15. Semakin terasa abu-abu

41 4 0
                                    

Ini bukan kisah romantis dan Jungkook menyadarinya, intrik demi intrik berkembang tanpa ia bisa mengendalikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bukan kisah romantis dan Jungkook menyadarinya, intrik demi intrik berkembang tanpa ia bisa mengendalikannya. Kepalanya tidak sama dengan mereka, bahkan untuk yang paling dekat dengannya saja ia kewalahan, meski ia bisa saja membuat Yerin mabuk dan mengatakan semua kebenarannya. Namun, Jungkook tidak mengambil jalan itu meskipun itu akan mempersingkat waktunya dan membuat segalanya selesai lebih cepat.

"Aku selalu ingin hidup lama, memiliki kekasih, atau menikah. Bahkan memiliki anak jika memang memungkinkan. Namun, aku tahu dunia ini terlalu keras untuk anakku pada akhirnya."

Jungkook menggumam dengan Yerin yang berada di pangkuannya, menonton televisi tak bermutu yang hanya menampilkan berita korupsi dan penangkapan berandal-berandal pelaku pelecehan seksual. Sebenarnya Jungkook benci matanya melihat berita semacam itu, tapi katanya Yerin sedang malas menonton film biru, makanya menyetel chanel berita.

Yerin memang menyimak berita, tapi tak lepas pula telinganya untuk mendengarkan gumaman Jungkook. Dulu saat pertama bertemu Yerin tidak pernah membayangkan akan menjadi teman sedekat ini, dulu ia hanya saling bertukar penderitaan dan selepas itu keluar bersamaan dari kamar mandi dengan arah yang juga berlawanan. Namun, sekali lagi takdir membawa keduanya pada satu jalan semesta yang mana kadang keduanya syukuri dan kadang pula keduanya umpati.

"Ah ya menikah, sungguh aku ingin seperti mama saja, dan suamiku tidak usah bekerja terlalu keras. Oh ya Tuhan, akankah pernikahan bukan hal mustahil untukku?" sahut Yerin membenarkan.

Seperti kembali ke masa lalu, keduanya saling beradu nasib, mana yang terburuk dan mana yang sekiranya mengundang gelagak tawa. Keduanya sama-sama abu-abu, kebahagiaan dan penderitaan tidaklah lebih dari sekadar bumbu semesta, kadang asam, getir dan beberapa kali tercecap manis. Keduanya sama-sama bukan penganut pernikahan adalah prioritas utama di mana teori kalau sudah menikah pasti akan bahagia. Namun, tak jarang runyamnya pikiran membuat hal yang tadinya mustahil menjadi apa yang diinginkan.

Pelarian, banyak manusia yang menjadikan pernikahan adalah pelarian saat hidup terasa begitu berat, meski hanya sebagian kecil saja karena negara ini diprediksi akan punah beberapa puluh tahun ke depan lantaran lebih banyak yang memilih tidak pernah menikah dan tidak pernah punya anak seumur hidupnya.

Menghela napas, selalu setelah bertukar satu kalimat panjang berisi eluhan dan harapan, keduanya akan mengembuskan napas beratnya seolah beban beratnya lepas satu.

"Sekarang, coba hitung sudah berapa hari kita mencoba menguak ini? sebentar, bahkan aku juga tidak tahu apa tujuanku berusaha membedah kasus rumit ini? padahal ada yang berwajib, kepolian dan detektif."

Yerin membenarkan posisi kepalanya di paha Jungkook, mengatakan hal itu bukan tanpa alasan, melainkan ia ingin tahu reaksi Jungkook selanjutnya.

"Hampir satu bulan, aku tidak percaya polisi, detektif, mereka sama saja akan tutup mulut demi uang," ujar Jungkook menanggapi ucapan Yerin.

The Law Behind The Scales ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang