Part 51

366 21 15
                                    

Yey DARAKA update!

Gimana nih udah siap belom buat baca? Sebelumnya Bil minta maaf ya kalo ternyata update nya lama, sebenarnya sih Bil nunggu vote di part sebelumnya mencapai target, eh ternyata belom, Bil sad nih. Tapi berhubung komen kalian di luar perkiraan Bil, mencapai target kurang dari 1 x 24 jam, jadi Bil usahain bener-bener buat update di tengah-tengah kegiatan Bil yang masih beradaptasi sama dunia perkuliahan nih. Dah ngga usah lama-lama, gasss baca dan ramaikan lagi ya, biar tambah cepet updatenya.

Selamat membaca, yuhuuuuuu

Raka memutuskan untuk pulang ke rumah, membiarkan Dara pergi bersama cowok lain. Sampai di rumah Raka melihat pemandangan yang cukup asing, kedua sahabatnya sedang duduk manis di meja makan. Biasanya mereka memporak-porandakan kamar Raka untuk sekedar menambah pekerjaan Raka.

"Rak sini deh!" Diki memulai keheningan.

Tanpa menjawab Raka menghampiri dan duduk di tengah-tengah mereka dan langsung menyantap makanan yang telah tersaji.

"Gimana?" tanya Kevin.

"Enak,"

"Apanya yang enak?" Diki bertanya.

"Makanan," Raka terlihat sangat lahap menyantap nasi goreng juga telor mata sapi.

"Gini nih, tingkat keberuntungan lo boleh tinggi, tapi tingkat kepekaan lo itu minus infinity Rak," tanggap Diki seraya geleng-geleng sedangkan Kevin hanya tersenyum tipis.

"Hm," Cuma dua huruf tanggapan Raka, bahkan cara pengucapannya saja tidak membuka mulut sedikitpun.

"Gue tanya, gimana Dara?" Kevin memperjelas pertanyaanya.

Sebelum Raka menjawab, dia sempat melirik Kevin sedikit dan melanjutkan menghabiskan makanan yang rasanya pas sekali di mulutnya walau saja belum menyaingi rasa masakan bundanya. Tapi bisa dibilang ini limit lah.

"Udah pergi,"

"Terus lo ngga kejar?" Diki mulai mengintrogasi.

Raka menggeleng.

"SEJARAH BARU GES!" Teriakan Diki membuat Raka dan Kevin seketika menutup kedua telinganya.

"Apaan lagi sih Dik?" tanya Kevin menatap Diki dengan malas.

"Sejarah baru Raka ditinggal pergi! Kasian deh lo Rak, gue aja gak pernah tuh ditinggal pergi sama cewek."

"Gue kira apaan," Kevin melanjutkan makannya.

"Dapet makanan dari mana?" tanya Raka tanpa ditujukan kepada siapa.

"Ambil di kamar lo," jawab Diki yang memang peka.

"Kamar?"

Diki mengangguk membuat Raka sedikit heran. Sejak kapan kamarnya jadi dapur?

"Mungkin Dara kali yang bawa makanan ini," asumsi Kevin yang kenyataannya memang begitu.

"Dara gak bilang,"

"Eh manusia kurpek, lo nya aja kali kagak tanya dia mau apa kesini, iya kan?"

"Hm," Raka menanggapi pertanyaan Diki.

"Kapan-kapan lo harus les privat sama gue Rak, gue bakal ajarin contoh-contoh kalimat tanya, kalimat berita, kalimat perintah, sampai kalimat gombal katok buat naklukin cewek,"

"Percuma Dik, eh btw kurpek apaan?" Kevin bertanya-tanya, sepertinya itu kamus bahasa sejarah terbarunya Diki.

"KURANG PEKA!" Diki memang tidak main-main, dirinya berteriak tepat dihadapan Raka. Raka hanya membalas dengan tatapan tajam, sedangkan Kevin hanya terkekeh.

DARAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang