Chapter 18 - Company

155 7 0
                                    

Untuk kali ini Arsen benar-benar tidak mendengarkan permintaan Elva.

Setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh, sekarang mereka hanya menunggu hasil.

"Arsen, apa benar-benar harus seperti ini?" Tanya Elva.

"Harus, jadi cepatlah makan. Aku tidak ingin mempunyai gadis yang kurus."

"Kalau begitu cari saja gadis lain yang lebih berisi!" Ucap Elva.

"Jaga bicaramu! Aku tidak akan mencari lagi! Kau adalah yang terakhir! Walaupun hubungan ini dimulai karena permintaan ibuku."

"Apa aku bisa mempercayaimu?" Tanya Elva ragu.

"Tentu!"

"Untuk nona Elva. Hasil pemeriksaan sudah keluar," ucap seorang perawat.

"Ayo," ajak Arsen sambil mengenggam tangannya.

Mereka pun masuk kedalam ruang dokter dan duduk di bangku.

"Jadi bagaimana?"

"Tidak ada masalah berat, hanya sedikit kekurangan vitamin," ucap dokter tersebut.

"Syukurlah."

"Ini adalah resep, tebuslah di apotek."

"Baiklah, terimakasih."

Mereka pun segera keluar dan bertepatan saat itu juga Ivan datang. Ia sudah menyelesaikan semuanya dengan bersih. Lagipula sebenarnya jika ketahuan polisi pun tidak akan apa-apa karena bukankah seharusnya Stefani dihukum mati? Dan Arsen sudah membantu meringankan pekerjaan polisi bukan?

"Bagaimana?" Tanya Arsen.

"Sudah kuselesaikan."

"Baguslah, kau bisa kembali. Tetapi jika kau mau, kau bisa mengecek tubuhmu."

"Baiklah!"

***

Setelah beberapa hari beristirahat di mansion Arsen. Elva sudah merasa agak baik dari sebelumnya. Ya, walaupun semua ingatan itu masih melekat di ingatannya. Ia masih belum bisa menerima kematian kedua orang tuanya. Bahkan melihat wajah ibunya untuk terakhir kali pun Elva tidak bisa.

Tok .. tok .. tok

"Cepatlah berganti pakaian dan ikutlah denganku," suruh Arsen.

"Tapi kita mau kemana?"

"Ke suatu tempat yang merupakan milikmu."

"Milikku?"

"Cepatlah berganti."

"Baiklah."

Setelah Elva berganti pakaian, mereka pun segera menuju ke sebuah gedung mewah dan besar. Elva penasaran gedung ini milik siapa, setaunya Arsen tidak memiliki perusahaan ini.

"Ayo."

Merekapun masuk dan mata Elva tidak henti-hentinya menatap desain interiornya. Semua pegawai yang afa disitu pun langsung memberi hormat membuat Elva bingung. Tetapi ia teringat dengan ucapan Arsen tadi.

"Arsen."

"Hm?"

"Lalu apa yang kau maksud milikku?"

"Perusahaan ini."

"Apa?!"

"Ini adalah perusahaan milik ibu dan ayahmu. Dan sejak lama perusahaan ini atas namamu."

"Benarkah? Tapi aku belum memiliki pengalaman mengelola perusahaan sebesar ini."

"Aku akan mengajarimu. Sekarang kau bebas berkeliling dan menikmati waktumu di perusahaan milikmu."

"Kau akan kemana?"

"Aku akan tetap disini hanya saja aku ada sedikit keperluan disini, jadi kau bisa berkeliling sendiri bukan?"

"Hmm, tentu!"

"Baiklah, aku pergi sebentar," ucap Arsen lalu mengelus rambut Elva.

Elva pun pergi berkeliling perusahaan. Apa benar ini perusahaan yang dikatakan oleh Adoria kemarin? Jadi selama ini ayah dan ibunya memberi perusahaan ini atas namanya.

"Jadi bagaimana? Kau sudah mendapatkan dokumen perusahaan ini?" Tanya Arsen.

"Sudah," jawab Ivan sambil menyerahkan dokumennya.

"Berarti kau sudah menangkap Aldrich?"

Sebenarnya dokumen perusahaan itu berada di tangan ayah dan ibu Elva, namun atas perintah Stefani, Aldrich mengambil dokumen itu dan belum sempat memberikan ke Adoria.

"Tentu!"

"Dimana ia?"

"Ruang bawah tanah mansion milikmu."

"Bagus! Kau memang selalu dapat kuandalkan."

"Apa aku tidak mendapatkan bonus?"

"Kau mendapat libur seminggu, gajimu akan kutambahkan."

"Satu lagi."

"Apa?"

"Biarkan aku melihat Aldrich tersiksa."

"Tentu!"

"Astaga, Arsen! Kau sangat baik!"

Setelah berbincang dengan Ivan, Ansell pun kembali untuk memberikan dokumen itu kepada Elva. Untuk mendapatkan dokumen ini sangat susah, apalagi yang memiliki dokumen ini adalah Aldrich. Entah bagaimana ceritanya Aldrich memiliki dokumen perusahaan ini.

Tok .. tok .. tok

"El, kau ada didalam?"

"Ada apa?"

"Bagaimana? Kau menyukainya?"

"Sangat! Aku bahkan tidak menyangka jika aku memiliki kendali atas perusahaan."

"Baiklah, ini adalah dokumen perusahaan milikmu. Pelajarilah, jika kau tidak paham tanyakan padaku."

"Baiklah! Terimakasih!"

***

Seharian ini, Arsen berada di ruangan Elva. Ia masih tetap disana tak beranjak pergi.

"Arsen, apa kau tak sibuk? Bagaimana perusahaanmu?"

"Aku membatalkan semua meeting hari ini," jawabnya sambil tetap menatap laptop di depannya.

"Apa boleh kau membatalkan meeting seperti itu?? Bagaimana jika mereka mengumpat kepadamu?"

"Aku tidak peduli."

Elva mengangguk kecil lalu kembali membaca seluruh dokumen perusahaan. Lalu ia teringat dengan keluarganya, ia baru sadar bahwa ibu, ayah, saudari tirinya sudah meninggalkannya. Sekarang ia benar-benar hidup seorang diri di dunia yang keji ini ..

----- n o t e -----

Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!

Follow me on Instagram :
@literasimary_

GERBERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang