LIMA TUJUH

2.1K 147 1
                                    

"El" panggil Lisa yang langsung berlari kearah nya.

"Kenapa Lis?"

"Enggak cuman mau bareng aja keruangan nya" cengirnya.

El pun langsung mengangguk kan kepalanya.

Ting

"Duluan Lisa" ujarnya mempersilahkan agar Lisa masuk duluan kedalam lift.

"Tuh kan gue makin yakin kalau El punya rasa sama gue, buktinya perlakuan dia ke gue aja so sweet banget" batin Lisa dengan senang.

"El nanti mau makan siang bareng?"

"Makasih Lisa tapi nanti siang Karisha mau dateng bawain makan" jawab El sambil tersenyum.

"Kenapa gk sama Lisa aja? Apa coba bedanya Lisa sama cewe itu" tanyanya dengan nada sewot.

"Soalnya El udah janji sama Karisha kalau gk makan siang duluan. Kata bunda kalau punya janji harus ditepati"

"Tapi gk semua janji tuh harus ditepati El!" bentak Lisa

Ting

Tepat setelah mengatakan seperti itu pintu lift pun terbuka. Lisa yang sudah tersulut emosi pun langsung pergi begitu saja meninggalkan El.

"Hiks.. Li--lisa bentak El" ujarnya dengan sedikit terisak.

Yap El adalah cowo yang tidak bisa dibentak:)

"Lisa tunggu" panggilnya yang ikut mengejar langkah Lisa.

"Hiks.. Li--lisa maaf" ujarnya sambil menangis.

"Lisa gk mau maafin El, kecuali kalau nanti El mau makan siang sama Lisa di cafe!"

Selain kekanak-kanakan El juga memiliki sifat takut jika orang yang ia kenal marah terhadap nya. Maka apapun akan ia usahakan agar orang itu mau memaafkan dirinya.

"Iya El mau" jawab El tanpa memikirkan nanti bagaimana perasaan Karisha.

Lisa yang mendengar itu pun langsung tersenyum senang.

"Nah gitu dong, sekarang Lisa udah gk marah sama El kok" senyum nya.

El pun dengan cepat mengelap air matanya.

"El jangan nangis lagi ya"

"iya Lisa"

~~~

"Bunda kita mau masak nya kapan?"

"Sekarang juga ayo sayang, soalnya proses masaknya lumayan lama"

Karisha pun mengangguk kan kepalanya senang.

"Sekarang tolong kamu ambilin ikannya di kulkas terus dicuci sampe bersih ya"

"Siap bun!"

Menunggu Karisha yang masih membersihkan ikannya Ginny pun langsung merajang sayuran yang akan mereka pakai.

"Udah bersih bun"

"Nah kalau udah bersih tolong kamu buang sisik-sisiknya sampai bersih"

"Siap bun"

Karisha pun langsung membersihkan sisik ikannya.

"Aww---" ringisnya ketika jarinya tidak sengaja ikut tergores pisau.

"Yaampun sayang hati-hati"

Ginny pun langsung mengambil kotak P3K yang sudah disediakan di dapur.

"Jangan kena air nanti bisa infeksi"

Tanpa rasa jijik sama sekali Ginny pun langsung menghisap darah yang mengalir cukup banyak di jarinya dan langsung memuntahkan nya di wastafel.

"Yaampun Bun" kagetnya.

"Gapapa sayang" senyum Ginny.

"Jadi kangen mama"

"Padahal Karisha bisa hisap sendiri bun"

"Dulu kalau El jatuh terus luka darahnya belum bunda hisap katanya belum sembuh. Kalau lukanya ringan aja harus bunda kecup dulu biar sembuh katanya" cerita Ginny disertai dengan ke kehannya.

"Kalau sekarang bun?"

"Dia makin dewasa makin jarang jatoh" senyum Ginny.

"paling kalau udah besar gini jatuhnya cinta"

*jatuh cinta maksudnya guys

Karisha yang mendengar itu pun langsung mengangguk kan kepalanya setuju.

"Sudah" ujar Ginny yang sudah memperban jari telunjuknya.

"Makasih banyak bun"

Ginny pun mengangguk kan kepalanya senang "masih mau lanjutin masaknya? Kalau enggak juga gapapa sayang biar bunda aja yang lanjutin"

"Masih mau bun! Karisha harus bisa masak makanan kesukaan El!" ujarnya sambil mengepalkan tangannya dengan semangat.

Ginny yang melihat itu pun langsung tersenyum "yaudah ayo kita lanjutin lagi, tapi kamu lebih hati-hati ya"

"Siap bunda"

Karisha pikir rintangan yang akan ia hadapi untuk menyelesaikan masakan kesukaan El hanya jarinya saja yang tergores, ternyata tidak!

Ia harus rela terkena cipratan minyak panas.

Bersin-bersin karena bumbu dari masakan ini yang sangat menyengat diindra penciuman nya.

Sampai keadaan dapur yang sangat berantakan seperti kapal pecah.

"Akhirnya selesai juga!" girangnya.

Ginny yang melihat keadaan dirinya, Karisha dan dapur yang sudah sangat berantakan pun langsung tersenyum.

"Udah sana kamu bersih-bersih udah jam setengah 12, nanti telat kekantor El aja"

"Karisha mau bantu bersihin dapur dulu bun. Ini kan ulah Karisha" ujarnya sambil memperlihatkan deretan giginya.

"Sudah tidak usah nak biar bunda sama bi Surti yang bersihin"

"Bi Surti" panggil Ginny.

"ya nya?"

"Bantuin saya rapihin dapur ya bi"

"Siap nya!" jawab Surti sambil menghormat ke Ginny.

Ginny dan Karisha yang melihat itu pun langsung tertawa.

"Udah ah gapapa bun Karisha bantuin. Kasihan kalau bunda sama Bu Surti yang harus bersihin"

Dirinya pun mulai membersihkan dapur yang sangat berantakan itu.

Ginny yang melihat Karisha tetap ikut membersihkan dapur pun hanya bisa menggeleng kan kepalanya.

Tak lama keadaan dapur pun sudah seperti semula.

Ketika melihat jam dirinya pun langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengganti pakaian nya.

"Bunda, Karisha berangkat ya" ujarnya dengan sedikit tergesa-gesa karena ternyata dirinya sudah terlambat.

"Iya hati-hati ya, pak Ujang udah nunggu didepan"

Karisha hanya menjawab dengan anggukan kepalanya dan langsung meraih rantang nasi yang sudah Ginny siapkan.

"Semoga El suka sama hasil masakan gue"

"Pak Ujang ngebut ya soalnya Karisha udah telat" ujarnya dengan panik karena ternyata dirinya sudah terlambat selama 10 menit.

"Siap neng laksanakan!" Ujang pun langsung menjalankan mobil dengan kecepatan cepat tapi masih dalam batas normal.

"Aduh Karisha takut El udah keburu makan di cafe"

"Neng chat dulu aja atuh den El nya bilang kalau datangnya sedikit terlambat" usul pak Ujang.

"Bapak bener juga!"

Dirinya pun langsung merogoh handphone nya dan mengetikan pesan ke nomor El.

~Karisha
El maaf Karisha datengnya telat tapi ini udah di jalan kok

Send

"Yahhh handphone nya mati. semoga masih keburu ya pak" harapnya.

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang