Bagian 30

16.5K 2.8K 1.9K
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA








HAPPY READING SEMUA









Selesai mengantarkan Nalla ke rumah, Alan bergegas pergi ke kantor polisi, karena sang Papa juga sedang berada di sana.

Ardi bersama para bodyguard baru saja membawa Pria yang berbuat jahat terhadap Nalla ke kantor polisi dan melaporkan semua tindakan jahat yang di berikan Pria itu terhadap menantunya.

Tak sampai di situ, selama perjalanan pula, Alan terus bertelponan bersama sang Papa dan memberi pesan bahwa Pria gila itu harus di hukum dengan hukuman yang setimpal.

Selesai menelpon, Alan meletakkan ponselnya ke dalam saku lalu berdecak penuh kekesalan.

"Vian, tolong cepat. Saya benar-benar tidak tahan dengan Pria tadi. Bisa saja saya habiskan dia tanpa di bawa ke kantor polisi." ujar Alan dengan wajah yang begitu emosi.

"Kalau saja saya tidak memisahkan Tuan Muda dengan Pria tadi, mungkin saja para wartawan berdatangan ke lokasi atas tindakan Tuan." ucap Vian sambil terus fokus mengendarai mobil.

"Saya tidak peduli. Mau itu orang penting atau masyarakat luas sekalipun, kalau ada yang berani menyentuh Istri saya, saya tak akan biarkan dia hidup. Ya, masalahnya kamu dan Papa saya datang di waktu saya akan melenyapkan dia." jelas Alan.

Vian terkekeh.

"Saya tidak membuat lelucon." ucap Alan dengan tatapan tajamnya.

Vian langsung merubah wajahnya menjadi datar.

Tak lama kemudian, mobil pun masuk ke halaman kantor polisi.

Selesai memarkirkan mobil, Alan dan Vian bergegas keluar dari mobil lalu berjalan dengan cepat menuju ke dalam kantor tersebut.

Di dalam sebuah ruangan, sudah ada Ardi dan beberapa bodyguard-nya serta dua polisi yang sedang berbicara pada Ardi.

Alan dan Vian masuk ke dalam ruangan dan ikut duduk di dekat Ardi.

"Gimana, Pa? Pria bejat itu? Apa dia akan di penjara seumur hidup? Atau hukuman mati?" tanya Alan beruntun.

Ardi menepuk pelan bahu Alan, "Tenang nak. Dey dan Bobi akan menangani kasus ini secepatnya." ucap Ardi menenangkan.

Dey dan Bobi adalah Polisi, mereka sangat mengenali Alan dan Ardi. Mereka sudah seperti kerabat dekat. Sejak dulu, Alan selalu mendapat bantuan dari para polisi itu tentang orang-orang yang menganggu dirinya, begitu pun sebaliknya, para polisi tersebut juga selalu mendapat bantuan dari Alan dan Ardi.

"Dey, saya gak mau tau, kamu harus hukum dia dengan hukuman yang setimpal!" perintah Alan.

Dey mengangguk paham, "Pak, kasus ini masih kita tangani, kita juga akan menyimpan identitas lengkap Pria itu dahulu. " jelas Dey.

"Alan, kamu tidak perlu khawatir. Papa akan selalu menanganinya, intinya kamu fokus terhadap kerjaan serta Istri-Istri dan anak kamu."

Alan terdiam mendengar ucapan Ardi. Ia menatap Papanya dengan wajah yang tak dapat di artikan.

"Setidaknya, resiko yang sudah kamu ambil harus kamu akui dan terima." gumam Ardi yang kini berdiri, berniat akan keluar dari ruangan ini.

"Tunggu, Pa." Alan juga ikut berdiri. "masalah Papa Bryan?" tanya Alan.

Ardi terlihat diam sejenak, lalu ia segera menggerakan dagunya, mengisyaratkan agar Alan segera keluar mengikutinya.

Kini Alan keluar dari ruangan, mengikuti sang Papa.

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang