6. Pembukaan

56 5 0
                                    

Kematian selalu terjadi setahun sekali dengan penyebab dan tempat yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kematian selalu terjadi setahun sekali dengan penyebab dan tempat yang sama. Pergelangan tangan yang robek dan semua itu selalu berakhir dengan penyelesaian kasus bunuh diri. Semua itu mutlak sebagai penyelesaian kasus tanpa mengijinkan polisi untuk mengecek ulang tempat kejadian. Banyak alasan yang entah kenapa selalu membuat semua orang patut merasa curiga, yaitu kampus seolah sedang berkonspirasi untuk tidak menghentikan pola tahunan sialan ini.

Yerin mulai merasakan gemetar di kakinya saat ia menerima sebuah kertas dari kejaksaan hukum tertinggi untuk sidang kesaksian. Bukan lagi sebuah simulasi sidang di mana Yerin saja selalu menolak saat ia akan mendapat peran sebagai saksi. Yerin akan selalu memilih menjadi jaksa agar bisa mengajukan hukuman terberat untuk pelaku. Namun, sekarang jangankan ia bisa memilih, sekadar ingin bernapas lega pun rasanya sudah terlalu berat. Paru-parunya seolah menyempit, udaranya menipis dan isi kepalanya seperti keluar dari tempatnya. Kejernihan pikirannya seolah direnggut paksa begitu saja oleh keadaan.

Berada di depan sebuah ruangan dekat dengan perpustakaan, di sana ruangan dengan balok nama tergantung di atas pintu adalah profesor Ok Seokjin. Seorang yang selama ini menjadi tersangka utama di setiap dugaan dan pemikiran dalam kepalanya. Yerin tentu saja bisa menepisnya, tetapi terasa sulit sekali saat semua bukti yang ia dapat selalu mengarah pada satu orang dan itu adalah Ok Seokjin. Dari mulai terbuktinya dana yang mengalir untuk pembangunan aula, sampai pada fakta bahwa Ok Seokjin dan Im Yoongi adalah mantan jaksa yang pernah berseteru.

Yerin kembali tidak menghirau, memilih meninggalkan pijakan lamanya untuk menghampiri perpustakaan tempatnya memiliki janji tentu saja dengan mahasiswa paling cerdas di kelasnya, Han Jungkook. Tadi malam Yerin tidak ke kamar Jungkook lantaran tidak ada tugas atau kepentingan lain, lagipula katanya Jungkook memang sedang tidak terlalu fit untuk bersenang-senang. Jungkook baru saja mengikuti satu olimpiade untuk karya ilmiahnya, maklumkan saja karena mahasiswa yang kelebihan otak memang selalu banyak acara. Tidak seperti Yerin yang luar biasa santainya kecuali saat-saat banyak tugas menghampirinya.

Jungkook memang mengatakan untuk menemuinya di tempat biasa, perpustakaan, sayap kanan paling ujung tempat buku-buku sejarah dan hukum tersusun rapih di sana. Alasannya klasik dan kelewat sederhana, hanya karena Jungkook lebih suka makan di perpustakaan daripada di tempat lain.

Peraturan perpustakaan selama ini adalah dilarang makan di dalam perpustakaan, tetapi Jungkook selalu meyakini kalau peraturan diciptakan memang untuk dilanggar. Lagipula hanya makan, bukan sedang melakukan hal senonoh. Lalu, kalau makan saja tidak boleh, kenapa ia selalu bisa melihat mahasiswa berpacaran di sana? Di sudut yang sama, sepi dan mereka berciuman. Memang, tidak terlihat dari kursi petugas yang agak jauh, tapi ia jadi ingin melakukannya juga. Maksudnya makan, bukan ciuman. Ingat, Jungkook bahkan tidak berminat mencari kekasih.

Yerin menyusuri tiap lorongnya, ada banyak, dalam hati sedikit mengumpat karena Jungkook menyebalkan sekali memilih tempat yang jauh dari pintu utama seperti ini. Walaupun aslinya ia senang, karena ia bisa memakan camilan bola coklatnya bersama milkshake dan tertawa bersama Jungkook. Yerin tidak suka belajar dan Jungkook hafal ketidaksukaan Yerin di luar kepala.

The Law Behind The Scales ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang