9. Ternyata itu aku

85 3 0
                                    

***

Hari ini adalah hari yang kami tunggu-tunggu, karna hari ini adalah hari launching hotel keluarga kak Yogi, dan acara pameran lukisan kami. Kami bangun pagi-pagi sekali membantu memajang lukisan-lukisan yang kami bawa. Acaranya akan dimulai siang ini jam 12 tepat. Kakek kak Yogi meminta kami memakai gaun dan jas, karna acara ini acara formal dan kami diharuskan ikut. Untung saja aku membawa gaunku untuk jaga-jaga. Pekerjaan kami selesai sebelum jam 10, jadi para cewek sempat untuk berdandan sampai jam 12. Cila buru-buru menyeretku masuk kekamar dan memilih baju, ternyata dia membawa 3 gaun untuk ditunjukkan padaku. Aku sendiri hanya membawa 1, gaun favoriteku tentunya, terusan berwarna ungu muda yang cukup elegant, yah aku kan bukan tipe orang yang mencolok, jadi aku tidak begitu suka memakai sesuatu yang agak berlebihan, karna aku paling tidak suka jika jadi pusat perhatian. Berbanding terbalik dengan Cila yang suka hal-hal seperti itu, dia malah akan  memakai sesuatu yang berlebihan dan mencolok agar jadi pusat perhatian. Lihat saja 3 gaunnya ini, semuanya berlebihan. Ia memintaku memilih salah satu yang menurutkku cocok untuknya, tapi menurutku semuanya cocok jika ia kenakan. Ia marah-marah karna aku aku bilang semuanya sama saja jika ia kenakan, tapi akhirnya aku menyarankan agar ia memakai gaun panjang berwarna pink mengkilap yang tidak terlalu mencolok seperti yang lain. Akhirnya kami ganti baju dan berdandan. Aku menyukai Cila untuk saat-saat seperti ini, dia orang yang cukup modis dan pandai berdandan sementara aku tidak. Saat seperti ini dia akan mendandaniku tanpa disuruh, sebenarnya ia punya cita-cita untuk jadi ahli kecantikan atau semacamnya. Yah menurutku itu lebih pantas untuknya dari pada menjadi seorang pelukis. Ia menata rambutku dan merias wajahku sedemikian rupa hingga aku menjadi cantik. Yah setelah wajahku seperti ini aku menjadi sangat Pede mengakatakan demikian, karna dicermin aku tampak berbeda dari biasanya, jauh lebih cantik. Aku kagum dengan Cila untuk bakatnya yang satu ini. Setelah mendandaniku barulah ia berdandan juga, tentu saja ia tidak kalah cantik dengan diriku yang ada dicermin itu. Setelah kami berdua cukup percaya diri dengan penampilan kami, akhirnya kami keluar.

Kami langsung menuju lobi karna acara launcingnya akan berlangsung disana. Ternyata sudah banyak yang berkumpul walaupun acaranya baru akan dimulai 15 menitu lagi. Aku berjalan bersama Cila disampingku, menembus kerumunan pelayan hotel yang sepertinya terpesona melihat kami. Cila tersenyum menahan tawa disampingku, aku bisa merasakannya. Kami terus berjalan perlahan, yah ini agak sulit karna Cila memaksaku memakai Higheels membuat langkah kakiku sedikit terasa berat. Aku menyapu pandanganku kesekeliling lobi, dan yang kudapat adalah mata semua orang tertuju kepada kami berdua. Ini seperti adegan difilm-film. Waw. Jadi begini rasanya ? aku merasa senang tapi gemetaran karna gugup. Sementara Cila tidak bisa berhenti tersenyum karna senang, tampaknya ia tidak gugup sama sekali, justu terlihat dari wajahnya ia puas.

Aku menghampiri Ray yang berdiri sendirian di pojok ruangan, ia memakai jas putih yang keren dan santai, mungkin terlihat begitu karena rambutnya yang tidak disisir rapi dan dibiarkan berantakan seperti bisanya, sebenarnya itu keren menurutku.

“Ray, jas yang bagus” kataku sambil tersenyum begitu sampai tepat didepannya.

“siapa kau ?” tanyanya dingin

“heh ?” aku terkejut spontan

“Oh ayolah Ray, ini Luna. Masa kau tidak mengenalinya padahal dia hanya berubah sedikit lebih cantik dari biasanya” Cila langsung mengerocos pada Ray

“kau sendiri siapa” tanya ray menatap Cila dingin

“heh ? Aku Cila, aku Cila, aku Cila ! sudah berapa kali aku mengenalkan namaku padamu tapi kau tidak ingat-ingat juga !” omel Cila tampak kesal

“ah maaf, aku lupa” ia merespon Cila dengan datar, lalu mengalihkan pandangannya padaku. “Kau, hari ini lebih cantik dari kemarin” katanya dengan nada yang datar tapi cukup untuk membuat jantungku langsung berdegup kencang

Rayon de LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang