Chapter 14 - Apologize

161 10 0
                                    

"Ada apa kau kemari?" Suara bariton milik Arsen.

"A-aku ingin meminta maaf."

"Apa yang kau harapkan dariku setelah meminta maaf?"

"Memaafkanku."

"Aku akan mengabulkannya, dengan satu syarat. Tinggalah disini."

"Ha? T-tapi kenapa?"

Arsen menatap Elva lalu menghela nafas sejenak. Mungkin ia terdengar seperti pria licik dan modus, tetapi percayalah ia sejak lama menginginkan ini.

"Mansion ini terlalu besar untukku seorang diri lagipula bukankah kau ingin kumaafkan?"

"I-iya, baiklah," ucap Elva pasrah.

"Malam ini aku akan menyuruh pengawalku untuk mengambil barang-barangmu. Mulai malam ini kau tinggal disini."

"Apa?!"

Setelah terjadi perdebatan akhirnya Elva pun mengalah dan akan tinggal di mansion tersebut mulai malam ini. Seharusnya ia tidak kemari malam ini. Ia cukup menyesal sekarang.

Sekarang jam menunjukkan pukul 8 malam, tetapi ia sudah sedikit mengantuk. Jadi lebih baik ia tidur dikamarnya. Tenang saja Arsen dan Elva tidur di kamar yang berbeda dan letaknya pun berjauhan.

***

Pagi ini Elva sudah berada di dapur untuk memasak. Ia merasa tidak enak karena tinggal disini tanpa melakukan apapun, ya walaupun ia tinggal karena keterpaksaan.

Arsen yang terbangun karena mendengar suara di dapur langsung mendatanginya dan alangkah terkejutnya dia melihat Elva sedang memasak. Bukankah dirumah ini ada maid?

"El?" Panggil Arsen yang membuat Elva terkejut. "Sedang apa kau berada di dapur?"

"Aku sedang memasak."

"Untuk apa kau memasak? Aku memiliki maid."

"Kalau begitu, ijinkan aku memasak hanya untuk hari ini," ucapnya dengan senyum.

"Baiklah hanya untuk hari ini, berhati-hatilah."

"Tentu!"

Arsen pun hanya tersenyum menatap tingkah laku Elva. Ia pun kembali ke kamar dan bersiap-siap.

Keadaan di meja makan cukup hening hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu. Merekapun menyelesaikan sarapannya dan pergi menuju perusahaan.

"Kau sedang apa?" Tanya Arsen yang melihat Elva diam di depan gerbang.

"A-aku sedang menunggu taxi."

"Tidak ada taxi didaerahku. Berangkat saja denganku."

"Tidak! Bagaimana jika seluruh orang tau?" Tolak Elva mentah-mentah.

"Bukankah bagus jika mereka tau kau adalah kekasihku?"

"Itu bukan berita bagus."

"Aku tidak peduli. Menunggulah sampai besok karena tidak akan ada satu taksi pun yang lewat."

"B-baiklah, aku akan berangkat denganmu, tapi turunkan aku di cafe yang berada agak dekat dari perusahaan."

Arsen pun mulai menginjak gas dan segera menuju perusahaan. Pagi ini udara tampak sejuk membuat Elva ingin berada di ruangan outdoor sepanjang pagi ini.

"Arsen!" Panggil Elva. "Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menurunkan aku di depan cafe tadi?! Apa kau sengaja?"

"Tidak."

"Astagah! Aku harus bagaimana sekarang?!" Tanya Elva frustasi membuat sebuah senyum terbit di wajah Arsen. Ia memang sengaja melewatinya.

"Kalau begitu turunlah di depan perusahaan saja."

"Kau sengaja bukan? Padahal tadi aku sudah mengatakan jika turunkan aku di depan cafe!"

"Tetapi masalahnya adalah aku bukan taxi yang mengantarkanmu ketempat yang kau mau."

"Kauu!" Ucap Elva yang geram, bahkan sekarang ia ingin mencakar wajah tampan Arsen.

***

Hari ini mood Elva benar-benar buruk akibat tadi pagi. Bahkan Jeslyn bertanya-tanya sebenarnya ada apa dengan sahabatnya satu ini.

Berbeda dengan Arsen yang tampaknya hari ini bahagia. Sehingga membuat Ivan menatap heran. Karena seingatnya terakhir kali Arsen sebahagia ini saat Julia masih ada. Jadi siapa yang berhasil meluluhkan hati sahabatnya ini? Karena ia akan memberi reward!

"Mengapa pagi ini kau tampak bahagia?" Tanya Ivan sambil menata berkas.

"Tidak ada apa-apa," ucapnya sambil tersenyum.

"Baiklah, ini lebih baik," ucap Ivan. "Setelah 5 tahun akhirnya aku bisa melihat kau bahagia."

"Sudah 5 tahun?" Tanyanya bingung.

"Ya tentu! Apa kau lupa?"

"Hanya saja .. waktu berjalan cepat."

"Ya, kau benar. Baiklah aku ada beberapa pekerjaan, aku keluar dulu."

Arsen pun menatap pemandangan kota pagi ini. Sambil memikirkan kenyataan bahwa ia sudah mulai mengikhlaskan Julia. Tersenyum samar lalu menuju tempat duduk kebesarannya.

***
S

etelah tinggal bersama di mansion mereka tampak tak menyadari saru hal yaitu hubungan Elva dan Arsen semakin dekat, bahkan mereka tidak menyadari jika mereka mungkin saling mencintai. Elva berusaha menerima hubungan mereka berdua begitu juga dengan Arsen.

"Kau masak apa?" Tanya Arsen.

"Memasak makanan yang kau sukai."

"Benarkah?? Dalam rangka apa kau membuatkanku?"

"Setiap hari aku juga membuatkanmu!"

"Sampai-sampai aku harus memecat koki karena kau keras kepala."

"Hentikan itu!"

"Aku hanya bercanda!"

"Tapi kau benar-benar memecatnya."

Ya, beberapa minggu lalu Arsen memecat semua koki hanya karena Elva. Gadis itu benar-benar keras kepala. Arsen sudah menyuruhnya menjauh dari dapur karena itu berbahaya tetapi Elva tetaplah Elva.

Tok .. tok .. tok

"Selamat pagi tuan Arsen. Pagi ini anda akan ada meeting, lalu siang nanti akan anda akan berbicara mengenai Joint Venture dengan perusahaan Adoria Corp's," ucap Laura

"Adoria Corp's?"

"Iya, tuan."

"Mengapa namanya tidak asing?"

"Tentu tuan. Adoria Corp's memang perusahaan bergengsi"

"Bukan, bukan itu maksudku. Hanya saja aku seperti mengenal nama Adoria."

----- n o t e -----

Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!

Follow me on Instagram :
@literasimary_

GERBERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang