BAGIAN 58

26.8K 1.7K 988
                                    


Ily guys!!!

TERIMA KASIH UDAH MAU BERTAHAN SAMPAI PART INI. KALIAN HEBAT🥺❤️❤️❤️❤️

TERIMA KASIH SEKALI LAGI😭🙏

love me and keep me motivated!


Bacanya sambil dengerin musik yang aku saranin yaa, thankyou!

Bacanya sambil dengerin musik yang aku saranin yaa, thankyou!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



____________




Alan menancap gas pada mobilnya, lalu mobil itu melesat ke jalanan dengan kecepatan di atas rata-rata. Laki-laki itu menatap lurus ke depan dengan beribu pikiran memenuhi kepalanya. Air matanya menetes dengan tiba-tiba. Seluruh tubuhnya terasa kaku, jantungnya terus berdetak lebih cepat, serta keringat yang turun dari pelipisnya, ia juga mencoba meneguk kasar salivanya berulang kali. Itu terasa sangat menyakitkan.

Tidak!

Ini tidak mungkin terjadi pada kehidupan nya.

Apa yang ia lakukan selama ini terhadap Nalla? Bahkan, walaupun ia menyesalinya beribu tahun, tetap ia tidak bisa memaafkan apa yang ia perbuat selama ini. Apalagi Nalla? Wanita yang sudah lama menahan rasa sakit karena perbuatannya. Di tambah dengan anak mereka yang...

CIT!

BRAK!

Alan mengerem mendadak, mobilnya hampir saja masuk ke dalam jurang yang sangat dalam. Ia kini terdiam kaku menatap kosong ke depan. Mobilnya kini berasap. Untungnya, ia tidak kenapa-kenapa.

Seseorang mengetuk keras pintu mobil, membuat Alan tersentak dan menatap ke arah kanan. Laki-laki itu berteriak, menyuruh dirinya keluar dari mobil.

Dengan cepat, Alan bergegas keluar.

"Tolong menjauh, takutnya mobil anda meledak, Pak. Asap sudah mengepung banyak." ucap laki-laki itu sambil menunjuk ke sisi depan mobil milik Alan.

Alan menggeleng sambil kebingungan. Tidak, bukan karena mobilnya, melainkan karena ia bingung harus bagaimana agar segera sampai ke bandara.

"T-tolong... Tolong saya... Antarkan saya ke bandara..." ucap Alan gemetar dan penuh gelisah.

Laki-laki di hadapan Alan ikut bingung, lalu menatap sekeliling, daerah yang mereka singgahi ini sangat sepi. Hanya ada mereka berdua. "Saya tidak bawa kendaraan, saya kebetulan hanya lewat sini dan___"

Alan tidak mau dengar apapun sekarang, ia panik dan berlari entah ke mana. Berkali-kali ia mengecek ponselnya. Ia juga mencoba menghubungi Nalla, kedua orang tuanya bahkan beberapa asisten rumah tangganya. Namun, tak ada jawaban sama sekali.

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang