Jangan lupa vote and comentnya kak
Sepulang dari tempat fitness, Raka segera membersihkan tubuhnya.
"Raka, turun ke bawah! Makan malam udah siap" seru Bunda dari balik pintu Raka.
"Iya Bun" Raka menggunakan kaos lengan pendek berwarna putih polos dan turun ke bawah dengan rambut yang masih basah.
"Kamu tuh jangan keseringan mandi malem-malem, ngga baik" ucap Bunda di meja makan setelah Raka duduk di kursinya.
Raka hanya diam tak menanggapi ucapan Bundanya.
"Gimana hubungan kamu sama Dara?" ucap Ayah setelah selesai makan.
"Hm ya gitu" ucap Raka.
"Gitu gimana?" tanya Bunda.
Raka pun bingung sebenarnya, akhir-akhir ini Raka memang sering memikirkan Dara. Saat bertemu, ingin rasanya menyapa atau sekedar tersenyum namun Raka tak kuasa. Raka tak pernah dekat dengan cewek sebelumnya sehingga rasanya pun canggung jika harus menyapa seorang cewek terlebih dahulu.
"Entah lah Bun" ucap Raka seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kalo ngga nyaman jangan dipaksa" ucap Ayah.
"Bener kata Ayah, kalo kamu nyesel kami bisa kok bicarain baik-baik sama keluarganya Dara." ucap Bunda seraya menatap Raka.
Nyaman? Bahkan Raka belum sempat berbincang-bincang dengan Dara. Setiap kali Raka melihat Dara pasti sedang bersama temannya.
Raka masih bungkam, bingung akan menjawab apa.
"Bunda itu khawatir sama kamu, kamu itu ganteng, pinter, udah bisa kerja, ngga pernah bantah Bunda sama Ayah, tapi kok belum pernah deket sama cewek. Makanya Bunda jodohin kamu sama anak temen Bunda yang kebetulan waktu itu curhat sama Bunda tentang anak ceweknya." jelas Bunda panjang lebar.
"Kami ngga punya perjanjian apapun, ini murni perjodohan yang tidak disangka walau kami udah berteman baik dengan orang tua Dara" tambah Ayah.
"Jadi gimana Rak?" tanya Bunda.
"Gimana apanya Bun?" Raka tak mengerti maksud pertanyaan Bunda.
"Kamu sama Dara? lanjut atau berhenti?" ucap Bunda dengan nada lembutnya.
Raka diam sesaat, lagi-lagi Raka bingung harus menjawab apa.
"Lanjut" jawab Raka penuh hati-hati.
"Yakin?" tanya Ayah.
Raka mengangguk.
"Jangan-jangan kamu terpesona sama kecantikan Dara" ucap Bunda sambil senyum-senyum.
Raka hanya menatap Bundanya, enggan untuk menjawab.
Hampir sama dengan keluarga Raka. Setelah pergi bersama Willy, Dara hanya di rumah. Bimo sempat menelponnya untuk kumpul malam ini, namun Dara menolak katanya ngantuk. Lagian tantangan yang diberikan Dara oleh murid sekolah sebelah itu diundur menjadi malam senin jadi Dara dengan leluasa akan tidur malam ini.
"Tumben di rumah?" tanya Mamah setelah menghabiskan makan malamnya.
"Di rumah dibilang tumben, main dimarahin" ucap Dara.
"Kan biasanya kamu pergi malem pulang pagi kaya kalong" ucap Mamah.
"Kalong itu apa yah Mah?"
"Kelelawar" seru Mamah.
"Oh" ucap Dara.
"Gimana hubungan kamu?" tanya Papah mengganti topik.
"Hubungan apa?" tanya Dara pada Papahnya.
"Kamu sama Raka" ucap Papah.
"Raka? Siapa?" tanya Dara pada Papahnya.
Tinggalkan jejak kak
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAKA
Teen FictionDARAKA dengan judul awal DUA RUPA SATU RASA FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA "Bebas yang terhalang atau disiplin yang terbuang" Mungkin itu cocok untuk mengekpresikan isi dari kisah DARAKA. Dara, gadis cantik dengan tingkah yang berbeda, tak memiliki te...