Hai-hai! Apa kabar kalian?
Lama yah Bil ngga nyapa kalian, kangen ngga?
Ngga usah pake lama deh, langsung aja baca dan ramaikan ya...
Dara melajukan motornya dengan kecepatan tinggi seperti biasanya. Hingga keadaan memaksakan Dara untuk mengerem dadakan di tengah jalan. Sekitar lima orang menghadang jalan. Dara tidak dapat mengenalnya karena mereka semua menutup wajahnya. Dara memasang standar motor dan tanpa rasa takut dirinya menghadap ke depan kelima cowok yang tertutupi wajahnya itu. Hanya saja Dara tau kalau yang menghadangnya ini masih lah anak SMA dikarenakan warna celana mereka yang sama.
Dara berdiri tanpa rasa takut, sebelah tangannya menenteng helm. Dara tak berbicara apapun, dirinya hanya menatap satu persatu dari lima cowok yang siap menerjangnya.
"Lo Dara kan?" tanya salah satu dari kelima orang itu dengan nada seram.
Pertanyaan itu membuat dara terkekeh pelan. Ni orang bukannya sengaja ngadang Dara ya? Terus ngapain nanya?
"Jawab! Lo Dara bukan?" tanyanya lagi lebih menghentak.
"Bukan," jawab Dara.
"Alah gak usah ngelak lo, lo Dara!" bersamaan dengan berakhirnya kata, mereka berlima menyerang Dara secara berbarengan.
Untungnya dengan gesit Dara menghindar hingga mereka berlima malah saling menubruk.
"Banci emang, one by one!" ucap Dara menantang.
Mereka berlima memutari Dara seraya memasang ancang-ancang. Baru saja salah satu dari mereka melangkah, hidungnya harus dioperasi karena terkena helm Dara yang sengaja di lempar. Sepertinya Dara sangat pandai saat materi tolak peluru, sekali lempar langsung kena sasaran. Dengan hidung yang sudah benyok, tetap saja berjalan maju mendekat ke Dara, melayangkan pukulan yang sayangnya terbaca oleh Dara. Pukulan berkali-kali namun taka da satu pun yang menyentuh bagian tubuh Dara barang sedikitpun. Dara lelah sedari tadi hanya menghindar, hingga-Bught. Satu pukulan Dara mendarat tepat sasarannya, jika tadi hidung maka kini mata kiri yang perlu diobati nanti jika tidak berakhir mati.
Satu orang lagi maju melihat burung-burung terbang mengelilingi kepala temannya akibat Dara. Dara tidak memegang apapun kali ini, helmnya sudah menggelinding mencari perlindungan. Orang itu melayangkan pukulan, sayangnya langsung ditangkis oleh Dara dan balik Dara hadiahi sanbonzuki atau tiga pukulan tepat di rahangnya. Pukulan Dara bukan main-main, pasalnya gigi orang itu sampai copot. Tetap teguh ingin melawan Dara, orang itu ingin menendang pinggang Dara dari samping. Dara melirik kesamping saat kaki itu hampir mengenainya dan segera mundur ke belakang seraya menangkap kaki itu dan mengangkatnya. Akibat perbuatan Dara itu, si penendang malah terjatuh karena tidak dapat menahan keseimbangan.
Satu orang menggantikan posisi orang yang meratapi tulang pinggangnya akibat jatuh. Subuah pukulan hampir saja mengenai pipi Dara, untungnya Dara langsung memiringkan wajahnya. Tak ingin membuang waktu, Dara meraih lengan yang hampir berkenalan dengan pipinya dan mengilir tangan itu juga menendang belakang lutut si pemilik lengan sampai orang itu tidak lagi berdiri. Dara memukul punggung orang itu dengan sikutnya sampai bunyi krek di tulang punggung orang itu.
Sepertinya mereka memang banci, dua orang yang tersisa menyerang Dara tanpa giliran. Bodohnya, Dara percaya kalau mereka akan menyerangnya satu persatu seperti pemberian sembako. Namun nyatanya mereka menyerang secara bersamaan hingga Dara harus merelakan tulang pipinya bertemu dengan tangan orang banci. Memanfaatkan kesempatan, orang yang dipukul punggungnya mengunci ergerakan kaki Dara dengan menggunakan gerakan guntingan. Dua orang yang kehilangan gigi dan retak tulang hidungnya meraih lengan Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAKA
Teen FictionDARAKA dengan judul awal DUA RUPA SATU RASA FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA "Bebas yang terhalang atau disiplin yang terbuang" Mungkin itu cocok untuk mengekpresikan isi dari kisah DARAKA. Dara, gadis cantik dengan tingkah yang berbeda, tak memiliki te...