Bagian 21

16.1K 3.2K 6.3K
                                    


VOTE DULU, BARU BACA❤️


Putar lagu jangan lupa :')







____________





"Siapa nama kamu?"

Nalla berbalik, lalu menatap laki-laki itu sejenak dengan risih. "Ada perlu apa, ya?" tanya Nalla.

Laki-laki itu kemudian berjalan mendekati Nalla, kini mereka berhadapan. "Hm, kebetulan VIP di sini sudah saya sewa untuk pejabat-pejabat saya, sebelumnya apa kamu termasuk rekan dari salah satu pejabat yang saya undang?" tanya laki-laki itu sambil menaikan sebelah alisnya.

Nalla menatap sekeliling, lalu mengerutkan dahi kebingungan.
"Sewaktu di lobi, saya mendaftar menggunakan kartu VIP kepada admin, dan dia juga tidak ada memberitahu tentang tempat ini sudah di sewa atau belum." ucap Nalla yakin pada dirinya.

Laki-laki itu mengecek jam di tangan kirinya, "Sebentar lagi mereka akan datang."

"Ya, tapi saya juga baru datang." jawab Nalla tak mau kalah.

"Mama, ayo kita makan...Mama..."
Arsyad menarik-narik baju Nalla.

"Iya, sayang. Sebentar." ucap Nalla sambil masih menatap laki-laki di depannya, dengan emosi.

"Mbak," panggil laki-laki itu pada seorang pelayan yang baru saja melewatinya.

"Iya, Pak?"

"VIP tempat selain ini, apa masih ada?"

"VIP lainnya sudah di sewa oleh seorang artis yang sedang mengadakan acara ulang tahun, Pak." jawab pelayan itu.

Laki-laki itu memijit pelipisnya.

"Arsyad, ayo kita pulang." Nalla kini memegang tangan anaknya dan segera keluar dari ruangan ini.

Baru saja Laki-laki itu akan mengejarnya, Nalla lebih dulu menutup pintu dengan keras.

Nalla terus memegang tangan Arsyad, membawa anak itu menuju keluar dari restoran ini dengan wajah menahan amarah.

Saat ia berada di lantai pertama, tempat ini begitu ramai.

"Mama, mau ke mana?" tanya Arsyad sembari menyeimbangkan langkahnya dengan sang Mama.

"Kita cari tempat lain ya," jawab Nalla sambil terus melangkah hingga sampai di dekat lobi.

"Permisi. Kenapa tadi sewaktu saya memesan tempat VIP pertama, kamu menyetujuinya?"
ucap Nalla setengah menggertak.

Perempuan yang tampak masih muda itu menahan kaget, lalu meringis, ia segera mengecek ke komputer di hadapannya. "S-saya kira, Ibu salahsatu rekan pejabat yang_____"

"Saya bisa saja melaporkan kelalaian ini kepada atasan kamu!"

Dengan cepat, perempuan itu menggeleng ketakutan. "Bu, jangan, Bu. Saya baru saja bekerja di sini, saya harus mencari pekerjaan di mana lagi..." lirih perempuan itu sambil memohon.

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang