5. Opini Publik

75 7 0
                                    

Satu per satu muncul sebagai dugaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu per satu muncul sebagai dugaan. Entah Ryu Yerin sendiri yang menduga semua orang adalah tersangka. Yerin seperti itu karena menganggap semua orang berpotensi menjadi tersangka mengingat tiap-tiap dari mereka seperti menyimpan begitu banyak rahasia. Jika Jimin? Yerin yakin bukan Jimin pembunuhnya karena dari pernyataannya Yerin tidak sekali pun menangkap adanya sinyal yang menunjukkan ketidakvalidan. Lalu, Taehyung, Yerin juga yakin bukan Taehyung yang melakukannya karena Taehyung tidak pernah punya skandal apa pun sebelumnya. Nama Taehyung bersih di kampus sebagai mahasiswa. Namun, satu hal yang sempat ia lupakan dalam beberapa hari ini lantaran ia terlalu fokus pada ketakutannya sendiri, rumor tentang profesor Ok Seokjin.

Senja sudah lewat, meninggalkan hanya pekat dan beberapa bintang yang mencoba mengintip dari balik awan tebal yang sedikit menunjukkan tanda-tanda akan turun hujan. Yerin masih tidak habis pikir dengan kejadian siang tadi. Ia tahu Jimin memang bukan pelaku, ia akhirnya lega bisa melihat Jimin akhirnya dibebaskan meskipun tetap dalam pengawasan pihak kampus. Lalu, ada Taehyung yang tiba-tiba menghampiri ketiganya saat sedang di kamar mandi bersama hening, mengatakan bahwa Taehyung memang sengaja membuat semuanya terjadi. Dan juga ia sengaja mendekati Yerin agar bisa bekerja sama untuk sesuatu yang ia rencanakan sejak awal bersama Jimin. Sesuatu yang luar biasa.

••

Yerin masih betah sekali menggigiti pipet yang sudah gepeng itu tanpa meminum susunya, sedangkan di sampingnya ada Jungkook yang sudah menghabiskan 3 kotak susu yang sama dengan Yerin. Kendati keduanya memiliki selera rasa yang berbeda di mana Jungkook menyukai pisang dan Yerin menyukai coklat, tetap saja keduanya akan selalu minum bersama.

Seperti ini, terkadang kita hidup dalam dunia khayalan dan itu menyenangkan. Seperti terbang bersama hamburnya putik bunga matahari hingga menimbulkan biji yang bernilai nutrisi. Terkadang merasa tidak berguna itu tidak apa-apa karena memang tidak berguna. Namun, mirisnya tidak jarang manusia menghabiskan waktu mereka hanya untuk memikirkan sesuatu yang jauh belum terjadi hingga tertekan lalu berakhir tidak melakukan apa pun sampai akhir. Dan Yerin tidak mau menjadi bagian dari manusia seperti itu. Ia ingin berguna setidaknya untuk dirinya sendiri. Terkadang ia sering sekali berbagi perasaan bersama Jungkook tentang apa pun, entah saat di tengah-tengah sesi belajar atau seperti ini bersantai sambil hanya saling bertukar deru napas.

Keduanya saling mengerti, kendati tidak sampai bisa saling merasuk mencoba memahami, keduanya tetaplah sahabat karib yang lebih dari sahabat. Yerin selalu peka untuk Jungkook yang lebih banyak merajuk saat keinginannya tidak terpenuhi, sedangkan Yerin yang akan diam saja saat tidak ditanyai lebih dulu.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Jungkook, tahu jika Yerin tidak akan membuka mulutnya lebih dulu sebelum ada yang memancingnya. Yerin seringkali tidak bisa ditebak lakunya, biasanya menjadi si pendiam yang harus dipancing dulu baru mau bicara, terkadang juga menjadi si berisik yang susah didiamkan.

Menghela napasnya satu kali, lalu bersandar di punggung sofa setelah berhasil menghabiskan satu kotak susu yang ia ambil dari lemari penyimpanan pribadinya. Ia paham apa yang Jungkook tanyakan, itu pasti karena ia tidak menceritakan apa pun pada Jungkook dan Jungkook kecewa karena merasa ia tidak mempercayainya. Iya, Yerin tahu, Jungkook pasti sedang memikirkan itu sampai harus seperti ini. Saling diam, tapi akhirnya Jungkook tetap akan mengalah dan mencipta konversasi lebih dulu.

The Law Behind The Scales ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang