Bagian 47

11.7K 1.8K 828
                                    


Kalian rindu sama author atau sama Nallan 2 nya? :')

Semoga kalian sehat selalu yaa❤️

Sudah vote kah? :)

Jangan lupa putar musik syedih.

•••

"Kini hidupnya dipermainkan dengan penuh hal yang begitu tajam, seolah tak henti menusuknya berkali-kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kini hidupnya dipermainkan dengan penuh hal yang begitu tajam, seolah tak henti menusuknya berkali-kali."

•••




Selesai memberi perintah kepada beberapa bodyguard-nya. Alan kembali mendekati Istri dan juga mamanya yang berada di ruang tamu.

Wajah sang mama tampak begitu cemas dan menahan tangis. Mamanya begitu takut dengan apa yang sudah ia lihat. Apalagi dengan banyaknya masalah-masalah yang belum usai, justru itu akan membuat Misha berpikir keras dan yakin dengan adanya hubungan perempuan berdarah itu dengan cucunya, Arsyad.

"Alan, cucu Mama mana, Nak? Bagaimana pencariannya? Apa masih berlanjut?" tanya Misha dengan air mata yang tak bisa ia tahan lagi.

Alan menunduk, tak bisa melihat Mamanya menangis seperti itu.

Misha menatap ke arah Nalla, lalu memegang tangan menantunya itu dengan penuh cemas. "Nalla, apa kata polisi itu? Bagaimana Arsyad? Dimana dia sekarang?"

Nalla juga menunduk, namun sebentar. Setelah itu, ia langsung menatap Bundanya lagi sambil menggeleng. Melihat itu, wajah Misha benar-benar muram dan memilih terdiam. Ia melepaskan tangan Nalla yang memegang lengannya.

Alan mendekati sang Mama.

"Mama istirahat ya. Aku dan Nalla akan pergi ke suatu tempat. Kami juga akan berusaha semampu kami agar Arsyad kembali ke kita..." ucap Alan, menenangkan sang mama.

Nalla mengangguk, "Iya, Bunda. Sebaiknya Bunda istirahat aja di kamar ya. Aku dan Mas Alan pergi sebentar. Ada urusan penting."

Misha menatap Nalla dan Alan secara bergantian, "Tolong bawa Arsyad pulang." pinta Misha penuh harap.

Nalla tersenyum, "Iya, Bunda. Kami akan berusaha." ucap Nalla yang memeluk Bundanya.

"Ayo, Nal." ucap Alan yang kini memegang pelan bahu Nalla.

"Bunda, Nalla dan Mas Alan pergi dulu ya. Assalam'alaikum..."

"Assalamu'alaikum, Ma."

"Waalaikumsalam...hati-hati."

NALLAN 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang