Part 2

2.2K 93 2
                                    

Jangan lupa vote and comentnya kak, biar semangat nulisnya 😘

Keesokan paginya, Mamah memasuki kamar Dara berniat membangunkan anaknya yang kayak kebo kalo tidur. Mamah Diana tidak datang dengan tangan kosong, dirinya telah membawa sapu untuk memukul Dara. Jahat memang, tapi dengan cara itulah Dara akan terbangun.
“DARA BANGUN!” teriak Mamah tepat di telinga Dara.
Bukannya bangun, Dara malah menutup kepalanya dengan bantal.
“BANGUN ATAU MAMAH PUKUL?!”
“…” tidak ada jawaban.
Jangan kira Mamah akan main-main,
Plaaakkk…
Mamah memukul paha Dara dengan sapu yang telah dibawanya. Untungnya satu kali pukulan, Dara sudah bangun seraya mengelus pahanya.
“Mamah jahat banget deh, anak sendiri kok dianiaya,” ucap Dara.
“BIARIN!” seru Mamah.
“Cepet bangun terus mandi! Anak gadis kok jam tujuh baru bangun!” suruh Mamah.
“Lah Mamah sih bangunin Dara, coba aja kalo ngga dibangunin kan Dara bakal bangun jam dua belas. Bagus kan kalo gitu?” ucap Dara dengan percaya diri.
Mamah tak menjawab hanya saja tangannya telah terangkat hendak memukul Dara lagi. Untungnya Dara telah kabur ke kamar mandi.
Karena merasa lapar, Dara turun ke bawah untuk mengisi perutnya. Wajahnya sudah terlihat lebih segar akibat mandi. Di meja makan telah terdapat Papah dan Mamahnya yang sedang menikmati sarapan.
“Pagi Pah” sapa Dara pada Papahnya seraya menarik kursi di depan Mamahnya.
“Cuma Papah yah yang ada di sini?” ucap Mamah menyindir.
“Lah emang cuman ada Papah kan?” tanya Dara.
Papahnya hanya tersenyum. Sudah terbiasa melihat pertengkaran antara istri dan anaknya.
“Ini di depan kamu siapa hah?” ucap Mamah tek terima.
Dara menghadap Mamahnya seraya tersenyum. “Eh ada Mamah, Dara kira ngga ada”
“Kamu itu…”
“Udah-udah, ayo makan” Papah memotong ucapan istrinya. Jika dibiarkan, sampai kapan pun ngga akan kelar.
Akhirnya mereka bertiga menyantap sarapannya masing-masing.
“Mamah sama Papah mau ngomong penting sama kamu” ucap Mamah dengan nada serius setelah mereka bertiga menghabiskan menu sarapannya.
“Tinggal ngomong, apa susahnya” tanggap Dara.
“Dengerin baik-baik!” Mamah menatap suaminya meminta persetujuan.
Papah hanya mengangguk sebagai tanda setuju.
Dara bingung dengan tingkah kedua orang tuanya yang sepertinya menyimpan rahasia yang sangat besar.
“Mamah sama Papah udah capek liat kelakuan kamu yang kaya gini, sering pulang malem, sering dipanggil BK, masa iya sih anak pemilik sekolah kok keluar masuk BK hampir setiap hari?”
Toni memang pemilik sekolah dan Dara pun sekolah di sekolah milik orang tuanya sendiri. Bukannya menjadi panutan bagi siswa-siswi lainnya, Dara malah jadi pembuat onar di SMA Terpadu. Ada saja idenya untuk membuat keributan. Baginya, manfaatkanlah masa muda selagi bisa.
“Iya terus kenapa Mah?” tanya Dara.
“Oleh karena itu, kami mau jodohin kamu sama anak kerabat kami,” jelas Mamah.
“Oh,” tanggap Dara.
Jika gadis lainnya mendengar akan dijodohkan pasti akan terkejut dan menolak. Ini bukan zaman Siti Nur Baya, itulah tanggapan mereka. Tapi seorang Dara mendengar dirinya akan dijodohkan oleh orang tuanya hanya memberi tanggapan dua huruf. Bahkan Mamahnya pun sempat terkejut dengan jawaban anaknya.
“Mamah ngga bercanda loh, tanya aja sama Papah,” ucap Mamah mengingatkan kembali.
“Iyaudah jodohin tinggal jodohin kok,” ucap Dara tanpa penolakan sedikitpun.
Apa Dara benar-benar menerima? Dara memang belum punya pacar. Siapa coba yang mau pacaran sama Dara, baru nggebet aja balasannya rumah sakit. Lah kok gitu? Ya karena bukannya ditolak dengan kata-kata eh malah ditonjok atau ditendang bahkan pernah ada yang dibanting tubuhnya oleh Dara. Sejak kecil Dara memang telah berlatih bela diri. Ngeri bukan? Itu sebabnya Dara tidak mempunyai teman perempuan. Teman Dara semuanya lelaki itu pun hanya beberapa. Jadi, buat apa nolak dijodohin? Palingan cowok yang dijodohin sama Dara bakalan mundur sendiri. Itu baru ekspetasi, lihat saja nanti bagaimana realitanya.
“Ngga bakal nyesel?” giliran Papah yang bertanya.
“Nggak” jawab Dara singkat.
“Oke kalo kamu setuju Mamah bersyukur banget ngga perlu bujuk kamu” ucap Mamah.
“Hmmm” tanggap Dara seraya berdiri hendak meninggalkan meja makan.
“Inget hari ini kamu di rumah aja! Nanti malem mereka bakal dateng” seru Mamah.
Dara tak menghiraukannya.
Hari ini hari minggu, aktivitas Dara hanya tidur sesekali bermain play station yang berada di kamarnya.
Drrrrtttt … Drrrttt …
Ponselnya bergetar, Dara mengambilnya ternyata ada pesan masuk.
“Nanti malem kumpul di tempat biasa, ada mangsa baru”
“Siap” Dara membalas pesan tersebut seraya tersenyum cilik.

🌼🌼🌼

Next???

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, next ngga nih?

DARAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang