13. Tidak selugu yang terlihat

59 5 0
                                    

Jungkook bukan orang yang akan mudah percaya jika itu hanya dari sebuah pesan yang sangat mudah dimanipulasi, nyatanya Jungkook tetap datang ke kelas Yerin, memberitahu bahwa ia menemukan petunjuk dan mungkin itu adalah penyelesaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jungkook bukan orang yang akan mudah percaya jika itu hanya dari sebuah pesan yang sangat mudah dimanipulasi, nyatanya Jungkook tetap datang ke kelas Yerin, memberitahu bahwa ia menemukan petunjuk dan mungkin itu adalah penyelesaian. Jungkook menyerahkan kertas cetak setelah merasa pesannya benar-benar diabaikan oleh Yerin yang sekarang malah sok sibuk mencari nilai A dari semua dosen.

Keduanya tidak memiliki janji temu hari ini, lagi pula Jungkook tidak ada mata kuliah yang harus dihadirinya hingga petang, ia sudah mengumpulkan tugas di hari pertama pemberian soalnya, tidak perlu menunggu lama-lama karena tugas ringan itu bisa selesai dalam hitungan jam. Hari ini Yerin mengumpukan tiga tugas sekaligus karena saat itu ia bolos di kamar mandi untuk meminum soju dalam botol minum air mineralnya. Jungkook paham Yerin itu sialan, tapi entah kenapa selalu terkesan menarik di matanya. Entah karena dirinya yang juga sialan, atau memang ketertarikannya bukan pada gadis baik-baik di perpustakaan yang mulutnya dijamin bersih tanpa umpatan.

"Yerin!" teriak Jungkook saat mendapati Yerin keluar dari kelas, Jungkook sengaja menunggu di depan karena malas bertemu dosen bermuka masam tapi sangat ramah terhadap nilai. Intinya ia sedang tidak mau berurusan dengan dosen karena Jungkook menganggap hari ini adalah hari bebasnya.

Yerin menoleh begitu saja, menghampiri Jungkook sambil berlari kecil. Hendak memeluk, tapi ia ingat Jungkook membuat perjanjian yang ia setujui kemarin malam, tentang kencan di dalam privasi dan tidak boleh ada yang tahu terutama Jimin dan Taehyung.

"Kau tidak masuk lagi hari ini?" tanya Yerin sejenak setelah kakinya berhenti di depan pijakan Jungkook, menanyakan hal lain agar tidak ada yang mencurigainya sedang berusaha mendobrak kasus yang selama ini tidak ada yang peduli. Benar, mereka mungkin saja peduli, tapi mereka memilih tidak mencari masalah dan menempuh pendidikan dengan sedikit mungkin menjadi pusat perhatian karena skandal.

"Hei! nona! Aku bukan dirimu yang mengumpulkan tugas di jam terakhir sampai dihampiri dosen harus berkumpul karena memperoleh tugas tambahan. Kujamin tugas tambahanmu tidak kalah memusingkannya daripada yang kemarin," ejek Jungkook, kalimatnya panjang sekali dan membuat Yerin benar-benar pusing duluan sebelum menilik soal di lembar kasus yang ada di tangannya. Jungkook benar kalau ia terlambat mengumpulkan tugas dan sekarang memperoleh tugas tambahan dan diminta dikumpulkan dua hari setelah hari ini.

"Mulutmu itu! berisik sek-"

"Ikut aku, sebentar," potong Jungkook sebelum ucapan Yerin menemui tanda titiknya, bahkan koma pun belum tapi Jungkook telah kurang ajar memberhentikanya dan malah menyeretnya pelan untuk mengikutinya menuju toilet belakang.

Westafel tempat keduanya dulu saling bertukar permasalahan, yang satu lelah dituntut menjadi sempurna, yang satunya lelah menjadi bulan-bulanan ayahnya katanya nilainya tidak patut dikatakan sebagai nilai. Di sana mereka bertemu untuk kali pertama, atau kali kedua, entahlah. Intinya keduanya saling berjongkok sambil menopang dagu, berharap ada keajaiban datang dan membuat nasib keduanya tertukar saja. Pasalnya Yerin lebih suka menjadi pandai yang dituntut sempurna, daripada menjadi petugas hukum yang buruk karena malas menghafal pasal dan enggan menganalisis kasus hingga nilainya benar-benar sehancur kepingan kaca yang dibanting dengan kekuatan seribu kuda.

The Law Behind The Scales ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang