6. Lukisan

133 4 0
                                    

Aku berbohong pada Cila dan Lisa saat kubilang aku mau ketoilet. Sebenarnya aku hanya merasa terganggu dengan ocehan Cila dan akhirnya aku keluar. Aku sama sekali tidak berniat untuk pergi ketoilet jadi aku hanya berjalan menuju kantin sendirian, kifikir aku akan membeli minuman. Sekolahku barus saja mengadakan UTS dan kemarin adalah hari terakhir. Mungkin Nilai kami akan ditempel dimading hari ini. Jadi hari ini bukanlah hari full pelajaran. Kemungkinan besar kami pulang lebih awal dari biasanya hari. Aku malas masuk kelas fikirku. Lagi pula tujuanku kesekolah hari ini hanya menemani Moon latihan basket dan melihat daftar peringkat nilai, jadi tidak perlu berada dikelas kan. Yasudahlah aku ke ruang klub saja. Aku masuk klub melukis disekolah, bukan hanya untuk gaya-gayaan tapi aku memang punya bakat melukis yang diturunkan oleh ibuku, sebenarnya aku juga lumayan pandai bermain musik, misalnya piano dan gitar. Aku sudah mempelajarinya sejak kecil karna barang-barang itu ada dirumahku jadi aku sudah terbiasa memainkannya. Hanya saja aku bukan orang yang pede tampil didepan orang banyak apalagi bermain diatas panggung, makanya aku lebih memilih mendalami bakat melukisku. Aku punya akses keruangan ini karna aku wakil ketua club. Ini adalah ruangan yang hanya akan aku kunjungi ketika ada kegiatan club atau ketika Moon tidak sedang bersamaku dan aku harus meboring sendiri.

Kubuka pintu ruangan club yang terlihat begitu hampa, hanya ada sederet lukisan-lukisan yang dipajang didinding. Tidak ada alat-alat melukis yang bereserakan dimana-mana. Ruangan ini sudah dibersihkan. Aku jadi tidak enak masuk kesini saat semuanya sudah tertata rapi. Aku berjalan memandangi beberapa lukisan hasil karya teman-temanku, cukup bagus juga. Langkahku terhenti ketika aku melihat sebuah lukisan yang menggambarkan sosok perempuan yang dilukis fullbody dan memakai seragam sekolah, persis seragam sekolahku. Ia tersenyum dan senyuman itu tampak begitu tulus, tangan kanannya terangkat kedepan seakan-akan ia sedang mengajak seseorang untuk ikut bersamanya. Entah mengapa aku sepertinya mengenali orang dalam lukisan ini. Aku merasa pernah melihatnya. Bodoh ! tentu saja aku pernah melihatnya, model dalam lukisan ini kan murid disekolahku juga, tentu saja aku pernah menlihatnya, entah itu berpapasan atau bahkan berbicara dengannya. Latarnya juga sepertinya didekat gedung auditorium sekolah. Tapi tetap saja aku merasa penasaran dan terus memelototi lukisan itu, disudut kanan lukisan terdapat sebuah tulisan kecil, bukan tulisan sebenarnya tapi hanya dua huruf seperti singkatan atau semacamnya. RKM. mungkin inisial sipembuat lukisan ini.

Tiba-tiba seseorang melangkah masuk kedalam ruangan. Setelah aku menengok kusadari itu adalah Kak Yogi, dia bukan senior, dia juga seangkatan denganku, tetapi umurnya lebih tua setahun dan badannya juga lebih  besar dari anak- anak lain. Makanya kami memanggilnya “kakak”. Lagi pula dia juga ketua klub.

“Luna, sedang apa disini ?” ia menghampiriku dengan senyum ramah. Kak Yogi memang berpostur tubuh besar tetapi tampangnya tidak menakutkan sama sekali. sebenarnya dia adalah cowok paling lembut yang pernah aku kenal. Kau bahkan bisa melihat betapa lembutnya dia saat ia sedang melukis. Dia orang yang baik.

“Kak Yogi. Eh tidak apa-apa hanya mengecek”  Ketahuan sekali kalau aku sedang ngeles.

“Oh gitu. Mumpung Luna ada disini kakak mau ngomongin sesuatu nih” tiba-tiba wajahnya mendadak serius. Mau ngomongin sesuatu ? sesuatu apa ? jangan-jangan dia mau mengajakku pacaran. Aku harus keluar.

“Gini loh, sebentar lagi kan libuan musim panas, jadi kakak berencana untuk mengadakan kegiatan klub selama liburan” dia menjelaskan maksud sesuatu yang ternyata bukan mengajakku pacaran. huft

“terus rencanannya apa ?” tanyaku polos

“jadi gini, keluarga kakak akan membuka hotel baru didaerah pegunungan. Tidak jauh kok dari sekolah. Rencananya saat launcing nanti ia akan mengadakan pesta, jadi kakak meminta padanya untuk melakukan pameran lukisan sekaligus saat acara launching. Ia setuju, katanya akan banyak rekan kerjanya yang kaya-kaya akan datang, jadi mungkin saja ada yang akan membeli lukisan kita, kakak rasa lukisan kita cukup banyak dan hampir semuanya bagus. Apalagi lukisanmu, menurutmu gimana ?” aku merasa kalau ide kak yogi bagus juga, ini akan mengisi hari liburku yang nantinya akan suram karna Moon sibuk ikut pertandingan basket dimana-mana.

Rayon de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang