Bagian 31

13.6K 2.8K 2K
                                    

Vote sebelum membaca ya :)



(Jangan lupa dengerin lagu)
Kalo ada typo maafin ya:(


___________






"Mas Alan, aku mau mangga muda."
ujar Nalla sambil mengusap perutnya.

Alan dan Hazen langsung melihat ke arah pintu kamar, dimana Nalla berdiri disana dengan pandangan yang terus menatap suaminya.

Hazen berdecak, lalu menatap ke arah lain dengan penuh kesal. Kenapa Nalla selalu datang disaat ia sedang berbicara serius pada suaminya.

Dengan cepat Alan mendekati Nalla, lalu menggenggam kedua tangan perempuan itu, "Sekarang?" tanya Alan sambil tersenyum.

"Iya dong, sekarang. Kasian tau anak kamu kalo enggak di turuti." ujar Nalla sambil mengusap lagi perutnya.

Alan mengangguk mengerti. Lalu ia berbalik, menatap Hazen yang kini menatap ke arah lain, sepertinya Hazen begitu kesal.

"Mas, ayo dong." desak Nalla lagi.

"Ayo," ucap Alan yang kini membawa Nalla keluar dari kamar Hazen.

Setelah kepergian dua orang itu, dengan cepat Hazen menutup pintu dengan keras, lalu ia terduduk lemah di balik pintu itu, kembali menangis.





***





Di kamar mereka, Alan dan Nalla duduk di tepi ranjang. Alan yang akan pergi mencari mangga muda namun di tahan oleh Nalla agar tetap berada di sisinya.

Perlahan, Alan melihat di tengah ranjang, di mana anaknya sudah tertidur nyenyak. Lalu ia kembali menatap wajah Istrinya.

"Aku mau pergi, aku bakal beli apapun kemauan kamu, aku yakin jam segini masih ada yang jual mangga muda, Nal." ucap Alan.

Nalla menggeleng, lalu meletakkan kepalanya di pundak Alan. "Maaf aku udah bohongin kamu, aku enggak mau mangga, aku maunya kamu ada di sini..." jelas Nalla.

Alan menahan tawa, lalu mengelus lembut kepala Nalla. "Kamu lucu kalo lagi cemburu. Lagian aku cuma nanya sama Hazen soal kejadian tadi."

"Tapi kenapa sampai sejam-an? Pasti dia kan yang udah nahan kamu di sana, terus dia minta apa aja sama kamu? Aneh-aneh kan?" tebak Nalla yang mulai khawatir sambil mendongak ke atas, menatap jelas mata suaminya yang kini juga menatap ke arahnya.

Benar apa yang di katakan oleh Nalla, perempuan itu meminta hal yang bahkan tak pernah di pikirkan oleh Alan. Tapi Alan menahannya agar tak mengatakan apapun pada Nalla.

Alan mengecup pelan bibir Nalla, lalu mengelus sudut bibir Istrinya dengan tangan, "Kamu jangan berpikiran berat, Nal. Jaga kondisi kamu, ya."

Nalla menunduk, lalu menatap ke arah lain. "Aku cemburu, aku sakit hati setiap kali kamu deket sama dia."
ucap Nalla dengan mata yang kini berkaca-kaca. Ya, Kata-kata itu begitu sulit untuk ia katakan sejak tadi.

Mendengar itu, Alan menariknya pinggang Nalla lebih dekat lalu memeluknya perempuan itu, erat.






***






Pagi ini, Alan tak berangkat ke kantor. Hanya Ardi dan Vian yang sudah berangkat ke kantor beberapa menit yang lalu. Hari ini Alan berniat akan menunggu kedatangan Mama mertuanya yang begitu ia rindui.

Di sisi lain, ia juga harus menyiapkan diri untuk mengatakan hal yang begitu terasa hancur jika di katakan. Tidak, bukan sekedar hancur, ini sangat-sangat penuh penyesalan dan kehancuran.

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang