Ahh, ya aku tau kalau kau memang hebat, selamat yah" jawabku sekenanya. Hmm luar negeri kah ? kedengarannya menarik juga.
2 Hari lagi ulangan akan dimulai tapi aku masih khawatir dengar Ray, akhir-akhir ini dia benar-benar bersemangat mengejar ketertinggalannya. Aku takut saja kalau-kalau kepalanya meledak. Terkadang dia orang yang berlebihan dalam menanggapi sesuatu. Huh semoga dia baik-baik saja.
Setelah keluar dari ruang klub aku mencarinya kekelas tapi ia tidak ada. Aku pergi kekantin, tapi dia juga tidak ada disana, begitu juga dengan perpustakaan dan taman belakang. Tebakan terakhirku dia ada diatap. Kalau dia tidak ada diatap berarti dia sudah tidak ada disekolah.
Aku melangkah menaiki anak tangga satu persatu, nafasku mulai ngos-ngosan karna lelah. Kalau kudapati dia sedang enak-enakan tidur diatap akan kujitak kepalanya. Dasar si Ray itu. Aku membuka pintu atap dan kudapati dia sedang duduk bergelantungan kaki ditepi-tepi gedung.
"Ray ! apa yang kau lakukan disini ?" tanyaku mengahampirinya.
"Luna ?" katanya seraya menoleh kearahku
"tidak ada, hanya duduk-duduk saja" jawabnya santai sambil menyeruput susu kotak cokelat yang ia pegang dari tadi
"aku mencarimu kemana-mana tau, kau tidak keruang klub ?" tanyaku seraya duduk disampingnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayon de Lune
RomanceAku tidak percaya ! Bagaimana bisa pria super cupu yang kutemui saat upacara pembukaan kini menjadi cowok paling populer disekolah ? Lagi pula kemana perginya kacamata bulat yang selalu ia pakai ? jerawat-jerawat kecil yang memenuhi pipinya ? tatan...