38. Inilah hukum yang tidak sempurna

44 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Set time - 2 years ago
~

Ada takdir yang menyerupai petaka, ada juga nasib yang menyamar jadi bencana. Semesta tak selalu memberi takdir dengan cara yang sama. Kendati tak semua takdir itu menyulam senyum pada awalnya, tetapi selalu mencipta syukur pada akhirnya. Mungkin banyak orang yang lebih baik tersiksa daripada bahagia diatas luka, tetapi tak sedikit juga yang lebih berminat menari di atas genangan wine di hotel berbintang daripada menangis kelaparan di bawah kolong jembatan bersama orang yang dicintai.

Betapa angkuh dan munafiknya dunia saat dilihat dari kacamata uang, yang semula orang baik-baik, begitu lugu dan tulus, tetapi setelah mengenal nominal uang bisa membeli segalanya, orang itu menjadi si picik yang gila dunia. Sudah pasti bumi akan tetap berputar, menenggelamkan manusia lapar yang menangis karena mengharap iba dari semesta, dan menerbangkan pemuja wine mahal untuk terus mengumbar tawa.

"Aku tidak menyangka kalau semuanya berakhir dengan sesialan ini. Aku sampai mimisan karena semalam tak tidur." ujar Yerin saat sidang selesai, ketiganya menuju kamar Yerin dan memesan beberapa makanan untuk dimakan bersama.

Yerin jelas tidak menemui Jungkook setelah persidangan selesai karena entah bagaimana Jungkook memilih hilang dan tidak siapa pun melihatnya setelahnya. Entah shok atau malah mencoba mencari pelarian, tetapi yang jelas hari itu begitu damai karena putusan sudah jelas siapa yang bersalah dan siapa korban. Terkadang banyak manusia yang memandang korban itu membela diri dan malah dijatuhi hukuman, padahal kejahatan harusnya dilenyapkan, bukan ditutupi sedemikian rupa dengan uang yang juga tak seberapa.

Jimin sekadarnya menanggapi dengan anggukan pengakuan Yerin yang katanya tidak tidur itu. Ia duduk di depan Yerin, mereka bertiga duduk melingkar, seolah sedang ada diskusi negara, padahal mereka sedang merayakan kemenangannya. Sedari awal mereka percaya bahwa kebohongan sekuat apaun, pasti akan runtuh jika dihadapkan dengan kebenaran.

"Kenapa tidak tidur?" tanya Jimin sambil memakan sepotong ayam yang pedas.

Jimin sengaja memesan dua tipe ayam yang memang tersedia di dalam menu, satu kotak yang disekat, separuh ayam goreng original dan yang sebagian lagi adalah ayam goreng yang sudah dilumuri dengan saus pedas khas yang sangat disukai oleh Jimin dan satu lagi penggila ayam lumur saus pedas adalah Yerin. Sedangkan Taehyung tidak terlalu suka pedas, bahkan pernah ada satu momen di mana wajah Taehyung memerah karena memakan kimchi yang viral karena rasanya yang sangat pedas.

Yerin mengambil satu gigitan dari tangan Taehyung yang di sodorkan di depan mulutnya, tangan kanan Yerin masih dalam keadaan di gips untuk meminimalisir pergerakan pasca operasi pengangkatan peluru. Yerin ingin makan dengan tangan kirinya, tapi Taehyung melarangnya dan memilih menyuapinya. Yerin memang dasarnya bisa diam dan bisa cerewet, kali ini Yerin lebih banyak bicara.

"Otakku tidak mau diam. Apalagi lenganku seperti dihantam baja setiap detik. Pereda nyerinya tidak berguna!" geram Yerin.

Yerin merasakan tiap detiknya adalah neraka setelah obat biusnya habis efeknya. Obat pereda nyeri hanya bekerja meredakan nyerinya beberapa persen saja, sisanya ia yang harus bertarung dengan mulutnya agat tidak berteriak saat rasa sakit itu datang dan menyiksanya terus menerus.

The Law Behind The Scales ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang