🖤🤗
*****
"Tunggu! Gue minta lo berhenti!" suruh Rio menggikan suaranya, lantaran Azriel yang melajukan motornya tepat dihadapannya.
Rio berhenti setelah melihat Azriel menuruti suruhannya. Dia berjalan mendekati pria yang menurutnya cukup tampan. Temannya juga sama halnya berjalan bersama dengannya. Azriel melepas helmnya, lalu menatap Rio dengan tatapan bingung.
"Salam kenal sepupunya Rafka." Rio mengulurkan tangannya. Azriel terkejut, dia ingat siapa pria itu.
"Lo, Rio?" tanya Azriel, Rio mengerutkan keningnya. Dia awalnya akan bertanya, namun temannya itu malah langsung memukul kepala Azriel.
Rio berdecak kesal menatap temannya yang menangkap tubuh Azriel, pria itu langsung pingsan. Tidak ingin membuang waktu, Azriel dimasukan ke dalam mobil yang berada di sisi jalan. Mobil itu milik Amira, Rio langsung masuk. Mereka berdua pun membawa Azriel pergi. Hari menunjukan pukul lima sore, setelah setengah jam lamanya, Azriel sadarkan diri.
"APA INI?!" bentak Azriel menatap Rio dengan tatapan kesal. Kedua tangan dan kakinya diikat di kursi.
"Santai. Jangan membentak. Nanti tenggorokan lo kering, soalnya di sini gak ada air," ucap Rio. Nadanya santai, dia duduk di kursi tepat dihadapan Azriel.
"Lo Rio, 'kan?" tanya Azriel dengan raut wajah datar, nadanya juga dingin.
"Dari mana lo tau nama gue?" Kedua mata Rio menyipit, dia curiga.
"Gue dengar percakapan lo sama Rafka, dua hari yang lalu," balas Azriel menampilkan senyum sinisnya.
"Oh, oke. Gue ngerti." Rio menghela napas pelan. Dia berdiri dari duduknya dan melangkah mendekati Azriel.
"Lo denger apa aja?" tanya Rio menatap Azriel dengan tatapan tajam.
"Lo penasaran?"
Rio langsung tersenyum smirk.
"Intinya, lo harus jauhin Bila!" tekan Rio seraya
"Kenapa? Lo takut mati?" tanya Azriel dengan senyum sinisnya.
"Bukan cuma gue aja yang mati, lo juga bakal mati," jawab Rio masih menampilkan senyum smirknya.
"Wah, serius?" Azriel berpura-pura terkejut.
"Lo buat gue kesel!" tekan Rio seraya memukul rahang Azriel. Pria itu tidak bisa menahan kekesalannya, Azriel terlihat bercanda, dan dia tengah serius.
"Lisan dibalas dengan kekerasan. Lucu," ujar Azriel setelah menggelengkan kepalanya, rahangnya terasa sakit, Rio memukulnya cukup keras.
"Buat dia terluka parah!" suruh Rio kepada temannya yang langsung mengangguk.
Beberapa kali wajah Azriel dipukul oleh seorang laki-laki yang bergaya badboy, wajahnya biasa saja, dia orang yang dipercaya oleh Rio. Setelah memastikan wajah Azriel babak belur, Rio menyuruh temannya untuk berhenti. Dia menatap wajah yang mengeluarkan darah dari sudut bibir itu dengan senyum sinisnya.
"Gimana? Rasanya sangat sakit?" tanya Rio menatap Azriel yang menudunkan kepalanya dengan nafas yang tidak beraturan.
Azriel bergeming.
"Jadi turuti suruhan gue. Jauhi Bila atau lo bakal ngerasain yang jauh dari ini." Rio menepuk bahu Azriel dengan kasar.
"Kalo selama satu minggu lo masih ngedeketin Bila, gue bakal buat hidup lo gak akan tenang. Tapi, kalo sebaliknya, lo bakal tau alasannya," ucap Rio seraya membuka tali yang mengikat tangan dan kaki Azriel. Dia sungguh-sungguh dengan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened? (TAMAT)
Teen Fiction**** Bagaimana rasanya dijauhi oleh semua murid secara tiba-tiba? Nabila hanya merasa bingung sekaligus ingin tau alasan mereka melakukan itu. Jika hanya beberapa orang, ia memaklumi, mungkin orang itu tengah mempunyai masalah. Namun, ini semua muri...