9. Kecurigaan masih berlanjut

51 5 7
                                    

Kasus ini bukanlah sekedar kasus pembunuhan yang bisa langsung terdeteksi siapa pelakunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasus ini bukanlah sekedar kasus pembunuhan yang bisa langsung terdeteksi siapa pelakunya. Ini rumit, bahkan polisi sepertinya telah dibayar untuk menutup-nutupi kasus ini dan berkomplot untuk menyembunyikan semua barang bukti yang kiranya bisa membuat semuanya terungkap. Janggal, adalah kata pertama yang harusnya disadari oleh semua orang, tetapi rasanya di sini hanya Yerin yang berani mengungkapkan kejanggalan itu. Meski ia hanya mengungkapkannya kepada Jungkook, setidaknya ia punya dugaan dan itu sedikit mengarah pada bertemunya titik temu yang selama ini membingungkan semua orang yang berusaha mengungkap dan mengangkat kasus ini agar menemui ujung muaranya.

Di tempat biasa Jungkook selalu menghabiskan sebagian waktunya sepulang kuliah, atau saat jam kuliahnya kosong seharian. Selain perpustakaan pojok sayap kanan dengan aroma buku tua, Jungkook punya tempat lain yang selalu juga ia kunjungi bersama Yerin. Meski Yerin di sana selalu hanya jadi penonton, Jungkook merasa tidak masalah untuk itu. Ia suka saat Yerin di sana, apalagi pada posisi yang seperti sekarang ini di mana Yerin duduk di atas punggung atasnya sambil bersila, sementara Jungkook melakukan push up sambil mendengarkan semua celoteh Yerin yang selalu terdengar manis di telinganya meski yang masuk ke telinga lebih banyak umpatan daripada penjelasan.

"Jung," panggil Yerin tanpa merubah arah pandang matanya yang masih lurus ke arah cermin besar di depannya, ia dan Jungkook bertatapan melalui cermin dan dengan itu Jungkook hanya berdehem sambil nafasnya agak terengah setelah hampir mendapat angka 20 untuk push up dan beban seberat Yerin.

"Hem?" sahut Jungkook, matanya saling bertemu, tetapi hanya sekilas saja karena Yerin kembali mengedarkan pandangannya ke arah lain, lebih tepatnya ke arah luar di mana sebuah gedung tinggi itu selalu berhasil mencuri atensi Yerin.

"Sidang ke duaku akan menentukan aku bersalah atau tidak, tetapi bukankah sidang pertamaku harusnya sudah bisa membuktikan kalau aku tidak terlibat?" Yerin berbicara sambil terus berpikir terlalu banyak dalan kepalanya. Ia sudah hampir gila memikirkan apa sidang ke dua besok akan tetap membawanya jadi saksi yang diawasi?

Mendengar suara Yerin, Jungkook akhirnya menghentikan kegiatannya, menyuruh Yerin turun dan seketika Yerin benar-benar turun dan berpindah duduk di atas sebuah threadmill yang tidak digunakan. Jungkook meraih pergelangan tangan Yerin, menariknya untuk duduk di sampingnya saja sambil berbicara dengan nada yang lirih.

"Jangan jauh-jauh dariku," ucap Jungkook, terkesan biasa saja dan itu memang hanya sebuah permintaan biasa. Sudah bukan hal aneh di mata mahasiswa yang ada di dalam ruangan gym yang sama saat melihat Jungkook dan Yerin yang lebih seperti pasangan kekasih daripada sepasang sahabat yang sedang menghabiskan waktu dengan membentuk tubuh.

"Wah, kenapa aku tertekan seperti ini? bisa-bisa nilaiku turun jika aku terus-terusan tidak belajar."

Yerin berjalan menuju Jungkook, duduk di sampingnya sambil menyandarkan kepalanya pada lengan atas Jungkook yang basah oleh keringat. Jungkook hanya memakai pakaian tanpa lengan dan telapak tangannya yang terbungkus kain karena Jungkook sebelum berada di sana sudah setengah jam menghabiskan di dalam ring tinju bersama satu teman akrabnya.

The Law Behind The Scales ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang