Bagian 16

16.2K 3.3K 8.9K
                                    

Mohon tenang, tarik napas dan hembuskan perlahan. Ayo, berdoa agar happy ending.

Jangan lupa putar lagu yang ngena bgt yaa🥺💖

___HAPPY READING SEMUA___





Sarapan pagi kali ini tidak berlangsung menyenangkan.

Biasanya, di tengah sarapan pagi, Ardi dan Alan akan membahas masalah pekerjaan. Biasanya juga Alan akan selalu berbicara pada anaknya sambil sesekali bercanda.

Namun, pagi ini tampaknya adalah pagi yang buruk. Ardi yang sejak tadi menyantap sarapan tanpa mengucapkan sepatah katapun, Alan yang makan sedikit dan sesekali menatap sang anak tanpa mengucapkan apapun.

Dan Nalla, ia masih diam dengan seribu pikiran di kepalanya. Bayangan-bayangan tentang gadis pemilik gelang itu terus menyerang. Ia sesekali menatap Alan yang berada di sampingnya.

Alan yang merasakan itu kini balik menatap ke arah Nalla. Sontak Nalla mengalihkan pandangan ke arah lain dengan penuh kesal.

"Mama, aku mau coklat lagi." pinta Arsyad sambil menyerahkan rotinya pada Nalla.

Nalla langsung mengambil selai coklat dan mengoleskannya kembali pada roti tersebut.

Namun tanpa sadar Nalla semakin banyak mengoleskan coklat itu hingga menetes ke meja, membuat Arsyad terus menatapnya bingung.

Misha pun menyadari akan hal itu, ia langsung berdiri, lalu segera memegang tangan menantunya.
"Nalla, sudah..." ujar Misha menghentikan aktivitas Nalla.

Nalla terdiam sejenak.

Matanya kini berkaca-kaca.

Perlahan ia pun memberikan roti itu pada anaknya.

Misha menahan kaget melihat kesedihan pada wajah Nalla. Perlahan, ia menurunkan tangannya. "Kamu kenapa, sayang?" tanya Misha khawatir.

Nalla menggeleng, lalu detik berikutnya ia berjalan pergi meninggalkan meja makan, bergegas menuju lantai atas.

Misha menatap kaget dengan kepergian Nalla. Lalu ia menatap Alan yang kini tampak ikut berdiri dan segera mengikuti istrinya.

Baru saja Misha ikut berdiri, Ardi menahan tangannya. "Biarkan saja mereka berdua, Ma." ujar Ardi.

"Oma, Mama sama Papa ke mana?" tanya Arsyad.

Misha menatap sedih pada cucunya, lalu ia mencoba tersenyum. "Kamu abisin dulu sarapannya, ya."

"KAPAN KAMU MAU JELASIN!"

Misha tersentak kaget mendengar teriakan dari atas sana, begitupun dengan Ardi dan Arsyad.

Ya, itu suara Nalla.

Semakin menjadi teriakan mereka dia atas sana, Misha semakin panik dan segera mencari di mana para asistennya. "Lila, Lila..."

Tak lama kemudian, Lila datang. "Iya, Nyonya?" tanyanya panik.

"Tolong bawa Arsyad dan makanannya ke halaman belakang ya." perintah Misha.

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang