17 • ICU

182 10 0
                                    

Tepat sebelum air matanya jatuh, seseorang menarik tangan Rana lalu mendekapnya dalam pelukan.

" Jangan menangis . ."

Rana menarik tubuhnya menjauh, lalu menatap sang pemilik tubuh.

Hoshi.

Pria itu kembali menarik tubuh Rana dan mendekapnya begitu saja. Rana yang memang kalanya sedang sedih dan tidak bertenaga, memilih diam dan lama kelamaan ia kembali menitikkan air matanya.

Menangis di dekapan Hoshi hingga isakan perlahan muncul menjadi tangis yang lebih besar. Tangan Hoshi mengusap punggung Rana perlahan membiarkan sahabatnya itu menangis.

" Kenapa hiks . . " Ucap Rana terbata-bata akibat isakannya.

Hoshi masih diam tak bergeming. Memilih diam agar Rana dapat melepaskan bebannya itu dengan tenang.

Setelah tangisan Rana agak mereda, Hoshi menuntunnya untuk kembali duduk.

" K-kau kok bisa-- hiks disini ?" Tanya Rana yang masih dilengkapi sesegukannya yang tak kunjung hilang walaupun air matanya sudah berhenti mengalir.

Hoshi tersenyum simpul, " aku kesini untuk check up tanganku. Lalu saat sedang berjalan kembali, aku lihat kau menangis disini. ".

Senyum kecil terukir di wajah Rana yang tengah memerah. " Terimakasih banyak Hoshi-ya ".

" Itu gunanya sahabat Rana-ya. Sama sama. "

• • •

" Baiklah . . Hasil lab akan keluar besok. Jika ternyata terdapat kecocokan saya akan menghubungi anda. Silahkan isi data nomor telepon disini. " Ucap Do ah sembari menyodorkan secarik kertas dan pulpen kepada Jeonghan.

Tanpa basa basi lagi, Jeonghan meraih pulpen tersebut dan mengisi kertas berisikan data data yang harus diisinya, juga dengan tanda tangan nya.

Setelah selesai mengisi semua data, Jeonghan kembali duduk bersandar di kursi yang berada di hadapan Do ah. Do ah juga kembali meraih kertas tersebut lalu menyusunnya di atas map yang ada di atas mejanya.

" Baiklah. Anda boleh keluar sekarang. "

" Terimakasih banyak Dokter. Usahakan yang terbaik untuk adik saya. Saya permisi. " Jeonghan pun beranjak dari sana dan kembali ke ruangan ICU.

Jeonghan menatap bingung Rana yang tengah tertidur di paha seorang lelaki yang tengah memainkan gadgetnya.

Jeonghan pun mendekat, lalu sang pria mendongak menatap Jeonghan dengan tatapan bertanya.

" Maaf anda siapa ya ? " Tanya Jeonghan.

Hoshi dengan cepat menaruh jari telunjuknya di depan bibir, lalu memasukan handphonenya ke dalam saku celana yang di pakainya.

" Perkenalkan, saya Hoshi Kwon. Sahabat dekat Rana. " Ucap Hoshi lalu mengulurkan tangannya.

Jeonghan menjabat tangannya, dan masih setia dengan wajahnya yang penuh tanda tanya.

" Saya kakak ipar Rana. Jeonghan Jeon. Tapi tunggu . . Sepertinya aku pernah melihatmu ? "

Hoshi menautkan alisnya lalu melepaskan jabatan tangan mereka dan kembali dengan wajahnya yang normal.

Hoshi lalu tersenyum " ah, saya yang waktu itu di pukuli suaminya Rana. Bukankah Hyeong yang membantu menahan Wonwoo ? Terimakasih Hyeong, jika kau tidak datang mungkin aku sudah pingsan di tempat. "

Jeonghan terkekeh " Sama sama. Aku juga minta maaf karena adikku melakukan kekerasan padamu. "

Hoshi mengangguk, sebelum akhirnya mata Rana terbuka. Ia mengerang kecil, lalu terduduk di samping Hoshi dan menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

Is This Happy Ending ? || ft. Wonwoo Jeon ✓[ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang