35 • Hoshi's House

124 6 0
                                    

Acara kremasi dan beberapa penghormatan terakhir sudah dilaksanakan dengan baik. Bahkan para tamu dan keluarga sudah menyelesaikan acaranya dan kembali ke rumah masing masing. Beberapa orang pulang dengan kecewa, bahkan ada juga yang dengan banjir air mata.

Hari ini, 2 januari tahun 2***.

Tak ada satu pun orang yang menyangka bahwa hari ini adalah hari terakhir mereka dapat melihat jasad seorang Jeon Wonwoo.

Rana bersujud sedih di depan karangan bunga yang tersusun rapih di dalan rumah duka. Hoshi terus saja mengusap punggung sahabatnya itu dan sesekali menyeka air matanya.

Ternyata ucapan Wonwoo tempo hari benar benar terjadi. Dan Hoshi merasa ialah yang harus menjadi satu satunya penyemangat untuk Rana saat ini.

" Hiks hiks.. "

Sudah 15 menit Rana tak bergerak dari sana. Hoshi juga dengan sabar menemani Rana yang memang membutuhkannya.

" Rana-ya " panggil seseorang dari belakang Rana.

Akhirnya perempuan itu mau walaupun dengan enggannya bangun dari sujudnya lalu menoleh ke belakang.

Jeonghan.

" Oppaa " Rana kembali tersedu saat Jeonghan jatuh ke pelukannya. Mendekapnya erat seperti adik kandung sendiri.

Rana membalas pelukan Jeonghan. Sedangkan lelaki itu hanya mengusap punggung adiknya.

Setelah sudah cukup berpelukan, Jeonghan menjauhkan dirinya dari Rana dan mencoba mengusap air matanya.

" Sudah sudah. Kami semua sedih. Namun kau harus ingat janinmu. Jangan terlalu larut dalam kesedihan dan ikhlaskan dirinya Rana. " Ujar Jeonghan.

" Sulit oppa." Ujar Rana sesekali tersedak dengan nafasnya sendiri.

" Oppa tahu Rana. Tapi oppa yakin Wonwoo juga tak akan membiarkan anaknya ikut dengannya bukan ? Aku yakin kesehatanmu dan anakmu adalah yang sangat Wonwoo inginkan di alam sana "

Rana hanya terdiam merenungi perkataan Jeonghan.

" Oppa ingin pamit. Oppa harap kamu juga segera pulang dan beristirahat. Jangan terlalu lelah dan larut dalam kesedihanmu. Jangan kecewakan Jeon Wonwoo, Rana. " Ujar Jeonghan.

Rana hanya mengangguk kecil walaupun perkataan Jeonghan tak terlalu berdampak pada dirinya yang bahkan masih meneteskan air mata dengan derasnya secara diam-diam karena Rana menunduk.

• • •

Rana duduk menghadap jendela besar yang menampilkan indahnya malam hari ini. Namun sayangnya tak berhasil menyembuhkan rasa sakit di hati Rana.

Sudah 5 jam Rana mengurung dirinya di kamar besar ini. Kini ia berada di rumah Hoshi. Hoshi yang mengajaknya untuk tinggal sementara dirumahnya selama beberapa hari untuk mempermudah dirinya dalam mengawasi Rana.

Sudah 3 kali berturut-turut pintu kamarnya diketuk. Namun ketukan tersebut berhenti saat Rana berhasil membentak maid yang menganggu waktu sendirinya.

Rana terus menatap kosong gedung gedung cantik dengan kelap-kelip lampu menghiasinya. Tak ada perasaan senang sedikit pun walau sudah di suguhkan dengan pemandangan secantik ini.

Lagi, dan lagi.

Tetes cairan bening itu kembali turun ke pipi Rana dengan tidak indahnya karena wanita ini kembali mengingat kenangannya bersama Wonwoo. Tak banyak, namun berhasil membuatnya rindu. Tak terlalu indah, namun membuatnya ingin mengulang.

Is This Happy Ending ? || ft. Wonwoo Jeon ✓[ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang