Bagian 57

14.7K 1.7K 1.2K
                                    


VOTE DULU YUK❤️❤️❤️


Part ini panjang ges😭
sampe nangis ngetiknya🥺❤️

Jangan lupa dengerin lagu ini yang benar-benar cocok sama BAB 57✨

Jangan lupa dengerin lagu ini yang benar-benar cocok sama BAB 57✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

((Kalo ada yang typo mohon maklumi ya🥺🙏 Happy Reading!!))






Pagi ini Nalla sudah kembali dalam keadaan membaik. Ia kini di bawa ke ruang rawat inap yang sudah di siapkan oleh keluarganya.

Ardi, Misha, Bryan, Lia dan Darren kini sedang duduk di sofa di ruangan tempat Nalla di rawat, mereka juga menahan kantuk karena sejak tadi malam mereka tidak ada tidur sama sekali. Sementara Arsyad sudah di jemput oleh Lila dan sopir tadi malam. Dan Alan? Laki-laki itu kini duduk di sisi brankar tempat Nalla terbaring, ia juga tak tidur, sejak Nalla di pindahkan ke ruangan ini, ia memegang terus memegang tangan Nalla tanpa ingin melepaskannya.

Nalla masih terpejam dengan napas yang sudah teratur. Wajah cantik perempuan itu terus Alan tatap.

Alan mengingat sejak pertama kali Nalla datang ke rumahnya. Pertama kali mereka bertatapan di saat usia remaja. Sejak saat itu, orang tua Nalla menitipkan anak perempuannya untuk tetap bersamanya. Sejak saat itu pula, Alan bertekad akan selalu menjaga perempuan ini.

Ia gagal.

Ia sangat menyesal.

Tiba-tiba tangan yang Alan genggam itu kini bergerak, lalu bibir perempuan itu bergumam kecil dengan menyebut nama anaknya.

"Arsyad..."

Alan berdiri, lalu memegang tangan Nalla dengan erat. "Nalla..."

Mereka yang duduk di sofa kini semuanya berjalan mendekati Nalla. Semua orang tampak senang saat melihat Nalla sudah membuka mata.

Nalla berusaha untuk duduk, Alan dengan sigap langsung membantu istrinya. Dengan kondisi belum sepenuhnya sehat, Nalla merasakan pusing yang tiba-tiba, lalu ia meringis kecil saat sudah duduk. Ia pun menyandarkan tubuhnya pada kepala brankar yang ia tempati itu.

Alan menyodorkan air putih pada istrinya. Nalla menggeleng, menolak untuk minum.

Semua orang kini memilih diam dan hanya menatap Nalla yang tampak sedang kebingungan dengan sekitarnya.

Perlahan, Nalla menatap ke arah Bundanya. "Bunda, di mana Arsyad?" tanya Nalla dengan suara masih terdengar lemah.

"Tadi malam Arsyad sudah di jemput sama Lila, dia ngantuk berat sayang, Bunda nggak tega kalo dia berada di sini sampai pagi." ucap Misha yang kini mengelus lembut puncak kepala Nalla.

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang