EMPAT TUJUH

2.4K 163 0
                                    

Tok.. Tok

Karisha pun mengetuk kaca mobil bagian belakang.

El yang melihat langsung membuka kan pintu untuk dirinya "udah selesai Karisha?"

Karisha pun tersenyum dan mengangguk kan kepalanya.

"Lega nak?" tanya Rizal.

"Lega banget yah" girang Karisha.

Ginny yang melihat wajah Karisha sedikit lebih ceria pun ikut senang.

"Bunda jadi ikut senang"

Rizal pun mulai menjalankan mobilnya menuju kantor polisi.

"Selangkah lagi semuanya akan kembali lebih baik" batinnya.

Tak membutuhkan waktu lama mereka pun sudah sampai di kantor polisi.

Setelah mereka turun dari mobil Ginny langsung menggandeng tangannya sambil menunjukkan senyum nya.

Karisha pun ikut tersenyum dan mengangguk kan kepalanya.

"Tunggu sebentar ya pak saya bawa dulu mereka kesini" ujar pak polisi yang sedang berjaga.

Rizal pun mengangguk kan kepalanya "kalian duduk dulu saja"

Ginny dan Karisha pun langsung duduk, sedangkan El memilih untuk tetap berdiri.

Tak lama pak polisi tersebut sudah kembali dengan dibelakang nya terdapat Bram dan Becca.

Becca yang melihat dirinya langsung menumpahkan air matanya.

"Hiks... Hiks maafin gue Kar, gue tau gue salah. Gue udah dibutain sama cinta sampe ngelakuin hal senekat ini"

Sedangkan Karisha masih tetap mempertahankan diamnya.

"Gue minta maaf Kar, gue janji setelah gue keluar dari sini gue bakalan jadi orang yang lebih baik lagi"

"Om juga minta maaf sama kamu Kar, seharusnya saya sebagai ayahnya Becca bisa mengajarkan agar dia selalu berada dijalan yang benar bukannya malah memperbolehkan dia terjerumus kejalan yang salah. Ini semua karena ke irian saya terhadap Rizal, dan saya mengetahui jika Rizal dengan kamu memiliki hubungan baik makanya saya jadikan kamu sebagai pancingan saya" ujar Bram mengaku.

Rizal yang mendengar penuturan dari Bram benar-benar merasa geram.
Sedangkan Ginny yang mengetahui sang suami mulai terbawa suasana pun langsung menggenggam. tangannya.

"Jangan kebawa emosi yah"

Rizal pun langsung mengontrol amarah nya yang kapan saja bisa memuncak.

"Saya tau pasti kamu marah besar kepada saya Zal maka dari itu saya benar-benar minta maaf kepadamu, maaf atas kesalahan saya selama ini" ujar Bram dengan tulus.

Karisha yang sedari tadi diam pun langsung meraih pergelangan tangan Becca.

Becca yang menyadari tangannya digenggam pun langsung mendongak kan kepalanya.

"Gue udah maafin lu" senyum Karisha.

"dan saya juga maafin om" lanjutnya.

"Hiks... makasih banyak Kar, makasih banyak" isaknya.

Karisha pun mengangguk kan kepalanya "tapi maaf yang namanya hukuman tetap hukuman"

Becca pun mengangguk kan kepalanya dengan cepat "gapapa Kar gue emang pantas dapatin ini. Makasih banyak udah mau maafin gue, Rio emang gk salah bisa suka sama lo"

"berjanjilah sama gue habis keluar dari sini lo harus jadi orang yang lebih baik. Dan lo tenang aja gue gk ada rasa sama dia, jika suatu saat lo bertemu lagi sama dia berjuanglah dengan cara yang benar" pesannya.

Becca yang mendengarnya pun mengangguk kan kepalanya "makasih banyak"

Sedangkan Bram pun ikut langsung menitikkan air matanya, ia tak menyangka jika dirinya dan sang putri bisa mendapatkan maaf dari Karisha.

"om juga abis keluar dari sini harus jadi ayah yang lebih baik buat Becca" senyum nya.

Bram pun mengangguk kan kepalanya "terimakasih nak"

Rizal yang melihat tingkah Karisha dengan mudah memaafkan Bram pun ikut sedikit tersentil.

Karisha saja bisa memaafkan Bram, mengapa dirinya tidak?

"Gua maafin lo" ujar Rizal tiba-tiba.

Bram, Ginny, dan El yang mendengar perkataan Rizal benar-benar terkejut.

Bram pun langsung tersenyum "makasih banyak Izal" ujar Bram dengan memanggil dirinya dengan sebutan yang dulu.

"Ya elah lo segala bongkar panggilan itu" kesal Rizal.

Sedangkan yang lain langsung tertawa.

"Mah, pah Karisha udah bisa ikhlasin semua nya. Sekarang mama dan papa bahagia ya disana, suatu saat Karisha akan menyusul"

"waktu menjenguk sudah habis" ujar polisi yang menjaga.

Mereka semua pun mengangguk kan kepalanya.

"Gue tunggu undangannya ya Kar" senyum Becca.

Seketika kedua pipinya langsung bersemu merah.

"Gue tunggu lo keluar" ujarnya sambil tersenyum.

Becca pun tersenyum dan mengangguk kan kepalanya.

Mereka semua pun langsung pamit untuk pulang ke rumah.

"Jadi ayah dan pak Bram itu sebenarnya temenan ya bun?" tanya Karisha yang sudah benar-benar penasaran.

"Bukan temen lagi malah sahabatan, jadi dulu ayah dan Bram itu sahabatan dari zaman SMA, terus mereka sama-sama memiliki cita-cita mau mempunyai perusahaan sendiri. Dan yaa berhasil. Ayah berhasil mendirikan perusahaan DARMAWAN, dan Bram berhasil mendirikan perusahaan BRM."

"tapi karena Bram yang gk pernah merasa bersyukur atas kesuksesan yang selama ini ia raih sendiri membuatnya terus-terusan iri ke ayah. Dia selalu mematokkan kesuksesan nya 'harus seperti Rizal' sehingga dari situ Bram jadi membenci ayah, dari dulu berbagai cara ia lakukan agar dia bisa mengalahkan ayah. Tapi hari ini bunda yakin dia akan berubah menjadi orang yang lebih baik" cerita Ginny dengan disertai senyum manisnya.

"Alhamdulillah ya bun akhirnya semuanya selesai" ujar Karisha sambil tersenyum.

Ia benar-benar merasa lega. Selama ini dirinya seperti sedang menggendong batu yang sangat besar dan hari ini dia bisa melepaskan gendongan tersebut.

"Alhamdulillah, bunda juga seneng karena permasalahan ayah dan Bram ikut selesai. Ini semua berkat kamu nak"

"Bukan bun ini semua bukan berkat aku, tapi berkat ketulusan hati ayah yang mau memaafkan pak Bram" ujarnya sambil tersenyum.

"Habis ini kami akan berikan kamu satu kejutan lagi nak" ujar Rizal tiba-tiba.

"Apa yah? Bun?"

Bunda pun tersenyum "bunda harap kamu masih mau membuka ketulusan hatimu"

Mereka berempat pun langsung masuk kedalam mobil untuk menuju ke suatu tempat.

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang