"Ya Allah ini Karisha kenapa El?!" panik Ginny ketika melihat darah disudut bibir Karisha.
"Gapapa bun cuman luka kecil aja. Oh iya bun ini pisau kecil bunda gk kepake" ujar Karisha sambil tersenyum dan berusaha melupakan kejadian yang didalam mobil tadi.
Tapi sejujurnya luka ini cukup perih, apalagi nanti jika kena air.
"Kamu emang gadis hebat, yaudah ayo diobatin dulu lukanya"
Ginny pun langsung menggandeng tangan Karisha dan mencari suster untuk meminta bantuan.
"Wah mbak ini mah sobek harus dijahit" ujar suster tersebut.
"Padahal cuman luka kecil emang harus dijahit dok?" tanya Karisha.
"Luka ini tidak terlalu kecil mbak, ini tidak bisa rapat sendiri harus dijahit biar rapat"
"Lakukan yang terbaik dok!" seru Ginny.
Tak lama acara jahit menjahit disudut bibir Karisha pun dilakukan.
"Berapa jahitan dok" tanya Karisha sambil meringis kesakitan.
Mungkin jika tadi dirinya belum terlalu merasakan sakit tapi setelah dijahit dirinya baru sadar jika lukanya memang tidak bisa dikatakan kecil.
"3 jahitan. Untuk melihat apakah jahitan nya berhasil atau tidak mbak harus 3 hari sekali kerumah sakit. Nanti jika kami bilang jahitan nya bagus cek up nya jadi seminggu sekali ya mbak" jelas dokter tersebut.
"Ribet amet dah dok" protes Karisha.
"Memang seperti itu mbak, jika tidak nanti kita tidak tahu apakah jahitannya rapat dengan kulit atau tidak. Dan satu lagi kalau mandi tolong jangan dikenakan air terlebih dahulu ya"
Karisha hanya mengangguk kan kepalanya saja.
"Yaudah kamu istirahat disini dulu ya bunda mau keruangan mama kamu lagi"
"Mama belum sadar bun?" tanya Karisha dengan suara yang hampir seperti bisikan.
"Belum, doain terus ya biar mama kamu cepet sembuh" ujar Ginny sambil mengelus kepalanya.
"Ya Allah tolong sadarkan mama hamba" doa Karisha sambil memejamkan matanya.
Brak
Baru saja dirinya memejamkan matanya malah dikejutkan dengan suara gebrakan pintu.
"Yaampun El kalau buka pintu pelan-pelan napa nanti rusak aja"
"Sa---sakit ya Karisha?" tanya El dengan air mata yang sudah mulai menggenang.
"Sakittt banget El, yaampun ini tuh sakit banget kaya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya" bohong Karisha.
Diluar dugaannya tangisan El malah semakin pecah, bahkan kini dirinya menangis sambil sesegukan.
"Ehh lo kenapa nangis sampe segitunya dah?"
"Hiks gara-gara El Ka--karisha jadi gini"
"Udah ih jangan nangis gue tadi cuman bohong sakitnya cuman sedikit kok. Lagian ini bukan gara-gara lo, tapi gara-gara bapak bapak tua bangka itu tuh nonjok gue tapi dianya lagi pake cincin batu akik. Besok besok gue pake cincin batu kali dah" omel Karisha panjang lebar.
El yang mendengar dumelan Karisha malah tertawa.
"HAHAHA Karisha lucu"
"Tadi aja nangis sekarang ketawa"
Karisha pun dengan telaten mengelap air mata El.
"Lo itu cowok gk boleh sering sering nangis nanti air matanya habis"
"Emang air mata bisa habis ya Karisha?" bingung El.
"Bisa makanya jangan keseringan nangis ya" ujar Karisha.
El pun langsung mengangguk kan kepalanya.
"Karisha" panggil El.
"Hmm"
"El mau peluk"
~~~
"Papa kok malah bisa sampe masuk rumah sakit sih" tanya Becca.
"Gimana gk masuk rumah sakit orang cewek sialan itu nendang 'ini' papa" ujar Bram sambil menggeram menahan marah.
"Jadi papa kalah sama mereka? Gimana sih pah" dumelnya.
"Ya jangan salahin papa lah. Orang suruhan mereka lebih banyak dari pada papa"
"Pokoknya aku gk mau tahu papa harus bikin mereka menderita!"
"Yaudah besok papa keluarin aja si cewek itu"
"Jangan pah!" cegah Becca.
"Kamu ini aneh, tadi bilang buat kehidupannya menderita yaudah kita keluarin aja dari kampus"
"Maksudnya Becca jangan dulu pah Becca mau bikin kenang-kenangan indah buat dia" ujar Becca sambil menampilkan smirk jahatnya
Kringgg
"Sebentar ya pah Becca angkat telpon dulu"
Dirinya pun langsung keluar dari ruangan sang papa.
"Gimana Bec?" tanya Shesil to the point.
"Gk ada basa-basinya lo langsung to the point banget" gurau Becca.
"Buruan gue udah gk sabar"
"Sorry tapi orang suruhan bokap gue kalah, mereka bawa orang banyak"
"Ah payah. Kalau gitu biar gue aja lah yang ngurusin"
"Lo mau lakuin----"
Tutt
Sambungan telpon pun langsung diputus oleh Shesil begitu saja.
"Kalau lo gk bisa bantuin gue biar gue yang bertindak sendiri"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PETER PAN [END]
Teen Fiction-Raphael hadrian darmawan- Seorang cowo yang berprofesi sebagai ceo diperusahaan DARMAWAN. Memiliki wajah tampan dan dikenal dengan tatapan intimidasinya membuat siapa saja yang ditatap akan langsung merasa ketakutan. Tapi siapa sangka dibalik sikap...