18. Kencan pertama sungguhan

91 1 0
                                    

Sampai dirumah aku segera mandi dan berpakaian. Setelah itu aku membuka buku diary-ku yang sudah banyak kuisi dengan semua ceritaku tentang Ray. Cepat-cepat aku menulis semua hal yang terjadi hari ini sebelum aku lupa. Aku ingin agar aku bisa selalu mengingat setiap hal menyenangkan yang sudah kulalui dengannya. Suatu hari nanti aku berkhayal dapat membaca diary ini bersamanya. Sesekali kupandang foto kami berdua yang ku letakkan di meja belajarku, foto yang kudapat saat kami pergi ke mall bersama. Tak bisa dipercaya bahwa itu adalah pertama kalinya dia pergi ke mall ! seberapa purbanya sih dia ? hahaha. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Keajaiban apa ini ? dia menelponku malam-malam begini.

"hallo, Ray ?" sapaku saat menganggkat telponnya

"Luna ? apa aku mengganggumu ?" tanyanya

"tidak kok, kenapa ?"

"anu, besok kau senggang tidak ?"

"emm, sepertinya begitu"

"kalau begitu besok pergi denganku yah" pintanya

"eh ? kemana ?"

"emm, kemana yah ?"

"loh kok ? dasar aneh" kataku terkekeh

"anu, sebenarnya aku ingin mengajakmu berkencan, tapi ini pertama kalinya bagiku jadi aku bingung mau kemana. Hehe maaf yah"

"ke-kencan ?" seruku terkejut sekaligus girang

"em, kau bisa ? tidak, kau mau ?"

"eh ? emmm, boleh" jawabku gugup

"serius ? kalau begitu besok siang aku jemput yah. Nanti aku fikirkan lagi kita akan kemana. Oke ?" jawabnya dengan nada girang

"oke, aku tunggu"

"ya, sudah yah. selamat malam Luna" katanya lembut

"ya, selamat malam Rayon" balasku.

Huaaa ! keberuntungan apa ini ? dia mengajakku berkencan ! kencan sungguhan ! tanpa sadar aku sudah melompat-lompat kegirangan diatas tempat tidurku sambil bersorak-sorak tak jelas.

"Luna, makan malam" kata kakakku yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"eh ?" kataku spontan berhenti melompat. Aku mulai salah tingkah.

"apa yang sedang kau lakukan ?" tanyanya heran

"tidak, tidak ada" jawabku malu-malu

"idiot !" serunya sambil menutup pintu kamarku dan pergi begitu saja. Dasar saudara menyebalkan !

Huaah apa yang harus kulakukan dikencan pertamaku ? baju apa yang harus aku pakai ? aku harus berdandan bagaimana ? memakai sepatu apa ? bagaimana ini ? Oh iya ! benar juga ! disaat-saat seperti ini aku hanya bisa mengandalkan mereka berdua. Cila dan Lisa.

Aku segera turun untuk makan malam bersama keluargaku, seperti biasa ayah sudah duduk dikursinya, ibu mengambilkan nasi untuk ayah, kak Light mengambil beberapa lauk kesukaannya terlebih dahulu, dan aku selalu jadi yang terakhir sampai dimeja makan.

Setelah selesai makan dan membantu ibu mencuci piring, aku dan kak Light belajar bersama di bimbing oleh ibuku. Saat itulah aku memberitahukannya bahwa aku akan ikut lomba melukis.

"Bu, bulan depan aku akan ikut lomba melukis diluar kota loh !" kataku

"eh ? lomba ? bagus dong" seru ibu senang

"emm, kudengar hadiahnya beasiswa untuk belajar melukis keluar negeri" sambungku lagi

"sekolah melukis ?" sahut kak Light

Rayon de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang