DUA ENAM

3K 207 0
                                    

"Tio tolong hari ini perusahaan kamu yang hendel saya lagi ada urusan. Kalau ada masalah langsung hubungi saya"

"Baik pak"

Tuttt

"Ayah sebenarnya mau ngomongin apa sih sama El sampe nyuruh hari ini El gk usah kerja" bingung El.

Tumben-tumbenan sang ayah yang menyuruhnya untuk tidak usah berangkat kerja, padahal biasanya dia lah yang paling marah jika tahu dirinya tidak bekerja.

"Ada kejanggalan dengan kematian mama Karisha. Ayah sudah tahu siapa identitas nya tapi ayah harus cari tahu lebih dalam agar tidak salah sasaran"

"Terus?"

"Kamu harus bantuin ayah"

"El pusing ayah kalau urusan beginian" cemberut nya.

"Ouhh jadi kamu gk mau bantuin Karisha nih?"

"Ehh mau mauu" ujarnya dengan cepat.

Ayahnya pun tersenyum miring. Sekarang dia tahu apa kelemahan sang anak.

~~~

Seminggu kemudian

Kini keadaan Karisha sudah mulai membaik, dirinya sudah tidak larut dalam kesedihan nya lagi. Pelan - pelan dirinya sudah mengikhlaskan sang mama.

"Kamu beneran hari ini mau kuliah sayang?" tanya Ginny ketika mendengar Karisha ingin berkuliah lagi.

"Iya bun, Karisha udah gpp kok" senyumnya.

"Yaudah berangkat nya dianter sama El ya"

"Gk usah bun Karisha bawa motor aja" tolaknya merasa tidak enak selalu merepotkan El.

El yang mendengar pun langsung mengangguk setuju "El setuju sama bunda Karisha sama El aja berangkatnya"

Kringgg.... Kringggg

Tiba-tiba handphone bergetar

"Ada apa Tio?" tanya El

"...."

"saya kesana sekarang"

"Yahh El ada rapat penting maaf ya Karisha. Karisha jangan ngambek nanti pulang kerja El beliin eskrim kok"

"Santai aja El udah sono berangkat"

"Bye bye Karisha, bunda ayah"

Ginny yang semakin hari melihat kedekatan antara Karisha dan El pun tersenyum senang.

"Bun kalau habis pulang kuliah Karisha mau main sebentar boleh?"

"Boleh banget dong sayang, tapi pulangnya jangan kesorean ya"

Karisha pun mengangguk kan kepalanya dengan cepat.

~~~

"Gue denger cewek itu udah masuk kuliah lagi"

"Bagus gue udah gk sabar ngejahilin dia" ujar Becca sambil tersenyum miring.

"Dengan senang hati gue bantuin" lanjut Shesil.

Sedangkan Karisha yang baru sampai di kuliah pun langsung berlari menuju kelasnya.

Disana dirinya sudah mendapatkan Leola yang sedang memainkan handphone nya.

"Dorrr!!"

"Anjir banget lo ngagetin"

"Hehehe maaf" cengir Karisha.

Tak lama jam kuliah pertama mereka pun dimulai, dan mereka langsung mendapatkan tugas kelompok.

"Kita cari bahannya di perpus aja ya" usul Karisha.

"Gimana lo cari bahannya gue tunggu dikantin. Lo tau sendiri gue punya penyakit sama buku" gurau Leola.

"Ya dah"

Karisha dan Leola pun langsung berpencar, jalan menuju perpustakaan memang selalu sepi jarang dilewati mahasiswa /i.

"Hmpttt----" jerit Karisha ketika ada sapu tangan yang membekap mulut dan matanya.

Tangannya langsung diikat oleh seseorang dan dibawa kesuatu tempat.

"Diem lo jangan berisik!"

"Shesil" batin Karisha yang bisa mengenali suara tersebut.

Orang tersebut langsung mengikat dirinya disebuah tiang. Dan melepas sapu tangan yang ada dimatanya.

"Hai Karisha gue udah kangen banget deh sama lo" ujar Becca.

"Karena lo baru masuk kuliah gimana kalau kita rayain" usul Shesil.

Tak lama Shesil langsung mengeluarkan tepung dan menumpahkan diatas kepalanya.

"Happy birthday Karisha HAHAHA" ujar Becca sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kurang afdol kalau gk pake ini" ujar Shesil sambil mengeluarkan telur busuk.

"Hmptt---" Karisha terus memberontak, mulutnya masih disumpal dengan saputangan sehingga dirinya tidak bisa berteriak.

Plok

"Gue juga mau ikutan dong" ujar Becca yang ikut memecahkan telur diatas kepalanya Karisha.

Plok

"Bantuin napa Ines" kesal Shesil yang sedari tadi hanya menatap mereka.

Ines yang memang sedari tadi hanya diam pun mulai menghampiri mereka.

Plok

"Sorry Kar sebenarnya gue juga udah gk mau ikutan"

"HAHAHAH puas banget gue lihat lo kaya gini" ujar Shesil.

"Aduh makin cantik aja si lo" lanjut Becca.

Shesil dan Becca pun langsung pergi dari sana, sedangkan Ines masih terdiam.

"Ayo Ines ngapain sih lo masih disitu!" panggil Shesil ketika mengetahui Ines tidak mengikuti mereka.

"Iya iya"

Karisha benar-benar miris ketika melihat keadaan nya sekarang. Bau amis, busuk dari telur tersebut, tepung dimana mana.

"Karisha cewek yang kuat!"

Bahkan mereka tidak melepaskan saputangan dimulutnya, sekarang dirinya hanya bisa berharap semoga ada seseorang yang kearea belakang kampus ini.

"Syutt jangan berisik gue bantu lepasin" ujar seseorang.

"Ines!"












Bersambung....

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang