Chapter 7 - Dinner

228 11 0
                                    

Mereka berdua pun menuju cafe perusahaan. Sebenarnya mereka bisa saja mencari makanan di luar, namun mereka lebih memilih makan didalam daripada harus terkena panasnya cahaya matahari.

"Jadi bagaimana hari pertamamu disini?"

"Melelahkan!" Jawab Elva secara cepat.

"Kau sangat jujur Elva! Aku menghargai kejujuranmu," ucap Jeslyn sambil tertawa ringan.

"Oh ya, kau sudah bekerja disini berapa lama?"

"Mungkin sekitar 2 tahun."

"Benarkah?! Wah sudah lama."

Mereka pun berbincang banyak hal sambil memakan makan siangnya.

***

"Jadi hari ini kau akan menghadiri pertemuan dengan rapat dengan Unity Company sampai pukul dua siang, lalu setelah itu pukul setengah lima sore akan ada acara makan malam bersama kedua orang tua anda. Dan-"

"Tunggu!" Ucap Arsen seketika. "Makan malam bersama orang tuaku?"

"Iya, tuan."

"Pasti mereka akan bertanya tentang kapan aku akan menikah, Laura bisakah kau menemaniku nanti malam?"

"Maaf tuan bukannya saya tidak mau tetapi saya memiliki acara nanti malam."

"Ah baiklah, bagaimana dengan Elva?" Tanya Arsen sambil melihat Elva.

"Tapi dia karyawan baru tuan."

"Tidak apa-apa aku bisa mengajarinya."

"Baiklah, apa perlu saya panggilkan?"

"Nanti saja."

"Baik."

Arsen dan Laura pun keluar untuk mengikuti rapat. Sedangkan Elva dan Jeslyn kembali ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda.
               
Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore dan ini adalah waktunya ia bersiap-siap untuk pulang. Tetapi sebelum itu ia dipanggil oleh Laura. Dan disinilah ia berada, di ruangan Arsen. Sejak tadi keadaan hening karena Arsen sedang meneliti wajah dan badannya. Ia cukup merasa risih karena Arsen terus memandanginya. Atau apakah ia orang mesum ?!

"Singkirkan pikiran burukmu tentangku!" Perintah Arsen, karena ia tau apa yang dipikirkan gadis ini. "Baiklah kau lulus."

"Lulus?"

"Sekarang gunakan pakaian ini dan bergantilah di ruangan itu," ujar Arsen sambil menyerahkan satu box bewarna hitam.

"Tapi untuk apa?"

"Aku akan memberitahumu nanti."

"Tapi aku ingin tau sekarang."

"Karena kau memaksa baiklah. Kau harus ikut denganku ke acara makan malam bersama orang tuaku."

"Kenapa harus aku?"

"Karena aku memilihmu. Cepat berganti!" Ucap Arsen sambil mendorong pelan badan Elva ke ruang ganti

"Hei!"

Membutuhkan waktu 10 menit untuk Elva berganti pakaian. Dan Arsen menunggu dengan sabar walau sebenarnya ia tidak suka menunggu.

Ceklek

Elva pun keluar dengan menggunakan pakaian yang Arsen berikan. Sabrina dress hitam dengan ikat pinggang kecil bewarna emas. Sangat elegan !

"Pakaian yang tepat!"

"Apa aku harus menggunakan ini?"

"Ya, sekarang kita berangkat!"

"Sekarang?!"

"Kau mau besok?"

"Boleh saja."

"Jangan gila. Ayo cepat!"

Mereka berdua pun memasuki mobil yang sudah terpakir di depan perusahaan. Selama perjalanan hanya keheningan lah yang menemani mereka. Jujur Elva sangat membenci keheningan.

Ting !

Bunyi ponsel Elva. Ia pun langsung membuka ponselnya dan membaca pesan yang masuk. Pesan itu berasal dari Jeslyn yang menanyakan keadaannya.

~ CHAT ~
•El, apa kau masih di kantor ?
•Emm tidak
•Lalu kau dimana ?
•Aku akan pergi sebentar ke suatu tempat
•Emm baiklah ! Hati hati !
•Tentu !

Ia pun memasukkan ponselnya kedalam tas nya. Arsen yang sejak tadi memperhatikan apa yang dilakukan Elva pun berpikir. Apa gadis ini sudah mempunyai pacar ? Jika iya mungkin pacarnya bisa saja salah paham jika tak sengaja melihat ini.

"Apa itu pacarmu?"

"Hm? Ah itu temanku."

"Lalu apa kau memiliki pacar?"

"Em tidak, aku tidak pernah berpacaran."

Mobil yang dikendarai oleh Arsen berhenti di depan hotel bintang lima. Arsen dan Elva pun turun dan langsung menuju tempat makan malam. Jujur untuk Elva rasanya ia sangat malu. Tapi yang harus kalian ketahui dari Elva adalah dia sangat pintar drama, dan kemampuan itu hanya ia gunakan untuk waktu yang sangat penting seperti ini.

"Ingat jangan mempermalukanku dan nanti aku akan bilang kau adalah calon istriku. Jadi jangan terkejut," ucap Arsen.

"Sepertinya ini memang saatnya."

"Saatnya?"

"Iya! Saatnya mengeluarkan kemampuanku menjadi calon istri yang berkelas," ucapnya dengan percaya diri membuat Arsen melongo seketika.

Dimana sifat sebelumnya? Astagah gadis ini sangat percaya diri sekarang, tapi bukankah itu lebih baik?

"Ya terserahmu, ayo masuk."

Mereka berdua pun memasuki hotel itu dan mencari ruangan tempat makan malam yang sudah dipilih oleh ibu Arsen. Sesampainya di depan pintu, Arsen dan Elva berhenti sejenak. Menyiapkan diri masing masing, lalu saat sudah siap Elva pun menggandeng lengan Arsen membuat sang empunya terkejut tapi ia kembali menetralkan ekspresinya

Ceklek

Wina dan William pun menoleh dengan kehadiran mereka. Mereka cukup terkejut karena melihat Arsen menggandeng seorang wanita. Sepertinya anaknya ini tau kebiasaan ibunya yang selalu menanyakan calon istri. Dan menyuruhnya agar menikah.

"Owh kalian sudah datang, cepatlah duduk," ucap Wina lembut.

"Jadi ini calon istrimu?" Tanya William.

"Hei siapa namamu?" Tanya Wina dengan senyumnya.

"Adoria Beril Elvarette kalian bisa memanggilku Elva."

"Nama yang sangat cantik seperti dirimu."

"Terimakasih nyonya Wina."

Seketika Wina terdiam dan menatap Elva cukup lama. Ia terkejut karena gadis ini mengenalnya.

"Oh kau tau namaku?"

"Tentu, anda sangat terkenal di kalangan desainer dan saya menyukai semua rancangan anda."

"Wah kau memang menantu yang sangat sempurna, aku memberi nilai 100 untukmu!"

"Terimakasih banyak."

"Ekhm," suara Arsen.

"Baiklah ayo kita makan malam sambil berbincang."

----- n o t e -----

Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!

Follow me on Instagram :
@literasimary_

GERBERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang