Jangan lupa vote and comentnya kak
Hari yang dinantikan keluarga besar Raka juga Dara telah tiba. Rumah Dara sedang didekorasi dengan sedemikian rupa. Acara pertunangan antara Raka dan Dara akan diselenggarakan malam ini. Hari ini, Mamahnya telah melarang Dara untuk berangkat sekolah. Namun Dara menolak.
"Ada yang abis dapet surat dari cewek loh" sindir Bimo seraya melirik Bagas yang sedang memainkan ponselnya.
"Ah yang bener? Siapa tuh?" Dara kepo.
"Itu tuh yang lagi sok sibuk" ucap Bimo masih menatap Bagas.
Dara mengikuti arah pandangan Bimo.
"Ouuh, ceweknya cantik kagak? Sama gue cantik mana?" tanya Dara.
"Cantik siapa yah?" ucap Bimo seakan berfikir.
"Cantik Dara lah" jawab Willy yang baru saja datang bersama Abi membawa makanan yang telah mereka pesan.
"Aah, lo bisa aja Wil" ucap Dara seraya menatap Willy yang sedang tersenyum.
"Udah waktunya makan" ucap Bagas mengalihkan pembicaraan.
"Siap" jawab keempat lainnya.
"Oh iya, nanti malem gue ngga bisa ikut kumpul" ucap Dara di sela-sela makannya.
"Napa? Kehabisan akal buat kabur lo?" tanya Bimo.
"Nggak lah, ada urusan" jawab Dara seraya tersenyum. Dara belum berani menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa Dara bakal tunangan.
"Perlu gue jemput?" tawar Willy.
"Ah, ngga usah" tolak Dara.
"Sok sibuk sekarang nih bocah" ucap Abi yang telah menghabiskan makannya.
Abi itu makhluk teralim di antara mereka berlima. Abi sangat suka kebersihan juga enggan berbicara saat makan. Tukang bersih-bersih markas mereka.
Dara menyengir menunjukkan gigi-giginya yang putih. Melihat tingkah Dara yang lucu, Willy mengacak rambut Dara dengan gemas. Willy lebih dekat dengan Dara di banding ketiga cowok lainnya. Bahkan sempat banyak rumor ada hubungan khusus di antara keduanya. Willy sangat menyayangi Dara begitu pun sebaliknya. Dara merasa nyaman jika bersama Willy, namun rasa sayang dan kenyamanan mereka berdua hanya sebagai kakak adik. Willy hidup sendiri di apartemennya, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan bersama adik perempuan Willy. Hingga saat bertemu dengan Dara, Willy menganggapnya sebagai adik kandungnya. Untuk biaya kehidupan, Willy meneruskan perusahaan orang tuanya.
Sepulang sekolah, Dara melihat rumahnya telah berubah. Banyak bunga-bunga di sudut ruangan. Ada kursi-kursi dengan meja yang disusun serapi mungkin. Dara memasuki kamarnya berniat untuk istirahat. Baru saja menutup mata, pintu kamar telah diketuk dari luar.
"Masuk, ngga dikunci kok" seru Dara yang kembali membuka matanya.
Pintu kamar terbuka. Dara segera menegakkan tubuhnya melihat dua orang waria memasuki kamarnya seraya menenteng satu tas dan satu paper bag yang cukup besar.
"Kalian siapa?" ucap Dara seraya menunjukkan kepalan tangannya di depan kedua waria itu.
"Is serem, ayke orang baik kok" ucap salah satu di antara mereka berdua.
"Mau ngapain?" tanya Dara menunjukkan wajah seremnya.
"You cantik tapi nyeremin, ayke sama temen ayke ini cuma mau jalanin tugas" ucap salah satu lainnya.
"Tugas apaan?" tanya Dara.
"Ya ampun Dara kamu belum siap-siap? Buruan mandi, mereka mau dandanin kamu" ucap Mamah yang tiba-tiba datang.
"Yaelah Mah, baru jam empat" jawab Dara.
"Ngga ada alasan, cepet mandi" ucap Mamahnya.
Dara menarik napasnya, "Hm, oke" Dara memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAKA
Teen FictionDARAKA dengan judul awal DUA RUPA SATU RASA FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA "Bebas yang terhalang atau disiplin yang terbuang" Mungkin itu cocok untuk mengekpresikan isi dari kisah DARAKA. Dara, gadis cantik dengan tingkah yang berbeda, tak memiliki te...